♧ Hour 23 ♧

5.8K 724 35
                                    

Sudah dua minggu dan tiga hari. Taehyung sudah berusaha menghubungiku tapi aku mengabaikannya sebisa mungkin. Semuanya semakin sulit saat ia mulai muncul secara langsung dan tidak lagi lewat pesan atau email.

Mulanya dia tidak sadar kenapa aku begitu mengabaikannya. Bukan rencanaku untuk menghindarinya, tapi ini rencana Ibunya.

Hari itu setelah Taehyung mengantarku pulang, aku langsung menghambur dalam pelukan teman sekamarku sebelum air mataku membasahi bajunya. (T/N: ._. ) Aku mengharapkan kencan yang sempurna, tapi yang ada aku justru hancur berkeping-keping sampai aku tidak bisa memerbaikinya tak peduli betapa keras aku mencoba.

Kenapa ibunya memintanya untuk meninggalkanku? Dia bahkan tidak mengenalku! Dari apa yang kudengar dari Taehyung dan teman-temannya, Ibunya adalah orang paling baik yang pernah ada! Dia selalu menerima dan menyutujui apapun yang anak itu minta. Tapi kenapa -kenapa aku tidak?

Saat aku memasuki rumahnya, aku tidak berharap lebih selain beberapa kata manis darinya. Hanya beberapa kata dan satu atau dua senyuman tidak akan menyakitkan! Iya, 'kan?

Tapi apa yang terjadi satu jam setelah aku meninggalkan rumahnya membuat keadaan lebih baik. Aku menerima panggilan dari Ibunya. Beliau ingin bertemu denganku di kantornya.

---

Awalnya, aku tidak mau pergi. Lagian kenapa aku harus ke sana? Untuk dihina? Untuk ditertawakan? Atau beliau mau menyuruhku menjauhi anaknya dan meninggalkan Taehyung? Tidak!

Tapi teman kamarku memaksaku pergi. Ia menyakinkanku dan mengambil langkah lebih dengan mengantarku ke kantor Ibu Taehyung.

Kuremas ujung bajuku saat aku mendengarnya mengatakan, "masuklah," dan aku memasuki ruangannya. Ruangan itu sangat bersih, meja dan kursi dari kayu, dinding di belakangnya berwarna oranye sementara tiga sisi lainnya berwarna krem.

"Halo." Aku menyapanya, melakukan bow untuk menunjukan rasa hormatku.

Beliau tersenyum, menunjuk kursi, memintaku duduk setelah menyapaku balik.

"Tante minta maaf untuk apa yang terjadi kemarin." Beliau meminta maaf, sorot matanya melembut.

Aku jadi sangat bingung. Kenapa beliau menyesal jika pada awalnya dia bahkan tidak menyukaiku? Bukannya menjawab, aku hanya diam menunggu beliau kembali melanjutkan.

"Apa kau ingin minum sesuatu? Kopi? Teh?"

"Tidak, terima kasih." Aku berusaha untuk terus menjawab sepadat dan sesingkat mungkin.

Beliau menekan tombol di telepon yang terletak di sebelahnya dan menyuruh asistennya membawa, "jus lemon untuk dua orang."

"Kau pasti bertanya-tanya kenapa tante minta bertemu denganmu setelah bersikap buruk dan memberikan sambutan yang buruk di rumah tante?" Sebelah alisnya terangkat.

Beliau sangat mirip dengan anaknya .... Oh, abaikan hal itu. Anaknya sangat mirip dengannya, rasanya hampir seperti aku sedang bicara dengan Tae. Tapi yang bisa kulakukan hanya mengangguk mendengar kata-katanya, untuk menunjukkan kalau aku mendengarnya bicara.

"Ini agak rumit tapi-" Beliau berdeham, "Kita berdua tahu kalau Taehyung itu playboy," dan mengendik.

Aku mengernyit, apa maksudnya?

"Sebelum ini dia sudah membawa beberapa gadis ke rumah, dan sebanyak tante menyayanginya, tante benci ketika dia melakukan itu."

Aku menelan gumpalan di tenggorokanku. Apa sekarang aku cuma gadis lain yang dia bawa ke rumah?

24 Hours ➳ KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang