1. The three boy, Menyebalkan✓

2.2K 79 14
                                    

2017, October

Reyhan, pacar ku. Dia sedang mengerjakan soal ujian tahun kemarin untuk menguji pemahaman dia, Kalau aku sendiri merasa malas untuk sekedar melihat saja rasanya kepalaku pusing tujuh keliling.

“kamu kenapa sih, gak bosan apa lihat soal itu mulu, sakit kepala aku tahu gak, lihatnya.” Omel ku, aku benar benar merasa bosan di sana. Kelas Reyhan.

“Rey, ayo mau makan di kantin!” Rengek ku pada Reyhan, tahu sendiri Reyhan bagaimana. Orangnya benar benar cuek dan tidak peduli dengan sekitar.

“Aku udah kenyang Shell,” sejak berpacaran dengan Reyhan ia selalu saja mengatakan kata itu ketika di ajak makan.Apakah dia seorang Vampir, ataukah siluman?.

“Ya udah!” aku beranjak ke kantin meninggalkan raja es itu, menyebalkan sekali.

“tunggu!” Aku terdiam ketika suara bariton itu menggelegar, senang sekali.

“Gue titip air minum yah.” Betapa jatuhnya aku mendengar ucapannya, se-menyeramkan itulah pacar ku ini, tapi kenapa aku sangat menyukainya.

O-YA SAYANG.” Aku menekan kata-kata ku dan berjalan menjauh. Dasar pacar laknat.

***

Aku dan Reyhan pulang bersama, aku memintanya mampir sejenak di tokoh buku untuk sekedar jalan-jalan atau jika ada buku yang bagus aku bisa membelinya.

Aku dan Reyhan berpisah karena ia lebih memilih ke rak buku paket mencari rentetan buku-buku angka itu. Tapi tidak masalah, yang penting ia bisa aku ajak jalan.

Aku mengambil buku misteri di rak best seller itu dan membaca sinopsisnya, cukup asik juga.

“udah selesai, ayo balik.” Hell, Kami baru beberapa menit di sini, dia sudah mau pulang saja. Ku lihat ia sudah membawa 3 buku tebal, apalagi kalau bukan buku angka itu.

“Aku masih mau lihat-lihat, kenapa cepat banget sih!" Desis ku kesal, Kenapa dia tidak pengertian sekali.

“Aku harus belajar, Kamu pulang sendiri aja yah.” Aku terdiam di tempat. Dia mengatakan kata itu, apakah dia tidak berpikir bagaimana perasaan ku. Kenapa dia sejahat itu.

“Oke, mending kamu pulang, Aku bisa pulang sendiri kok.” Ujar ku, Ia mengangguk saja. Ia mengacak rambutku lalu berjalan menjauh.

Kenapa dia seperti itu, Apakah dia tidak bisa menghilangkan sikapnya itu sedikit pun, kenapa harus belajar. Apa aku tidak penting baginya!

Aku menghembus nafas panjang lalu sibuk dengan acara membaca sinopsis satu per satu buku yang ada di rak. Meski hatiku benar-benar retak karena pria itu, Pacar ku sendiri.

Aku mengambil sebuah buku berwarna putih bertulisan merah darah, namun secara bersamaan tanganku dan seseorang saling bertautan karena mengambil buku yang sama.

Pria ganteng, keren, dan tinggi di depanku yang juga kini menatap ku, aku menarik buku itu dan menyembunyikannya di balik tubuhku.

“Itu buku gue, Kembalikan” Aku menggeleng mundur untuk menjauhkan jarak ku dengan pria itu. Entah siapa namanya.

“Sini!”Aku menjauh lagi, Dia nampak menatap ku tajam.

“mbak, orang mesum!" Teriakku membuat beberapa pengunjung menoleh ke arah kamu, Aku segera kabur mengingat pria itu terlihat was-was karena teriakan ku.

Aku meletakkan buku itu di atas meja kasir, lalu menanyakan berapa harga buku tersebut. Meski sudah ada harga tercantum di sana.

“mbak, itu punya saya!” pria itu kembali lagi, aku berdecak kesal ia menyerahkan uang 100 ribu kepada sang kasir. Aku terpelongo menatap pria itu dan si kasir itu. Menyebalkan sekali mereka.

“Ini mas!” Serah si kasir, Aku masih terdiam di tempat lalu menatap tajam pria brengsek itu. Dia berbalik menatap ku juga dan memeletkan lidahnya lalu berjalan pergi dari tokoh buku tersebut.

“mbak kenapa sih, kok kasih ke dia” Omel ku, Si kasir hanya diam tak memedulikan hal itu. Menyebalkan sekali dia.

Aku berjalan keluar dari tokoh buku itu dengan langkah kesal, Aku tidak mau ke toko buku itu lagi, tidak ramah pengunjung, pilih kasih.

Aku berjalan menuju kedai es krim, sekedar mendinginkan kepalaku yang di lilit api karena dua seorang pria sekaligus.

Reyhan pacarku, dan pria aneh itu.

Aku duduk di salah satu kursi outdoor kedai itu lalu mengipasi wajahku yang panas, Cukup banyak remaja SMP nongrong bersama temannya mungkin terlihat aku saja yang bukan remaja SMP. Aku menulis pesanku di kertas di atas meja bundar itu, lalu memanggil tukang es krim.

Cukup lama menunggu, seseorang tiba-tiba duduk di depanku membuatku sedikit kaget, pria menyebalkan itu. Dia terlihat santai dengan siulan mengusiknya itu.

“Bang, Coklat satu yah!” Dia lalu berbalik ke arahku dengan senyum memuakkan nya, aku memutar bola mataku malas.

“Lo! Nama Lo siapa?” Tanyanya yang masih melirik ke arahku.

“Kenapa duduk di sini, banyak kok bangku lain untuk di duduki!” Ia terkekeh memperlihatkan lesung pipinya, begitu manis dia. Lebih manis pacar ku, Reyhan.

Tak lama es krim kami datang, maksudnya Aku dan dia, pria aneh itu. Dia meraih es krim coklat milihnya dan memakannya.

“Lo mau minjam buku itu? Ada syaratnya!” Ujarnya di sela-sela menyuapi sesendok es krim di mulutnya.

“Gak usah, gue bisa beli di toko lain!” Ia terkekeh lalu meletakkan buku itu di depanku, “Gratis,  gue boleh minta nomor hape Lo?” Aku melotot, apa ini sebuah ke modusan seseorang untuk dekat dengan kita.

“Gue catat, ayo sebutin!” Ujarnya lagi, dia mengambil note pesanan itu lalu bersiap menulis nomor ku disana.

“Gue gak bakal hubungin kalau gak ada penting, Ayo cepat!” Pria ini sangat menyebalkan, aku berdecak lalu meraih kertas itu lalu menulis nomor ku di sana, Dia Tersenyum menyambutnya.

“Ternyata gampang deketin Lo yah!" Aku melotot, apa maksudnya dia berkata seperti itu. Ambigu sekali, pria tidak beretika.

“Es krim gue udah habis, gue pulang dulu. Bye!" Dia berjalan keluar, tak lupa membayarkan es krimnya.

Aku melahap es krim berniat menghabiskannya, Pria itu dapat menaikkan darah tinggi ku bersamaan pria tak peka itu.

Aku beranjak menuju tukang es krim,  membuyarkan es krim yang ku pesan, aku menyodorkan sepeser uang di sana.

“udah di bayarin sama pacarnya!" Aku terkejut, pacar? Maksudnya Pria aneh itu.

“dia bukan pacar saya, dia orang tak di kenal.” pria paruh baya itu terkekeh tanpa melihatku. Kenapa tukang es krim ini juga ikut bikin naik darah.

Tiga pria menyebalkan saat ini, Aku tidak suka mereka, Menyebalkan.

***


Happy reading, Jangan lupa vote comment yah. Ceritanya di revisi guys kalau ada tanda Ceklis itu sudah selesai

Dear Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang