alasan10

47 10 0
                                    

mereka pun telah sampai disebuah kafe yg bergaya klasik, rio membiarkan afif untuk mencari tempat kosong, sedangkan dirinya yg akan memesan makanan.

karna keadaan kafe yg ramai, afif sampai kewalahan mencari meja yg akan dia dan rio tempati, saat mata afif menemukan tempat duduk yg kosong, afif segera bergegas untuk menempatinya

namun saat afif sudah hampir tiba, duduk lah seorang wanita cantik,
"padahal sedikit lagi" gumam afif kesal, wanita itu menoleh sekilas kearah afif sambil menyunggingkan senyum nya, tak lama rio datang dengan nampan yg berisi makanan,

"udah dapet belum fif" tanya rio
baru saja afif ingin menjawab rio, tapi sudah dipotong saja
"oh, kalian lagi nyari tempat duduk, yaudah disini aja, bareng aku, mejanya udah pada penuh, kebetulan aku juga lagi nungguin seseorang" tawar wanita itu kebetulan 1 mejanya terisi 4 kursi lalu wanita itu hanya tersenyum senang

"nunggui, pacarnya ya dek?" timpal rio, sambil duduk di meja wanita itu, dan disusul oleh afif, wajar saja rio menyebutnya dngan panggilan adek, orang wanita itu kelihatan lebih muda dari rio dan juga afif

bukannya menjawab wanita itu malah tersenyum, seperti orang yg sedang dimabuk cinta
"oh iah, kenalin aku rio, dan ini temen aku, afif" ucap rio sambil mengulurkan tangannya
"aku fiona" balas fiona sambil menjabat tangan rio,

bukannya ikut nimbrung afif malah asik dengan pikirannya sendiri,
saat rio sedang asyik mengobrol dengan fiona, tiba tiba datang seseorang
"hi sayang" sapa fiona, kepada seseorang yg ada dibelakang rio dan juga afif,,

afif dan rio merasa penasaran siapa cowok yg dipanggil sayang itu, saat afif menoleh,,,
deg!
bagai di sengat sekumpulan tawon, hati afif hancur bagai kan gelas yg jatuh dari atas meja, jadi, pacar yg dinanti nanti oleh wanita itu aktri, sungguh afif merasa kecewa

"aa...aktri" ucap afif tidak percaya, afif langsung bergegas pergi, lari sejauh mungkin, dan dikejar oleh rio,
afif merasa terhianati, bukannya aktri bilang jika dia mencintainya, terus selama ini semuanya hanya permainan semata?

afif menangis sejadi- jadinya, meskipun dia sadar jika dirinya dan aktri belum memiliki ikatan yg pasti, tapi tetap saja, hari hari yg afif lalui pasti tentang aktri, dan afif mulai ingin membukaan hatinya untuk aktri, namun ternyata semuanya lenyap begitu saja.. semua hanya permainan,

afif terkulai lemas diatas rumput, menundukan kepalanya, membiarkan air matanya mengalir
"ternyata lo cuma mainin gue" lirih afif disela tangisan nya,,,

grepp

tak lama, afif merasakan tubuhnya menghangat, seperti ada selimut bernyawa yg sedang mendekapnya
"fif.... maaf, ini gk seperti yg lo lihat" ucap seseorang

"lepas" bentak afif begitu sadar akan pemilik suara tadi, namun aktri malah mengeratkan pelukannya,
afif terus memberonta

"fif dengerin aku, mamah aku nyuruh aku pergi ke chicago, dan nerusin sekolah disana, aku gk bisa fif, aku gk mau jauh dari kamu, dan fiona, dia cuma anak rekan bisnis mamah, mamah mau jodohin aku sama dia, dan rencananya hari ini, aku mau nolak dia, percaya sama aku, aku gk ada hubungan apa apa sama dia, aku cuma sayang sama kamu, just you afif" jelas aktri, yg mengeluarkan semua unek unek di hati nya,

"lo fikir gue peduli, lo fikir gue nangis karna lo, tangisan ini buat lo? bukan!" bentak afif
bohong?
jelas, afif bohong dengan ucapannya, tentu saja tangisannya itu untuk aktri
"Terus kenapa kamu nangis,  dan pergi gitu aja" tanya aktri yg berhasil membuat afif bungkam

"itu karna- karna gue kasian sama fiona, dia suka sama lo, dan gue yakin elo cuma mainin dia" kata afif beralasan,  sungguh alasan yg tidak masuk logika.

"fif lo gk punya perasaan apapun ke gue, se persen pun gk ada?" tanya aktri, yg menatap nanar kearah afif
"gk" jawab afif singkat, entah kenapa afif merasa dadanya sakit dengan jawaban singkat yg ia berikan sendiri
"oke, kalo gitu, gue bakal ambil tawaran nyokap gue buat pergi ke chicago. gue minta maaf atas semuanya."
aktri pergi dari hadapan afif, tentu saja afif merasa kan sakit yg luar biasa, kali ini aktri benar benar pergi, lutut afif seketika lemah, dia ambruk diatas rumput menangis sesegukan,

"gue cinta sama lo, gue sayang sama lo" lirih afif
:
:
:

Author pov

2 hari kemudian

hari ini tepat hari ulang tahun afif, dan dihari ini juga galib akan pergi ke Jerman,

"Wake up my boy" ucap galib membangunkan afif yg sedang tidur
"hmmm" gumam afif tapi masih enggan untuk membuka matanya
"hey.... happy birthday" bisik galib tepat ditelinga afif,

"fif, bangun papah mau berangkat nih,"

afif pun bangun dan langsung memeluk galib
"happy birthday, maafin papa, papa gk bisa ngerayain ultah kamu yg sekarang" ucap galib meminta maaf, karna tidak bisa merayakan ultah anak satu satunya itu

"no prob" balas afif yg masih ada dipelukan papanya

"i have something for you" ucap galib sambil menyerahkan sebuah kotak,

afif langsung membukanya dan isinya adalah sebuah jam tangan Rolex,

"makasih pah, afif sayang papah" ucap afif,

"Anterin papah ke bandara donk" pinta galib

"Yaudah kalo gitu afif siap² dulu"

***
    ***

Setelah pulang dari bandara,  afif tidak langsung pulang kerumahnya, tapi datang ke rumah rio
Afif melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, setelah sampai dirumah rio, afif disambut oleh papahnya rio

"Hai afif, lama gk ketemu" sapa papahnya rio

"ehehe iah om, rio nya ada? " tanya afif

"Ada dikamarnya"

**
  **

"Yaelah jam segini masih ngebo, mentang mentang libur" ucap afif yg tidak akan pernah terdengar sama sekali oleh rio

"Woy hang out yuk" teriak afif sambil menampar bokong rio

"Males ah, " gumam rio dengan suara khas bangun tidurnya, sambil mengelus bokongnya yg ditampar oleh afif

"Lagian gw masih marah sama lo, lo ninggalin gw gitu aja malem itu dan malah maen india india-an sama si aktri" ambek rio menyindir afif

"stop nyebut nama dia, gw gk suka" bentak afif, entah mengapa mendengar namanya saja afif merasa sakit hati

"Munafik lo" balas rio dengan nada yg sedikit sadis, dan sukses membuat afif bungkam

Rio bener, dirinya terlalu munafik, mulutnya bilang dia benci aktri padahal hatinya, tereak² manggil aktri

"yaudah, lo buruan mandi sana kita mantai" titah afif

Tanpa diperintah duakali rio pun bergegas menuju kamar mandi,  meninggalkan afif yg sedang perang batin dengan hati dan fikirannya, afif sibuk bertanya pada dirinya sendiri
apakah afif terlalu kejam pada aktri, apakah setelah malam itu aktri bakal nyerah merjuangin afif, apakah aktri bakal benci afif

Pertanyaan itu menghantui afif, tiba tiba setetes air bening meluncur dari sudut mata afif, afif menangis dia menyesali perbuatannya,

Jika saja afif diberi kesempatan untuk berharap, afif ingin aktri menemuinya dan bertanya sekali lagi tentang perasaan afif,  maka afif akan langsung bilang jika dia juga mencintai aktri, afif juga akan minta maaf, namun afif merasa jika itu tidak akan terjadi,  afif yakin aktri pasti sudah sangat kecewa

"Maaf" lirih afif, kemudian menghapus air mata yg sudah men jejak di pipinya


























**
**

Aduh udah lama aku gk up, aku kehabisan ide,
Dan untung lagi goodmood jdi bisa lanjutin

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang