BUTTERFLY
Hai namaku Ahn Yujin aku siswa SMA kelas 11. Aku bukan siswa yang cantik apalagi berprestasi. Aku hanyalah siswa biasa yang sering sekali tidak masuk karena sakit-sakitan. Meskipun aku seperti ini aku masih memiliki banyak teman. Di sekolah aku selalu ceria walaupun di rumah aku tidak seceria di sekolah. Ketika aku dirumah aku akan berubah 360 derajat dengan keadaan saat aku disekolah. Keadaan keluarga ku berubah total semenjak ayah mengidap penyakit kanker. Sejak ayah sakit ayah tidak lagi bekerja, kami hanya mengandalkan kakak perempuanku yang bekerja sebagai pelayan restoran. Aku masih sekolah dan membutuhkan biaya besarKeadaan ekonomi yang membuat keluarga ku berubah, walaupun ayah sedang sakit tapi setiap hari ayah selalu bisa bercanda denganku. Jujur semenjak ayah sakit aku jarang masuk sekolah, aku hanya ingin menemani ayah setiap hari. Aku ingin menikmati hari-hari bersama ayah. Aku tidak perduli guru sekolahku memarahi ku karena aku jarang masuk sekolah, aku rasa tidak ada yang lebih berharga di banding waktu bersama ayah.
Ketika pertama kali aku mendengar bahwa ayah di vonis kanker hidupku serasa hancur. Aku merasa dunia serasa berhenti. Sekolah bukan lagi menjadi tempat yang menyenangkan untukku. Setiap kali aku masuk sekolah aku selalu merasa gelisah, aku selalu muntah-muntah. Aku merasa sekolah seperti neraka untuk ku. Baru sehari masuk sekolah setelah vonis ayah aku langsung merasa demam badan ku panas dingin, aku menggigil, aku muntah padahal aku tidak makan apapun. Setelah kejadian itu aku tidak mauk sekolah selam 3 hari.
Semua teman-temanku bertanya kenapa aku jadi seperti ini. Aku jarang masuk sekolah bukan karena ingin menemani ayah tapi karena tubuhku yang menolak jika aku ke sekolah. Menurutku ini aneh aku tersiksa tapi ini bukan lah sebuah penyakit . Saat aku pergi ke dokter untuk periksa, dokter bilang aku hanya terlalu banyak fikiran sehingga tubuhku mengalami reaksi seperti ini. Ini bukan pertama kalinya tapi sudah beberapa kali.
Dalam satu bulan aku bisa tidak masuk sekolah hampir 2 minggu bisa jadi karena aku sakit ataupun sekedar untuk menemani ayah di rumah dan check-up ke dokter. Semua guru bahkan kepala sekolah tahu tentang kondisi keluarga ku saat ini. Tapi kakak ku pernah di panggil kepala sekolah karena kelakuanku. Perlahan aku mulai bisa masuk sekolah dengan normal. Sejak sakit aku jadi jarang makan, tapi aku memiliki seorang teman yang sangat baik nama nya joo yuri. Hampir setiap hari dia selalu membawa 2 kotak makan untuk ku dan untuknya. Dia adalah orang yang paling mengerti kondisi aku saat ini. Tidak pernah sekalipun yuri mengeluh karena dia selalu membawakan makanan untuk ku
Tidak ada teman lain selain yuri yang tau dan paham betul tentang kondisi keluarga ku. Semua teman-teman ku menganggap kondisi keluarga ku baik-baik saja. Karena aku selalu menjadi happy virus di sekolah aku selalu bisa membuat teman-teman ku tertawa. Yujin di sekolah tidak lah sama seperti yujin di rumah.
Hari ini aku rasanya malas sekali ke sekolah, bukan karena aku takut sakit tetapi perasaan ku tidak enak dan terus-terusan cemas. Sebelum berangkat ke sekolah seperti biasa aku pamit dengan ayah dan ibu. Kanker ayah semakin parah malah kankernya sudah menyebar ke mata sehingga menyebabkan ayah buta. Meskipun ayah tidak bisa lagi melihat wajahku, ayah selalu memberikan energy positif terhadapku
"yujin hati-hati ya, ingat kau harus rajin belajarnya agar kau bisa melanjutkan kuliah dengan beasiswa" ucap ayah sambil mengelus kepalaku, setiap kali ayah berbicara rasanya seperti hatiku tersyat, aku yang selama ini selalu cuek dengan sekolah merasa menjadi anak yang paling bodoh. Padahal dengan aku menjadi anak pintar itu sudah cukup membanggakan ayah
"iya ayah aku berangkat ya ayah, ibu" aku mencium kedua orang tua ku, sunguh aku sangat sayang pada mereka