~Disaat orang mencintai berada di tahap kecewa berat, siap-siaplah yang dicintai melihat perubahan drastis dalam dirinya yang tak pernah terlihat.~
~fian, 14-10-2018. 07.17pm
Sedari tadi Key menunggu di kelas. Ia melihat ke arah pintu, harap-harap cemas takut jika Vintanio bolos pelajaran matematika. Bukan takut karena apa, melainkan yang mengajar matematika itu Pak Tono.
Jika ada murid yang tidak masuk pelajaran Pak Tono karena bolos pasti ujung-ujungnya akan berurusan dengan BK.
"Vintanio kemana?" tanya Pak Tono yang langsung mendapat sahutan dari Key.
"Emm.. sakit, Pak." Key takut-takut menjawabnya.
Jino yang melihat ekspresi Key berbohong, dia pun ikut membantu meyakinkan Pak Tono supaya Key tidak ketakutan.
"Iya, Pak. Vintanio sakit, tadi kepalanya pusing," yakin Jino pada Pak Tono yang langsung dijawab oh oleh Pak Tono dan segera melanjutkan pelajaran.🐰🐰🐰
Sampai pulang sekolah pun Vintanio belum terlihat batang hidungnya. Entah kemana dia, apa mungkin masih tidur di rooftop.
Key masih menunggu di parkiran sekolah. Ia melihat masih ada motor Vintanio terparkir disana.
Sebenarnya Key ingin pulang dan segera pergi ke tempat kerjanya. Tapi, hanya demi menunggu seorang Vintanio, ia urungkan niatnya itu.
"Key, lo belum pulang?"
"Belum nih, Jino. Gue lagi nunggu Vintanio."
"Pulang aja dulu, Key. Gue anterin lo, mau gak?" ajak Jino.
"Gue gak bisa pulang sebelum nemuin sahabat gue dulu. Dia lebih penting dari apapun." Kekeh Key pada pendiriannya.
"Yaudah gue duluan yah. Kalau ada apa-apa cepet hubungin gue."
"Iya, Jin. Kamu hati-hati di jalan."
Jino mengangguk tanda iya, ia pun segera melajukan motornya untuk pulang.Key duduk di bangku dekat parkiran sekolah sambil membenamkan wajahnya.
Beberapa jam kemudian
Terdengar suara orang ramai-ramai yang menuju ke arah Key sehingga Key langsung bangun dari tidur singkatnya. Dilihatnya orang-orang itu sepertinya murid SMA Victoria dari seragamnya. Hari mulai petang, tapi Vintanio belum juga pulang karena motornya masih ada di parkiran.
Segerombol orang-orang itu mendekat ke arah Key. Dekat dan semakin dekat saja.
"Hai, Key. Kok sendirian aja." Goda Kevin yang merupakan murid ternakal di SMA Victoria.
Key tak menjawab sapaan itu.
"Kok diem aja sih. Kami kan pengen nemenin kalo lo sendirian," sambung temannya.Key berdiri dan berusaha lari dari segerombol orang itu, namun sayang Kevin sudah lebih dulu menarik tangan Key yang langsung dibalas ringisan sakit dari Key.
"Lepasin gue, bego." Key berusaha melepas cekalan tangan Kevin.
Tanpa berpikir panjang, Key menggigit tangan Kevin sehingga cekalan itu lepas. Telah berhasil lari beberapa langkah, ternyata temannya Kevin usil dan menendang kaki Key sehingga Key terjatuh dan lututnya luka.Key meringis kesakitan, darah keluar dari lututnya. Rasanya perih sekali.
Dari kejauhan ada sosok remaja laki-laki yang melihat adegan itu yang langsung berlari ke arah tempat kejadian. Dia menendang punggung Kevin hingga terjatuh.
Akhirnya terjadi perkelahian diantara mereka. Untung saja ada penjaga sekolah yang segera melerai perkelaian itu. Jika tidak, pasti masalah ini bisa jadi dibawa ke ranah hukum.
"Lo gak pa-pa Key?" tanyanya khawatir.
"Seharusnya gue yang nanya itu ke elo."
Tanpa ba-bi-bu lagi Vintanio berusaha mengangkat Key yang terjatuh dan merangkul membawanya ke bangku dekat parkiran tadi.
Vintanio bersimpuh melihat luka di lutut Key dan meniup-niupnya. Key tampak meringis kesakitan menahan nyeri lukanya.
"Ngapain lagi lo nunggu gue sampe jam segini? Lihat kan hasilnya lo luka kaya gini. Seharusnya lo gak usah nunggu gue, mending lo pulang." Cerocos Vintanio.
"Lagian lo sih pake acara ngambek-ngambekan gak jelas gitu. Gue kan khawatir takut lo ntar terjun dari rooftop dan mati," jelas Key sebal.
"Gue gak sebodoh itu kali. Lo juga sih bikin gue sebel,"
"Hah? Kapan-kapan gue bikin lo sebel?" tanya Key masih dengan raut wajah sinis.
"Pikirin aja sendiri," jawab Vintanio sarkastis.
Mereka masih berdebat tak karuan. Vintanio pun memilih diam dan membersihkan luka di lutut Key dengan air minum yang ia bawa.
Sepanjang Vintanio membersihkan luka, Key malah nyerocos panjang lebar yang tak di ubris oleh Vintanio.
Selesai membersihkan luka Key, Vintanio kembali duduk di samping Key dan memutar bahu Key agar mereka saling berhadapan.
"Gue gak mau lo terluka, sedikitpun itu. Maka dari itu jangan pernah terluka supaya gue gak sakit ngelihat lo yang rapuh. Gue mohon sama lo, Keydiska," ucap Vintanio dengan serius menatap mata Key.Key yang mendengar pun langsung bergidik ngeri mendengar seorang Vintanio berkata semanis itu.
"Btw, lo marah gara-gara apa sama gue?" tanya Key kembali.
"Lo mau tahu?"
"Iya bego,"
"Gue marah karena elo lebih memilih berangkat sama Jino daripada gue. Dan perlu lo tahu, tadi pagi gue udah ke rumah lo nungguin lo dan ternyata kata nenek lo udah berangkat sama Jino. Pas gue di sekolah lihat kelas gak ada lo, gue langsung nanya sama Andra kemana lo tapi dia gak tahu. Dan sekali gue tunggu di pintu ternyata dari kejauhan gue lihat lo jalan sama Jino." Jelas Vintanio panjang lebar.
"Udah gitu aja?"
"Iya, karena itu gue marah. Sekarang lo udah tahu kan kenapa gue diem-diemin lo."
"Ya ampun. Dasar bocah lo, Vin." Kekeh Key sambil tertawa.
"Ya udah pulang yuk," ajak Vintanio yang langsung dijawab anggukan oleh Key.
-
-
-
-
Yeay.. up lagi deh😏
Yah walau gak sepanjang part sebelumnya sih.
Lagi mood-moodnya nge-up nih. Gak tahu kenapa. Daripada inspirasi hilang gitu aja, kan mendingan ditulis biar gak lupa hehe😂😂
Jangan lupa vomentnya yaw biar tambah semangat nge-up lagi😉
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Teen FictionKau bilang kau suka dia. Aku bilang aku suka dia. Kebohongan apa lagi yang harus aku katakan padamu? Aku pun tak tahu. Pada akhirnya kita sama-sama tak bisa mengatakan kebenaran itu. Jika diberi waktu untuk mengatakannya, akankah kita sama-sama ber...