My Angel 3

266 52 29
                                    

Maaf atas keterlambatannya. Dan terimakasih sudah selalu menunggu dengan sabar update dari cerita-cerita Helen. Selamat membaca minna😄

Netra amethyst Hinata menatap bunga sakura yang bermekaran di taman. Senyumnya mengembang saat menatap pemandangan indah dihadapannya. Masa saat ia masih bersama pria yang begitu ia cintai berputar bak kaset rusak. Senyum tipis sang pria dan genggaman tangannya yang hangat masih terasa.

Hinata berjalan perlahan. Menikmati hembusan angin yang membawa wangi sakura. Dalam setiap langkahnya memori yang lama ia lupakan terus menari.

Langkahnya terhenti kala pergelangan tangannya dicekal oleh seseorang. Hinata yang terkejut sontak berhenti. "Hinata?" panggil orang yang mencekal tangannya. Suara khas yang Hinata hafal. Nada ceria yang tak pernah absen dari suaranya. "Naruto-kun" lirih Hinata menyadari keberadaannya yang terekspos.

"Kau darimana saja Hinata-chan?" Tanya Naruto yang kini berhadap-hadapan dengan Hinata. Netra amethyst nya menatap netra shapire Naruto. "Kumohon rahasiakan keberadaanku Naruto-kun" Pinta Hinata pada Naruto yang masih terpaku pada kehadiran Hinata.

"Kenapa kau pergi Hinata? Sasuke mencarimu." Tanya Naruto dengan nada meminta penjelasan. Hinata terdiam. Hanya mendengar nama Sasuke disebut dan hatinya masih berdenyut ngilu. "Jangan beritau Sasuke-kun. Kumohon Naruto-kun" pinta Hinata sekali lagi. Seakan meminta belas kasih Naruto.

Naruto hanya dapat terdiam mendengar pinta Hinata. Kembali Naruto melayangkan tatapan tak mengerti. Hinata yang merasa harus segera pergi secepat mungkin segera pamit pada Naruto. Saat Hinata akan beranjak dari hadapannya Naruto segera mencekal tangannya sekali lagi.

"Dia hampir gila mencarimu Hinata." Ucap Naruto yang kemudian melepaskan genggamannya sehingga Hinata berlalu pergi. Di tatapnya punggung mungil Hinata yang berjalan menjauh. Ada sedikit sesal dalam hatinya kala melepas Hinata.

----- My Angel -----

Haruka memekik senang kala melihat Hinata membawakan boneka beruang besar berwarna ungu. Tubuh mungil Haruka tampak menghilang karena ukuran boneka yang lebih besar dari tubuhnya. Sementara Hikaru nampak menatap paper bag berwarna biru yang Hinata serahkan dengan mata berbinar.

"Arigatou kaa-san" Ucap Hikaru dan Haruka serempak kemudian segera berlari memeluk kaki Hinata. Hinata yang melihat tingkah manis sang buah hati kemudian membelai rambut Hikaru dan Haruka.

"Hinata." Panggil suara baritone yang tampak berwibawa. Suara itu adalah suara Hiashi yang menyambut Hinata. " kau darimana?" tanya sang prodigy Hyuuga sambil memeluk sang putri. "maaf tou-sama. Tadi aku berbicara dengan Sai-kun." Jawab Hinata yang tampak membuat sang prodigy Hyuuga geram.

"Uchiha." Ucap Hiashi dengan nada yang sarat akan amarah. "Sai-kun adalah orang yang menolong Hikaru-kun di bandara Tou-sama." Jelas Hinata sebelum Hiashi merasa semakin marah. Hiashi yang mendengar penjelasan Hinata hanya dapat menghela nafas.

"Kenapa kau selalu membela para Uchiha itu Hinata. Mereka adalah orang yang sudah membuatmu menderita." Ucap Hiashi yang dibalas dengan senyuman oleh Hinata. "Bagaimana pun keluarga Uchiha masih berbagi darah yang sama dengan anak-anakku Tou-sama" ucap Hinata dengan pandangan menerawang.

"Terserah kau saja" ujar Hiashi mengalah. Ia tau bahwa jauh dilubuk hati Hinata, putrinya masih mencintai bungsu Uchiha itu. Andai dulu Hiashi tak mengijinkan Hinata dengan Sasuke. Mungkin saat ini putrinya masih terus tersenyum tanpa beban.

----- My Angel -----

Hinata melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruang direktur utama Hyuuga Corp. Jabatan direktur utama Hyuuga Corp yang semula dipegang oleh Neji untuk sementara akan beralih pada Hinata karena Neji yang diminta membuka cabang baru di New York.

"Hinata-sama, saya Hatake Kakashi. Sekertaris baru anda." Ucap pria bermasker yang menanti Hinata di meja sekertaris. "mohon bantuannya Kakashi-san." Ucap Hinata diiringi senyum lembut. "Ha'i Hinata-sama" balas Kakashi sembari membungkuk hormat pada sang putri Hyuuga.

----- My Angel -----

Ketukan teratur yang berasal dari jemari lentik Hinata berhenti kala netranya menangkap keberadaan sebuah amplop berwarna merah. Amplop dengan tulisan "Sabaku corp" yang membuat Hinata menahan nafas. Hinata terkesiap kala dering ponselnya bergema di seluruh ruang Direktur yang sepi.

"Moshi-moshi"

"aku tau kau berada di Jepang, Hinata" ucap sebuah suara yang Hinata ingat dengan jelas siapa pemiliknya. Tubuh Hinata seketika bergetar saat ingatannya berkelana pada kejadian 6 tahun yang lalu.

"berhenti mengangguku. Ku mohon." Lirih Hinata yang disambut gelak tawa oleh sang penelpon di ujung sana. Mata Hinata terpejam saat ia mendengar tawa yang sudah menghancurkan segalanya.

"kau seharusnya tak pernah kembali ke Jepang, Hinata. Kau sudah membuat keputusan yang salah." Nada sinis tampak begitu ketara dari suara sang penelfon. Menandakan sang empunya suara yang tengah begitu kesal.

"kumohon jangan seperti ini Gaara-kun" lirih Hinata putus asa. Pria yang tengah menelfon nya itu sejenak terdiam kemudian tertawa bagaikan orang gila. "harusnya dulu kau menerimaku dan menjadi seorang Sabaku, bukan menjadi bagian dari Uchiha breng*sk itu. Harusnya kau hidup sebagai nyonya Sabaku bukan Uchiha" geram Gaara dengan nada rendah.

My AngelWhere stories live. Discover now