With You

2.7K 274 23
                                    

Aku tersenyum cerah dengan kejutan yang diberikan kekasihku ini. Baru saja aku membuka pintu kamar, ternyata Hinata sudah menyambutku dengan kue dan lilin-lilin kecil yang menyala.

"Selamat ulang tahun, Naruto-kun!! Ayo tiup lilinnya"

Dengan menyatukan kedua tangan dan memejamkan mata, aku mengagungkan nama Tuhan dan membuat permohonan. Setelahnya aku meniup semua lilin yang ada sesuai dengan perintah Hinata.

Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan perayaan ulangtahun seperti ini. Meniup lilin yang menyala diatas kue, diusiaku yang sudah menginjak 25 tahun hari ini, itu terasa sangat kekanakkan. Tapi, kalau sudah wanitaku yang memintanya, aku akan selalu menerimanya. Karena aku sangat mencintainya.

"Terimakasih, Hime"

Hinata meletakkan kue yang tadi ia bawa dimeja dan menyerahkan satu kotak kecil kado yang terbungkus rapi.

"Ini untukku?"

Hinata mengangguk pelan "Tapi bukan dariku" jawabnya kemudian.

"Eh? Lalu ini dari siapa?"

"Karen-san yang memberikannya padaku, dia bilang itu titipan dari Kushina-kaachan"

Aku tersenyum lagi mendengarnya, Ibuku itu walaupun sedang berada jauh dariku tapi tetap saja mengingat semua tentangku.

Satu buah jam tangan berwarna hitam yang terlihat mewah membuatku tak berhenti melepaskan senyum. Ibu sangat tahu kalau aku mengoleksi banyak jam tangan.

"Aku akan menelepon Kaachan nanti" segera saja aku letakan kotak jam tangan itu kedalam tas kerjaku, aku takut lupa kalau tidak segera disimpan.

"Kenapa Karen-nee menitipkan padamu? Dimana dia sekarang?" Karen adalah asisten Ibuku, ia yang akan mengatur jadwal Ibuku selama di Tokyo, tapi karena dua hari lalu Ayah dan Ibu memutuskan untuk berlibur, jadi Karen-nee sedang bebas tugas.

"Dia sudah pulang, katanya lama sekali menunggumu keluar kamar, dan dia bosan" tangan Hinata terjulur membenahi letak dasiku.

Aku dan Hinata sebenarnya dijodohkan, karena orangtua kami bersahabat. Aku yang memang sedang sendiri saat Ayah dan Ibu mengatakan telah menjodohkanku tidak kuasa menolak. Aku ingat sekali dipertemuan pertama kami waktu itu, wanita itu tampak malu-malu. Usianya lima tahun lebih muda dariku, tapi ia sangat dewasa. Aku yang mulanya biasa saja menerima perjodohan ini, jadi begitu sangat mencintainya.

"Lalu, hadiahmu untukku apa?"

"Aku sudah memberimu kue ulangtahun" ia tersenyum dan berbalik meninggalkanku menuruni tangga. Aku mengikuti langkahnya, dan saat kami berhasil mencapai tangga yang terakhir aku memeluknya dari belakang. Aku menumpukkan daguku dibahunya.

"Naruto-kun, lepas. Malu dilihat para maid mu". Dan aku tidak peduli sama sekali, aku malah semakin mengeratkan pelukanku.

Kira-kira hampir dua minggu aku tidak bertemu dengan wanitaku ini. Aku sibuk dengan urusan kantor dan dia dengan toko rotinya, membuat kami jarang bertemu. Kami hanya melepas rindu lewat pesan, telepon atau video call. Dan aku sangat merindukannya sekarang. Wanitaku ini terlihat semakin cantik saja.

"Hime, kau cantik sekali. Aku rindu" ku kecup bahunya, lalu berjalan naik ke leher, pipi dan pelipisnya. Sama sekali aku tidak peduli dengan maid yang mondar-mandir melihat kemesraan kami ini.

"Kau tidak ingin memberiku hadiah selain kue buatanmu? Seperti bercinta sepanjang malam misalnya.. Aww" aku meringis saat Hinata mencubit tanganku.

"Kau mesum"

"Sudah dua minggu Hinata, aku menginginkannya sekarang" aku melepaskan pelukanku dan membawa tubuh Hinata menghadap wajahku. Bibirnya yang tipis dan sedikit terbuka sangat menggoda untuk dilumat. Dan tentu saja aku tidak membuang waktu, karena detik berikutnya kami sudah saling memagut dan memainkan lidah.

"Jadi, di apartemenku malam ini sayang?" mungkin hampir dua menit mulut kami saling merasakan, dan aku mengajukan pertanyaan yang sangat aku butuhkan jawabannya. Dua minggu menahan hasrat, dan kembali bertemu semakin menambah gairahku.

"Tidak mau"

"Hinata, please" tanpa malu aku memohon padanya. Semenjak memulai bercinta untuk pertama kalinya lima bulan yang lalu, aku seperti ketagihan. Dan dua minggu menahan itu rasanya sangat tidak enak.

"Tidak. Sebelum kau mengatakan hari spesial apa ini?"

"Ini hari ulangtahunku tentu saja"

Hinata memberengut kesal "sudah kuduga kau pasti tidak ingat" ku kecup berkali-kali bibirnya yang mengerucut lucu, dan ia hanya menerimanya saja tanpa membalas kecupanku seperti biasanya. Oke, wanitaku sedang merajuk.

"Happy 1st Anniversary, sayang" ku bisikan kalimat yang tadi ia maksud. Aku tidak mungkin lupa seperti dugaannya, aku hanya ingin mengerjainya saja tadi.

Satu minggu setelah acara perkenalan kami, tepat dihari ulangtahunku aku meminta Hinata untuk menjalin kasih sebelum kami menikah, dan ia menyetujuinya.

"Ishh, kau pura-pura lupa ya. Jahat!!" ia memukul dadaku pelan dan tersenyum "Happy 1st Anniversay too, Naruto-kun. I Love You"

"I Love you more" Hinata menciumku setelah kalimat itu aku ucapkan. Dan lagi kami berciuman lama dan dalam, dan ya membuat lipsticknya berantakan adalah hobiku.

"Aku bisa dapat jatahku malam ini?" aku menyeringai padanya, mencoba kembali peruntunganku.

"Oke, tapi sebelumnya aku mau makan malam denganmu dulu di Peny's Restaurant. Traktir aku sepuasnya"

"Hanya itu?" Hinata mengangguk antusias dan karena gemas ku cubit hidung kecilnya itu.

"Apapun untuk Himeku" aku melepaskan pelukan kami dan menarik tangannya untuk segera pergi dari sini. Aku harus berangkat ke kantor agar semua pekerjaanku selesai tepat waktu hari ini.

Hinata tersenyum padaku dan melambaikan tangan mengantarkan aku bekerja sebelum ia juga menaiki mobilnya dan pergi dari mansion Uzumaki.

Dan kelakuannya tadi membuat hatiku menghangat. Saat Ayah dan Ibu pulang nanti aku harus segera meminta mereka melamar Hinata untukku. Karena bersama Hinata satu tahun ini membuatku tidak bisa kehilangannya. Marga Hyuga yang selama ini ia pakai harus segera berganti menjadi Uzumaki.

Hinata Uzumaki.

Itu lebih pas dan enak untuk diucapkan kan?!.

***

Akhirnya nulis ini :D
Terimakasih yang udah support aku buat ikutan event ini.
Dan maaf kalau hanya bisa jadi yang seperti ini hehehe

Semoga menikmati ya, minna!!!

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang