"Ada dua kemungkinan yang terjadi : antara kita sendirian di alam semesta ini atau tidak sendirian. Keduanya sama-sama mengerikan"
-Arthur C. Clarke-Phorhea
By. D(masih) Antares POV
"Sil'nyya Eld adalah nama pemberian dari Tuan Agung XII kepadaku saat melantikku menjadi Ratu Agung XIII. Tapi, Rhea. Kau boleh memanggilku Rhea!" ucapnya senang. Jadi dia ini ratu? Aku hanya tersenyum tipis namun dengan alis yang bertautan. Bingung. Ya tentu saja bingung! Namanya Sil'nyya Eld tapi dipanggil Rhea? Jangan membuatku tertawa! Sama saja kau mempunyai nama feses, tetapi kau meminta orang orang memanggilmu t*i. Ah maaf, tak bermaksud menyamakanmu dengan itu. Kembali ke topik.
"tak kusangka. Ternyata kau pria ya??" wanita ini bodoh atau apa sih? Jelas-jelasnya dihadapannya itu seseorang bertubuh kekar dan berwajah tampan. Masih nanya kalo gue cowok?
"kenapa aku harus memanggilmu Rhea? Kurasa lebih bagus jika kupanggil Sil atau El.." kataku. Wanita itu menggeleng pelan."uhm.. Nama itu terlalu agung bagiku.. Aku sangat mencintai Phorhea. Sehingga semua makhluk di planet ini memanggilku Rhea. Aku tak keberatan dengan itu. Justru menyukainya." ucapnya. Kalau begitu, apa gunanya nama aslinya itu?!
"apa ada lagi yang ingin kau tanyakan? Tanyakan saja sepuasmu. Selagi aku bisa menjawabnya.." lanjut wanita itu sementara aku sibuk dengan argumenku. Aku mengalami deja vu. Yang saat itu aku maju di depan kelas dengan guru killer yang berkata hal yang sama dengan wanita dipanggil Rhea itu.
"se-sebenarnya phorhea itu dimana? Aku belum pernah mendengarnya. Apakah tetangganya bumi? Atau ini berada di galaksi andromeda?" ucapku yang sok tau. Aku tau nama galaksi tetangga itu tentu saja dari Vio.
"sudah kuduga kau akan bertanya seperti itu.. Planet Phorhea bukanlah planet yang terkenal meskipun ia berjarak lumayan dekat dengan bumi. Dengan terbatasnya teknologi yang dimiliki umat manusia, mereka hanya mengetahui luarnya saja. Tak tahu apa yang sebenarnya ada di balik sebuah planet yang berbahaya." ucapnya. Jujur, aku sama sekali tak mengerti tentang luar angkasa. Yang kutau hanyalah matahari dikelilingi 8 planet, bumi memiliki satelit alami yaitu bulan, bintang yang paling terang setelah matahari adalah bintang Alpha Centauri. Hanya itu.
"jadi.. Phorhea itu dimana?" ucapku mengulang pertanyaanku. Jawabannya barusan benar benar tidak membantu.
"Phorhea merupakan sebuah planet yang mengorbit bintang Alpha Centauri. Planet yang kalian sebut Alpha Centauri Bb. Planet yang kalian sebut planet tidak layak huni. Planet yang kalian sebut suhu permukaannya sama dengan planet venus. Namun, jauh dibalik semua itu, kami, para phorian tinggal dan hidup di planet Phorhea. Phorhea juga kalian sebut sebagai bagian dari tata surya terpinggir." ucapnya terhenti. Aku berpikir kalau ini tak masuk akal. Jadi aku tak berbicara apapun. Tiba-tiba saja seseorang (ehm. Mungkin sekarang aku memanggilnya phorian) tiba-tiba saja phorian dengan baju baja masuk dengan menggebrak pintu besi itu.
Whew. Hebat sekali dia, pikirku. Ia datang sambil berlari-lari entah darimana. Lagipula bukan urusanku.
"Rhea! Violet ditemukan! Ia berada di Ergazia Tower! Dekat tempat penelitian teleskop GA0509-14!!" ujarnya. Hah? Violet? Apa yang mereka maksud itu Violet adikku?
"Violet? Hah? Kupikir pria ini yang bernama Violet. Lalu siapa kau?!" ucapnya dengan nada tinggi. Tatapannya kini berbeda dengan yang tadi. Ia menatapku dengan tajam. Well, aku dapat melihat sisi galaknya. Mungkin.
"Cepat bawa Violet kesini! Dan usir lelaki asing itu!" suaranya menggelegar di ruangan ini sambil menunjukku membuat jantungku berdegub kencang. Makhluk berbaju baja itupun menarik tanganku menuju keluar ruangan ini. Apa maksudnya berkata seperti itu? Ia hanya butuh Violet? Apa urusannya dia dengan adikku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Phorhea
Science FictionDari seluas angkasa raya ini apakah hanya di bumi yang memiliki kehidupan? Itulah sebuah kalimat yang hanya ada didalam pikiran seorang gadis umur 16 tahun ini, Violet Dwirania Dewandara. Malamnya yang panjang hanya dihabiskan untuk mengamati langit...