"Jae, kamu kapan mau nikah, Nak?"
Pertanyaan paling menakutkan bagi Warga Negara Indonesia yang sudah lulus kuliah, bekerja dan berusia sekitar 25 tahun akhirnya keluar juga dari mulut ibundanya. Sungjae mengumpat dalam hati. Kenapa harus sekarang? Pertanyaan itu membuat dendeng balado kesukaannya terasa hambar di mulut, padahal ia baru saja menempuh perjalanan ratusan kilometer untuk makanan ini.
"Jae? Kamu dengar kan? Atau pura-pura gak dengar?" mamanya bersuara lagi ketika Sungjae tidak menjawab pertanyaannya.
"Harus banget dibahas sekarang ya, Ma?" Sungjae tak bisa menyembunyikan kekesalannya padahal baru kali ini ia mendapat pertanyaan itu. Mendadak Sungjae paham kenapa Bang Eunkwang, senior yang sering punya jadwal onshore bersamanya uring-uringan setiap pulang kampung. Lelaki itu 5 tahun lebih tua dari Sungjae, pasti orang tuanya jauh lebih getol membahas ini.
"Kalau gak sekarang kapan lagi? Setiap Mama tanya ditelpon pasti langsung ganti topik," ganti mamanya yang merengut. "Seongwu saja sudah akan menikah, kamu kapan?"
Tepat seperti dugaannya. Topik ini muncul karena Seongwu, sepupu yang paling dekat dengannya, anak dari adik mamanya akan menikah lusa. Itu juga yang menjadi alasan Sungjae pulang sekarang, biasanya ia hanya pulang saat lebaran saja.
Sungjae dan Seongwu seumuran, cuma berbeda beberapa bulan. Mereka tumbuh bersama, walaupun tinggal di kota yang berbeda, hubungan mereka cukup akrab. Semakin dekat saat mereka tinggal bersama saat menuntut ilmu di kampus gajah duduk. Sungjae di FTTM, Seongwu di FTSP. Sekarang Seongwu akan menikah, wajar bila orang tuanya mulai mempertanyakan hal ini. Apalagi Sungjae tidak pernah mengenalkan perempuan sebagai pacarnya.
Mamanya mendadak menghentikan suapan. Tubuhnya dicondongkan sedikit ke arah Sungjae. "Kamu suka cewek kan?"
Sungjae terbatuk. Daging yang baru ditelannya macet di kerongkongan.
"... Alhamdulillah, anak Mama gak belok"
"MA!" raung Sungjae disela-sela batuknya. Tidak percaya ia bahwa wanita yang melahirkannya ini berprasangka buruk.
"Ya abisnya kamu gak pernah ngenalin cewek ke mama, kemana-mana kalau gak sama Seongwu ya sama Sooyoung. Kan wajar mama curiga..." ibunya beralasan sambil menyebutkan nama seorang teman perempuan Sungjae yang dikenalnya dan memang satu-satunya. "Kamu ganteng, kerjaan bagus, udah punya rumah, kurang apa sih? Masa sih gak ada cewek yang suka?"
Sungjae menggeleng, masih setengah tak percaya akan jalan pikiran ibunya. "Aku emang belum mikir kesana aja, Ma.."
"Tapi kamu pernah punya pacar?"
Sungjae menggeleng. Punya seorang kakak perempuan membuatnya tidak punya fantasi apa-apa akan wanita. Ditambah lagi ada Sooyoung yang sudah dikenalnya sejak kecil, Sungjae merasa tidak ada lagi hal menakjubkan tentang wanita karena ia sudah mengenal dua diantaranya dengan sangat baik.
"Tapi suka cewek kan?"
Sungjae mengangguk. Ia tau wanita cantik kok..... Dari manga yang dibacanya.
"Ma, udah dong. Aku jauh-jauh pulang mau makan dendeng, bukan ditanyain beginian" protes Sungjae akhirnya.
Akhirnya ibunya mengalah pada sang putra bungsu. Mereka kembali menikmati makan malam dengan nikmat. Sungjae mengangguk saat ibunya menawarkan nasi lagi, ia jarang sekali bisa makan masakan rumah, harus dinikmati sepuasnya. Peduli setan dengan jadwal MCU yang sudah di depan mata.
"Eh, kalau kamu sama Sooyoung aja gimana, Jae?"
WHAT??
"Sooyoung as in Sooyoung Wishnuputri? Anaknya Om Siwon?" tanya Sungjae kaget. Kenapa sahabatnya dibawa-bawa sekarang?
YOU ARE READING
SungJoy in AU
FanfictionKisah Park Sooyoung dan Yook Sungjae dalam dimensi yang berbeda. bukan idol, bisa jadi juga bukan pasangan :ini proyek coba-coba, semoga jadinya cukup bagus: ratingnya gue bikin M dulu, tapi jangan terlalu berharap hehehe