“APA!!!!”
Eunkwang membelalakkan mata dan melempar fried chicken yang tengah dilahap kesembarang tempat. Tubuhnya otomatis berdiri dan menjauh dari tempat itu. Ia melompat disebuah kursi putar yang ada didepan cermin.
“AHAHAHAHAAAAA!!!!!”
Tawa pun memecah keseluruh ruangan, bahkan Changsub dan Sungjae sudah berguling-guling dilantai seraya memgang perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa. Tidak cukup sampai disana, mereka bahkan menirukan ekspresi sang leader diiringi gelak tawa.
Eunkwang yang menyadari kalau dirinya tengah dikerjai hanya tersenyum dan merasa lega karena tidak benar-benar ada kecoa. Ia duduk diatas kursi yang diinjak sebelumnya dan berkacak pinggang pada pria jahil itu.
“Hei! Kau lupa aku siapa!”
“Kau leader yang pendek! Ahahahaa….” Balas Ilhoon lalu mereka tertawa lagi.
“Tanganmu juga kecil seperti perempuan!” Sahut Peniel sambil mengangkat tangannya.
“Satu lagi! Nyalimu juga kecil!!!” Changsub tak mau kalah.
Keenam member BTOB tertawa dengan keras tanpa henti termasuk Eunkwang yang menikmati lelucon mereka meski terus disudutkan. Ia tahu mereka hanya bercanda dan ia menyukai itu daripada harus bersikap dingin satu sama lain yang membuat bosan itu semakin tumbuh subur.
Ia berhenti tertawa saat ponselnya bergetar, dilihatnya pesan yang baru ia terima itu sekilas lalu mengabaikannya dan kembali bermain dengan yang lain. Sampai akhirnya sang manajer memberitahu sudah waktunya untuk tampil.
(***)
Waktu sudah menembus tengah malam, gadis berkerudung itu masih berdiri didepan cafe agensi yang telah ditutup beberapa jam yang lalu. Ia mondar-mandir sambil membawa sebuah paper bag, sesekali ia mengecek ponselnya berharap mendapat sebuah pesan yang membuatnya menunggu hingga larut.
Sangat lama gadis itu menunggu, bahkan sudah berganti posisi untuk kesekian kali. Tubuhnya yang lelah karena bekerja masih harus menunggu dengan waktu tidak singkat. Ia menyandarkan punggung pada tembok agensi yang menjadi pembatas antara kantor dengan cafe.
Diwaktu yang sama, BTOB baru menyelesaikan kegiatan promosi disalah satu stasiun televisi. Tak mau repot mengembalikan baju, mereka memutuskan untuk mengganti pakaiannya sebelum pulang. Selama perjalanan, ketujuh pria itu masih tidak diam dan sibuk memutuskan makanan apa yang cocok untuk malam dengan cuaca cerah seperti ini.
Eunkwang teringat ponselnya yang terletak di dashboard mobil. Entah gerakan dari mana ia mengambil ponsel dan menyalakan layar. Matanya melebar saat mendapati beberapa pesan yang terpampang dilayar. Satu per satu pesan itu dibaca dan berakhir pada pesan yang membuatnya benar-benar terkejut. Ia membalas pesan terakhir itu namun tidak ada jawaban.
Sesampainya didorm, ia berlari masuk kamar mengambil kunci mobilnya lalu pergi lagi tanpa berpamitan. Selama menyetir, pria itu tidak terfokus pada jalan raya yang mulai sepi melainkan pada ponselnya yang terus menyala dan melakukan panggilan. Ia tidak tahu berapa banyak sudah melakukan panggilan yang tidak terjawab itu karena sibuk dengan rasa cemas yang mengacau otaknya.
Mobilnya berhenti tepat didepan agensi Cube, matanya langsung tertuju pada seorang yang tengah duduk telungkup bersandar pada tembok. Didepannya ada sebuah paper bag, rupanya ponsel orang itu terus dipegang tapi si empunya tampak mengabaikan panggilan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TIME: When I Love You ☑
Fanfic"SENA!!!!!!!!!!!" Teriakan Eunkwang juga kecepatan lari Minhyuk tak mampu mengejar gadis berkerudung itu. Sangat jelas kedua bola mata mereka melihat tubuh Sena terpelanting dan berguling diatas bumper mobil hitam itu. Tepat saat tubuh kecilnya jatu...