"Ah, ayolah sudah ku katakan kalau ceritanya akan menarik. Haha", Nako memukul meja kafe sambil tertawa.
Yuri hanya tersenyum sambil meminum cappucino nya.
"Jadi.. Hwang Hyunbin itu.."
"Hyunjin. Namanya Hyunjin", mata Yuri membelalak membuat Nako terkejut.
"Ehei. Maaf aku salah. Baiklah. Jadi dia ternyata sudah memiliki..", Nako mendekatkan dirinya pada Yuri, "..pacar?"
Yuri menggeleng dengan cepat, "Tidak tidak. Ceritaku belum selesai"
"Ow! Kau membuatku penasaran", Nako mencubit tangan sahabatnya iti.
Yuri tertawa, "kau saja yang tidak sabaran".
Pintu kafe terbuka. Menampakkan seorang laki-laki berjaket hitam memasuki kafe. Yuri melambaikan tangannya.
"Hei. Disini"
Nako terlihat kebingungan dan ikut melihat ke arah pintu kafe, lalu ia memegang tangan Yuri sambil membulatkan matanya.
"Heh.. kenapa kau memanggilnya?!"
"Kenapa? Kukira kau akan senang", Yuri tertawa.
"Halo nona nona", laki-laki itu duduk di sebelah Nako.
"Kau!! Terlambat 30 menit", Yuri menunjuk laki-laki itu lalu memukul pundaknya.
"Maaf maaf, hari ini jalanan sangat ramai"
"Zhong Chenle! Kenapa kau kemari", Nako menatap laki-laki yang ia panggil Chenle itu dengan tatapan tajam.
"Ow tenanglah jangan marah padaku. Salahkan Yuri. Dia yang menyuruhku kemari"
"Semakin banyak orang, akan semakin seru, kan?", Yuri meminum cappucino nya lagi
Nako menghela nafas panjang
"Oi, Nako-chan. Kau terlihat lucu dengan rambut seperti ini", Chenle memegang rambut Nako yang diikat dua.
"Ish diamlah", Nako menyingkirkan tangan Chenle dari rambutnya.
"Tidakah ini lucu? Kita seperti perkumpulan negara asia", Yuri tertawa. "Korea, Jepang, dan China"
"Ei, Yuri-ssi kau sudah terlalu banyak tertawa hari ini", Nako mengelus tangan Yuri.
Chenle adalah teman sekelas Yuri dan Nako. Mereka menjadi sangat dekat setelah Chenle menolong Nako membayar makanannya di minimarket sekolah.
Pada saat itu Nako lupa membawa dompet, akhirnya Chenle membayar semua tagihannya. Dan saat itu pula Chenle mulai mengikuti kemanapun Nako pergi dan mengenal Yuri.
"Ayo lanjutkan ceritamu, Yuri", Nako kembali mendekatkan kursinya
"Aku pasti ketinggalan jauh, ayo ulangi dari awal", Chenle juga mendekatkan kursinya.
"Oh tidak bisa tuan Zhong! Ini sudah setengah jalan", Nako menendang kaki Chenle yang disambut tawa oleh Chenle.
"Aku suka perempuan galak", Chenle berbisik. Nako mencubit tangan Chenle yang berada di dekatnya.
Yuri menyilangkan tangan di meja kafe, "Kalian lucu saat bertengkar. Kenapa tidak berkencan saja?"
"Ide bagus". "Ide gila"
Chenle dan Nako menjawab bersamaan lalu menatap satu sama lain. Chenle tersenyum sementara Nako membulatkan matanya.
"Ehei sudah sudah. Aku kan hanya bercanda", Yuri tersenyum, "Jadi apakah ceritaku harus dilanjutkan?"
Nako menatap Yuri dan mengangguk sambil tersenyum, "ya ya ya aku sudah sangat penasaran"
"Baiklah.."
"..beberapa hari setelah kejadian itu, aku sering berpapasan dengannya dan saling menyapa. Hingga pada suatu saat, kami jadi terus bertemu bahkan diluar sekolah. Saat dimana aku bergabung dengan klub musiknya.."
Yuri tersenyum malu
"..kami, jadi sangaaaatt dekat"
Tbc.
🍁🍁🍁
Nako Chenle foto bareng di kafe,
Meski berantem tetep aja selfie bareng
uwuu 😆Low quality manips:')
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] To Reach You | 너에게 닿기를 [END]
Fanfictioniz*one series #1 To Reach You Akankah perasaan ku sampai ke hatimu?