start

150 31 2
                                    

Choi Seungcheol sebetulnya adalah mahasiswa teladan. IPK tidak pernah kurang dari 3.0, karya ilmiah pernah lolos dalam PKM saat ia di semester 3. Ikut BEM hingga bahkan menjadi BEM Fisip. Dan sekarang, ia running dalam pemilihan BEM Universitas. Bagi kalangan fisip, Seungcheol dikenal sebagai orang yang keras, suara kritiknya terhadap kampus lebih sering didengar dari pada suaranya memesan ayam geprek di kantin. Tetapi bagi kalangan di luar fisip, Seungcheol dikenal bahwa ia anak yang rebel, dan selalu membela kepentingan kelompok pemegang kuasa.

Siang itu, Jeonghan diajak untuk ikut serta  bertemu tim sukses Seungcheol yang lain, yang ternyata hanya ada beberapa orang saja.

"Ini Jeonghan, dia bakal bantuin kita. Jeonghan ini tim intinya. Mereka udah urus poster dan surat - surat untuk proses orasi,"

"Halo aku Jeonghan, Ilkom 15. Salam kenal. Aku disini cuma bantu aja untuk stategicnya. Ini untuk tugas aku juga. Jadi mohon bantuan nya,"

"Oh, untuk tugas, pantes mau bantuin. Biasanya anak Ilkom paling males ikut - ikut soal pemilihan kaya gini," Seorang perempuan bernama Nayoung, Seungcheol mengenalkanya tadi, menyahutinya.

Jeonghan tersenyum, "Of course. Untuk apa aku mau repot ikut begini. Thats why. aku akan handle bagian brand strategicnya. Apa kalian ada yang udah mikirin gimana memperbaiki image dia di kalangan mahasiswa lain? Dan juga memikirkan gimana taktik lawan?"

Seungcheol tersenyum senang, "I will handle that," Jeonghan melihat semua yang ada di ruangan itu yakin.

Nayoung menghela nafas, "Jadwal orasi fakultas sudah keluar. Senin Kedokteran dan Psikologi. Selasa Pertanian peternakan dan perikanan kelautan, Rabu Ekonomi Bisnis dan MIPA, Kamis Fisip, Ilmu budaya dan Hukum, Jumat Teknik dan sekolah vokasi, Sabtu ada orasi umum di gedung PKM,"

Setiap anggota dalam team itu melihat kertas berisi jadwal yang dibagikan Nayoung,"

"Nayoung, Handle surat ke tiap fakultas, jadwal dan tempat sudah di siapkan oleh panitia jadi kita tinggal urus surat izin aja. Mingyu dan lainnya siapin perkap seperti biasa, jangan lupa kuitansi kalau ngeluarin uang. Materi orasi akan segera ku siapkan dan ku kirimkan kalian besok. Ini udah Jumat kita punya waktu 2 hari sebelum orasi pertama di mulai,"

Sejak hari Sabtu, Jeonghan sudah memulai strateginya. Ia memanfaatkan koneksinya dan akun - akun official besar di sekitar kampus untuk membantunya menyebar luaskan artikel mengenai Seungcheol, tentu saja secara anonim dan berbagai username. Ia bahkan bersusah payah mencari informasi mengenai calon ketua BEM itu, bahkan ia rela pergi ke ruangan jurusan pemerintahan dan perpustakaan untuk membaca karya ilmiah Seungcheol. Bahkan pada minggu pagi, saat Jisoo datang ke kamarnya untuk main, Jisoo sampai terkejut membaca salah satu artikel yang ia buat.

"Jeonghan," Jisoo memanggilnya yang masih ada telungkup di atas kasur.

Chan malam itu menginap di kamar Jeonghan, satu untuk membantu jeonghan dengan artikelnya, kedua, mereka baru selesai maraton tv seri jam 2 malam tadi dan terlalu malas untuk pindah. Chan bahkan sudah bangun tapi masih nyaman di atas kasur sang mama.

"Heh, Chan, ini artikel yang bikin bener si Jeonghan," Jisoo mengarahkan iphoneX nya yang menunjukkan berita di akun OA Line kepada Chan.

"Iya, weh cepet banget naiknya, perasaan baru tadi malem di kirim,"

"Ini serius ini anak yang bikin," Suara Jisoo padahal sudah sangat keras, tapi jeonghan bahkan hanya berubah posisi, tetap tidak mau bangun.

"Emang kenapa kak?"

"Tak bacain ya judulnya. 10 foto Choi Seungcheol pastas disebut pacar idaman. Idiih,"

Chan tertawa, "Wiih, udah kaya akun berita rendahan yang clickbait doang. Dasar kak Jeonghan kalo urusan gini aja pinter,"

Jeonghan akhirnya bangun, mereka terlalu berisik,"Heh. Bule kesasar. Berisik. Sana ke kamar Seokmin sana. Ngapain sih gangguin pagi gue,"

"Han, lu sama Seungcheol udah sampe mana sih?"

"Apasih. orang gue bikin itu demi bantuin dia di pemilihan, semua demi mata kuliah teknik lobi gue ya. Udah deh diem,"

Chan kini sudah beranjak ke dapur untuk sarapan, perutnya sudah menjerit. dan kini Jisoo yang duduk di tempatnya tadi.

"Kalau aku jadi kamu ya Han, udah aku gebet aja si Seungcheol. Paket lengkap, tinggi, ganteng, badan nya euh, kotak kotak pasti, belum duitnya. Masa depan mu terjamin deh, yakin," Jeonghan memutar bola matanya malas.

"Ya udah sana gebet. Gue sih ogah. Gue sama Seungcheol kan sebatas profesional kerja," Jisoo dalam hati mengutuk sepupunya bakal jatuh sama pesona Seungcheol. Biar dia ada bahan untuk nggodain.

"Han," jeonghan hanya berdehem.

"Kan sebentar lagi Seokmin ultah nih," Okai, ini pembicaraan udah mulai serius.

"Aku nggak inget. mungkin iya,"

"Hmmm,"

"Kenapa sih soo?"

"Aku pingin kasih dia kado gitu,"

"Ya udah kasih sana,"

"Kalau aku kasih sepatu, atau baju gitu, dia tersinggung nggak ya? Aku takutnya dia ngerasa sesuatu. Aku sih mikirnya kasih yang gitu aja, aslinya pingin ku beliin laptop, habis aku lihat dia setiap pakai laptop harus nyolok, kan kasian. Tapi dia pasti nggak suka kan ya, makanya aku mikir beliin sepatu atau baju aja, tapi aku takut dia tersinggung juga,"

"Sek, bentar. kamu sama Seokmin bukan nya baru kenal semingguan? Kok udah tau sih,"

Jisoo menatapp sepupunya malas, "Plis deh. gue kalo suka tu serius, gue deketin, gue sapa tiap ketemu, bahkan udah tukeran nomer wa juga ya. Bahkan ya, aku tu rajin kirim chat ke acara radio dia,"

Seumur Jeonghan baru kali ini ia tau sepupunya se serius itu. "Beliin baju aja. tapi yang komersil, belinya di matahari kek atau apa. atau online shop. nggak usah di toko - toko merk," Jeonghan memberi saran.

Seharian itu, mereka menghabiskan waktu ber'gosip' mengenai kelanjutan kisah cinta jisoo.


-x-

i'm back! yeay!

for starter, i will only focus on jeongcheol first. Sorry TT

but i really need to untangled my real life too...


See you soon, dont forget your voment!

SIKOM (Seventeen As Mahasiswa ILKOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang