Part eleven.

422 12 4
                                    

"Gua denger-denger, lo kayaknya makin deket sama Josh, Sa," sindir Bella dihadapan yang lain.

Aku hanya bisa terdiam bingung harus jawab apa. Tapi aku tetap berusaha tenang dihadapan mereka. Karena faktanya sendiri aku dengan Josh memang tidak ada hubungan apapun. Dan Josh sedang tertarik dengan wanita lain, aku hanyalah tempat sampah Josh. Iya, hanya dicari saat dia ingin curhat, see cocok kan umpama ku tentang tempat sampah. Miris sekali memang.

Semua mata teman-temanku tertuju penasaran. "Temen doang suerr!" Jawabku diplomatis sambil cengengesan.

Kalo dibilang aku berharap lebih, memang benar adanya. Seperti yang sudah pernah aku bilang, aku akan membuka hatiku, membiarkan segala rasa yang akan tumbuh nanti. Rasa sakit yang akan aku alami nanti biarlah ku tanggung sendiri nantinya.

"Ah ga seru lahh, awas aja klo tiba tiba jadian ga ngasih tau kita!"

Matahari sudah mulai meninggalkan peraduannya, waktunya pulang. "Vir, balik yuk?" Ajakku padanya.

"Nunggu Josh sama Ken dulu, Sa," jawab Vira singkat sambil memainkan ponselnya.

"Tuh kan Sa, pulang aja beduaan mulu," sindir Priska padaku.

Aku mulai risih dan sakit secara bersamaan sekarang. Aku hanya takut, akibat perkataan-perkataan temanku, aku akan semakin menaruh harapan tinggi untuk sebuah kemungkinan.

"Ga beduaan yaa, Pris! Jelas-jelas berempat gitu," sangkalku pada Priska.

"Sa," aku langsung menoleh pada Vira.

"Yuk pulang, tuh Ken sama Josh dah selese," ajak Vira.

Aku berpamitan dengan teman-temanku itu. Kita berdua, aku dan Vira berjalan menghampiri kedua dosok lelaki itu. Aku bisa melihat senyuman tak enak dari bibir mereka.

"Lama banget si!" Gerutuku tak terkendali. Sepertinya hormon wanitaku sedang ikut berkontribusi ditambah panas yang menyengat ini.

Jelas, muka Josh langsung berubah dengan cepat. Bingung, sudah pasti itu yang ia rasakan. Kalo kalian penasaran Vira dan Ken dimana, mereka berdua ada dibelakang sedang bermesraan. Jadi tinggalah aku dan josh berdua berjalan dengan cepat karena panas yang sangat menggigit ini.

"Umm.. sorry,"

Melihat wajah tak enak dari Josh, hati ini menjadi merasa bersalah. Tak seharusnya kekesalan yang ku rasakan, aku lampiaskan pada lelaki ini.

Aku menghela napas kasar, "Ga usah minta maaf, Josh. Gua yang salah, harusnya gua ga marah-marah kayak gitu. Apalagi, gua belom denger alesannya."

Hening melanda, menemani perjalanan kami berdua. Kami hanyut dalam lamunan masing-masing. Aku bingung harus berkata apa sekarang. Menyesal sudah pasti, seharusnya tadi aku tak seperti itu.

"Tumben banget lu bedua diem-dieman gitu," ucap Ken tiba-tiba.

Entah sudah berapa lama Ken dan Vira sudah berada disamping kami. Tapi aku tersenyum sebagai tanda terimakasih sudah menyelamatkan diriku dari keheningan yang aku buat tadi.

"Si Clarissa daritadi kayak macan emang marah-marah mulu," canda Vira padaku.

Aku hanya melotot tajam ke arahnya. Ekor mataku tanpa sengaja melirik ke arah Josh. Lelaki itu, tumben sekali tidak ikut bergabung membullyku. Hanya saja, entah aku yang berhalusinasi atau apapun yang kalian pikirkan, ia memandangku dengan senyum manis dibibirnya. Dengan satu senyuman itu, mampu membuat jantungku berisik. Tanpa sadar aku menyentuh dadaku, berharap bisa meredakan degupan jantung ini.

"Sa, gua minta maaf ya?"

Ucap Josh lagi. Setelah kedua insan itu berjalan didepan kami, Josh mengucapkan maaf lagi. Rasa hati ini semakin tak enak dibuatnya.

"Lu ga salah kok," ucapku sambil terkekeh ringan.

Aku pikir aku tak akan pernah merasakan indahnya SMA dengan segala drama dan cinta monyet ini. Ternyata Tuhan memang sudah merencanakan segala halnya dengan baik.

"Udah dong kita napa jadi awkward gini," ucapku lagi sambil ternyenyum.

Ia tersenyum menanggapi. "Josh, tapi muka lu kalo lagi panik dan takut gua marah lucu juga!"

Mendengar itu Josh langsung melotot ke arahku. "Lain kali, pas lu bully gua, gua pura-pura marah aja ah!" Lanjutku sambil menjulurkan lidah. Tak lupa juga berlari karena dalam hitungan ketiga,

Satu

Dua

Tiga

"Clarissa Aurellieeeeee!!" Teriak Josh sambil berlari mengejarku.

Aku berlari tanpa beban, menikmati setiap titik kebahagiaan yang tercipta hari ini. Ditemani langit sore yang tak akan pernah kulupakan.

Hari yang melelahkan, dicurigai banyak orang karena terlalu dekat dengan Josh. Memangnya salah ya, aku dekat dengan Josh?

Hmm, salah sih...

Aku mendegus kasar sambil mengacak-ngacak rambut frustasi. Kalau aku nyaman, bagaimana? Aku adalah gadis ternekat sepanjang masa jika kalian ingin tahu. Aku bodoh? Sepertinya iya juga. Mengapa? Iya, karena sudah tau resiko tak terbalas, masih saja menumbuhkan harapan.

Ku pejamkan mata ini, dan tak lama aku tidur terlelap menuju dunia mimpi. Harapanku, aku bisa bertemu dengan lelaki itu. Tak apa hanya dapat bersatu lewat mimpi aku sudah bahagia.

***

Kesadaranku mulai terkumpul sepenuhnya. Ah, hari sudah malam. Entah berapa lama aku tertidur tadi. Sebelum beranjak dari kasur dan mandi, tak lupa ku memeriksa ponsel. Siapa tau Josh chat ya kan? Iya, aku berharap walaupun aku bukanlah siapa-siapa.

Nihil, tak ada satupun pesan darinya. Yang ada malah grupku yang bahkan memiliki notification hingga ratusan.  Tak menemukan apa yang ku nantikan, ku lempar ponsel ku sembarang arah.

Baru selangkah aku berjalan menuju pintu, tiba-tiba ada suara getaran ponsel. Seketika itu juga aku berbalik dan mencari ponsel tersebut.

Josh Christyhans : lagi ngapain, Sa?

Aku bisa merasakan bibirku yang berkedut menahan senyum. Jantungku berdetak cepat akibat kesenangan. Katakan aku lebay. Tapi siapa yang dapat melawan orang yang sedang jatuh cinta?

Hm, jatuh cinta? Batinku.

Entahlah aku bahakn tak bisa memastikannya. Yang aku tau, aku senang dengan hadirnya. Aku nyaman dengan segala perhatiannya. Biarlah, ia tak merasakan hal yang sama. Aku rela. Bodoh? Memang inilah aku.

To be continueee ~~~

I'm back guys wkwkwkwk
Selamat membaca! Semoga ada yang kangen wkwk

Love, Crazloop❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay, pleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang