Diharap kebijaksanaan Pembaca, Content 18+
"Sialan! Sialan! Sialan!"
Entah sudah yang keberapa kali Kagura mengumpat hari ini. Dia melirik sinis ponselnya yang tergeletak di sofa samping dia duduk.
"Telepon saja apa susahnya, sih?" suara kakaknya terdengar menimpali umpatannya, tak perlu menengokpun dia tau jika Kamui menghampirinya sambil mengambil tempat disamping dia duduk dan melemparkan ponsel yang sudah di atas sofa sejak lama pada Kagura dengan sembarangan.
"Sembarangan sekali." keluh Kagura sambil menangkap ponselnya dengan raut tidak terima.
"Sama-sama." balas Kamui tak acuh sambil mengganti channel siaran televisi.
Kagura mendecih memandang Kamui dengan perasaan kesal luar biasa lalu membuka aplikasi telepon tanpa sadar jika dia menuruti ucapan Kamui untuk menghubungi kekasihnya, Si Kapten Divisi Pertama Shinsegumi -Okita Sougo.
Namun, sebelum dia menekan tombol 'Call' dia tersadar dan langsung melempar ponselnya ke ujung sofa.
"Tidak. Tidak! Hampir saja.." ucapnya sedikit lega. Dia tidak ingin menjadi pihak yang kalah, dia tidak mau menghubungi pria itu duluan. Bisa besar kepala nanti.
"Bilang rindu apa susahnya, sih?" timpal Kamui dengan raut mengebalkannya. "cukup bilang, Okita-kun.. Sayang.. Babi? Aku rindu padamu.." cibirnya sambil berpose menelpon dan menirukan suara perempuan ditambah ekpresi datarnya itu membuat perempatan imajiner tercipta disudut keningnya dan ingin menghajar kakaknya itu.
"Kau menjijikan." gerutu Kagura sambil memandang Kamui jijik. "Hussh! Jauh-jauh dariku. Pergi sana!!" sambil mencoba menjauhkan Kamui dengan kakinya.
Tak selang lama keduanya tenang. Dan mendadak ruang keluarga mewah itu sunyi hanya terdengar suara televisi yang menyiarkan iklan layanan masyarakat.
Kagura mengambil remote dan mengganti channel, dari sudut matanya dia memperhatikan gerak-gerik si sulung yang mengutak-atik ponsel dengan tidak bersemangat. Bodoh! Kau juga sama saja. Pikirnya sambil tersenyum miring menghina tingkah kakaknya.
"Bilang rindu apa susahnya, sih?" Kamui menoleh begitu mendengar suara adiknya yang terdengar menyebalkan itu. "cukup bilang, Nobume-san.. Sayang.. Babi? Aku rindu padamu.." cibirnya.
Raut Kamui berubah, dia luar biasa kesal ditambah adiknya yang tertawa-tawa setelahnya. Pria itu lalu mengapit leher adiknya.
"Mati kau!!"
"Akh! Sakit bodoh!" teriak Kagura sambil memukul paha Kamui lalu menyikut dada pria itu, membuatnya berguling kesakitan.
"Rasakan!!" Umpat Kagura sambil berlalu.
Kamui mengelus dadanya sambil menatap dengan senyum andalannya pada Kagura.
"Awas kau."***
"Wah.. Do-S kono yaro.." Umpatnya ketika melihat ponselnya di pagi hari. "Dia benar-benar tidak menghubungiku."
Kagura mengetikan sesuatu di ponselnya, "Aku harus melakukan sesuatu." Gumamnya sambil tersenyum licik. Dia seorang Yato, tidak mungkin baginya mengalah dalam perang pada si pangeran sadist itu. Lihat saja.
'Mari kita bertemu.'
Setelah mengetiknya dia melempar ponsel tersebut ke atas kasur, bergegas mandi. Tak lama, pesannya berjawab.
'Oke, di tempat biasa. China Doll.. ;)'
***
Kagura yang sudah berada di sebuah cafe, melambai pada seseorang pria berambut blonde dengan dandanan yang mencolok. Seperti, jaket hitam, kacamata hitam dan topi hitam yang tidak bisa menyamarkan rambut blondenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Okikagu Oneshot
FanfictionHi! This is new area of Okikagu. Yeay! . . . Terimakasih sudah mampir!!