perlahan pulih

737 79 13
                                    

Saat ini Inuyasha sedang terpaku menatap kearah kanvas miliknya, entah mengapa hatinya merasa begitu gelisah saat melihat lukisan yang baru ia buat.

" Siapa mereka??" tanya Inuyasha dengan nada yang lirih.

Deg....Degh....Degh...
.
.

" Inuchan jangan berlari - lari nanti bisa jatuh sayang" terdengar suara perempuan lembut mulai mengalun di kepalanya .
.
.
.
.

Kemudian bayangan samar wajah perempuan yang tersenyum lembut sambil memeluk tubuh kecil seorang anak .

" Akh kepala ku sakit" gumam Inuyasha sambil menyengkram surai hitam miliknya.
.
.
.

" Sayang , dengarkan Otousama hm??!, Niichan sama sekali tidak membenci mu jadi kau tidak boleh menangis"

" Kau adalah harta yang paling berharga dalam kehidupan kami" ucap tiga orang dewasa pada seorang bocah kecil .
.

.

.

Dua diantaranya terlihat seperti perempuan berbeda surai walaupun wajahnya tampak samar.

" Hiks...hiks...sakit apa yang terjadi?? Siapa mereka?? Arrrghh Kaachan touchan toolong Inu" isaknya kecil sambil berjalan kearah pintu keluar ruang Naraku dengan tertatih - tatih.

Kemudian karna merasa pusing Inuyasha pun berpeganggan pada meja kerja milik Sang Ayah dan tanpa sadar malah menyenggol sebuah gelas berisi Air hingga jatuh.

" Prangkk" bunyi gelas jatuh.

" Ugh " Karna kepalanya tanpa sadar tubuhnya oleng kebelakang dan menginjak pecahan kaca membuat kakinya berdarah.

" Akh.. saakit hiks...hiks" tangis Inuyasha lagi.

Kemudian ketika ia melihat kearah kaca yang sekarang digenangi darahnya entah mengapa Tubuh Inuyasha mulai bergetar ketakutan .

Di otaknya bermuncullan Gambar samar yang buram tampak memenuhi otaknya.
.

.

.

.

.

.

" Astaga remnya bolong bagaimana ini??" teriak seorang pria bersurai perak dengan wajah yang samar.

Apa Salah Ku Aniki ( kelanjutan). HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang