Bab 8

23.2K 1.3K 176
                                    

Refan melajukan mobilnya tak tentu arah. Ia melihat ponselnya, sudah jam 1 dini hari. Refan menghembuskan nafasnya, tubuhnya mulai dingin karena AC mobil.

Bagaimana mungkin Refan bisa berfikir ingin menemui Stefanni, wajah Raya selalu ada difikirannya. Refan berhenti di salah satu kedai makan pinggir jalan, Refan menelpon Raya.

Tak ada jawaban. Refan terkekeh, bodoh tentu saja dia sudah tidur kan?

Drrrtttt

Eh...

Refan melihat layar ponselnya. Raya! Refan berdehem sebelum mengangkat telepon dari Raya.
"Hallo," jawab Refan.
"Kamu telpon, kenapa?"
"Raya, kamu belum tidur?"
"Belum, aku lagi main PS sama kak Hendra," ujar Raya.

Refan menarik nafas panjang. Main PS jam berapa ini?

"Ray, ini udah malem, kenapa masih main PS?" Tanya Refan agak jengkel.
"Kita emang biasa kok main PS jam segini, kan Hendi dah tidur, kalau Hendi bangun yang ada dia yang main," jelas raya.

"Aku mau pulang, waktu aku pulang kamu harus tidur, ngerti".
"Ya."
"Aku lagi di kedai makan, kamu mau pesan makanan nggak?" Tanya Refan.
Terdengar bisik-bisik di sana.
"Enggak," jawab Raya.
Refan mematikan sambungan telepon. Kembali memasukkan ponsel itu ke dalam saku.

Refan memesan makanan untuk dirinya sendiri, dan memakannya disana. Setelah selesai makan, Refan langsung beranjak dari sana untuk kembali pulang.

®®®®

Raya masih asik adu PS dengan Hendra. Saat Refan kembali, Refan duduk di sofa dekat mereka, dan dari mereka berdua nggak ada loh, yang nyapa Refan.

"Kan, gue menang kak, gaya-gayaan sih Lo, mau lawan legendaris kaya gue," ucap Raya bangga. Hendra mengusap rambut adiknya. "Legent, tua dong Lo," kata Hendra. Membuat Raya menyikut perutnya. Hendra mengaduh pelan.

"Kak laper nih," ujar Raya. Refan langsung melotot, tadi ditawarin makanan nggak mau.
"Mau makan apa de?" Tanya Hendra perhatian. Raya nampak berfikir. "Mie goreng !" Seru Raya.

Hendra mengangguk dan hendak bangun, namun langsung terjatuh begitu melihat Refan yang sudah menatap mereka sedari tadi dari sofa.

"Kenapa lo kak?" Tanya Raya. Dan mengikuti pandangan Hendra. Hendra, menunjuk Refan, yang duduk di sofa.
"Oh, Lo udah pulang?" Tanya Raya santai. Hendra aja sampai lihat dua kali ke arah adiknya, kok bisa dia santai gitu. Lihat suaminya pulang jam segini?

"Udah dari tadi," ujar Refan sama santainya dengan Raya. Ia lah, buat apa kita kaget, terkejut atau apalah, kalau istrinya sendiri aja nggak kaget sama sekali. Istrinya tuh peduli enggak sih, sama dia? Kok perasaan santai aja gitu, dia ninggalin Raya tengah malem, pulang jam setengah dua dini hari. Lah dianya malah asik main PS.

"Aku mau ngomong sama kamu". Refan masuk kedalam kamar tanpa menoleh kearah Hendra dan raya.
Hendra menyikut lengan adiknya, untuk mengikuti Refan suaminya.
"Apaan sih?" Tanya Raya kesal kearah Hendra.
"Itu, suami manggil juga, samperin Sono!"
Raya cemberut, padahal kan dia mau bikin mie goreng, kenapa malah masuk kedalam kamar sih.

Dengan malas Raya mengikuti Refan yang masuk ke kamar terlebih dahulu. Raya melihat Refan yang tengah melepas jaket Hoodie nya dan di gantung, di belakang pintu.

Raya berjalan kearah ranjang dan merentangkan tubuhnya, mendadak ngantuk dan menguap. Saat Refan mendekat, Raya sudah mulai memejamkan mata.

Refan Dan Istri Tomboy-nya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang