4

1.2K 117 13
                                    

Jangan bosan. Kerena part akan lebih panjang.

Seperti hari-hari sebelumnya. Aktivitas Kinal tak berubah. Pagi siang kuliah, malamnya cari nafkah. Nafkah untuk diri sendiri tentunya. Oh ya, ada satu lagi terlupa, Kinal selalu menyempatkan dirinya untuk bertukar kabar dengan teman barunya, Veranda. yang sekarang dia kenal sebagai Vera.

Siang ini Kinal ada mata kuliah.

Dia berjalan santai melewati koridor. Ada beberapa mahasiswa/i yang menyapa dan di balas dengan senyuman manis menghiasi wajahnya.

Seakan waktu melambat. Mata Kinal tak pernah lepas akan sosok yang berjalan berlawanan dengan anggun di depan matanya. Pandangannya terpaku, mulutnya membisu, dan pikirannya pun tak menentu.

Ingin menyapa, sekedar mengajak bicara. tapi apa daya, dirinya tak kuasa. Ingin rasanya menggapai tangan mulus itu, menggenggam, meremas, seolah tak mau melepas. Namun apa boleh buat. Dirinya bukan siapa-siapa.

Berpaling pun sangatlah susah.

Perempuan itu dengan tatapan dinginnya melangkah. Dia bukan sombong, hanya saja menenangkan hatinya meraung-raung minta tolong, minta tolong dari gaduhnya monolog.

Siapa yang tahu di balik wajah itu, meski terlihat acuh, meski seperti kutub yang membeku, hatinya bergetar menahan rasa yang menggebu-gebu di dalam kalbu. Ya. Perempuan itu menahan dirinya sebisa mungkin terlihat biasa di depan Kinal. Orang yang diam-diam mungkin di cintai oleh nya juga.

'wuuussh'

Kinal bisa merasakan semerbak wangi dari wanita nya, rongga hidungnya di penuhi akan aroma memabukan.

Kinal mematung. Badannya berbalik melihat wanitanya.

Entah untuk keberapa kalinya, entahlah untuk kesekian kalinya, Kinal. Ya, Kinal jatuh cinta pada diri yang sama. Bukan, bukan, seperti itu. Kinal bahkan tidak tahu perasaan apakah yang Kinal tujukan pada gadisnya itu. Enam tahun selalu di tolak, enam tahun selalu di acuhkan, enam tahun tak di perduli kan, enam tahun tak di respon, enam tahun selalu di permalukan, enam tahun waktu yang tidaklah singkat, yang mana di waktu selama itu tidaklah mudah bagi Kinal untuk melupa. Enam tahun bertahan pada hati yang sama namun tak pernah hiraukan membuat pikiran lain pun hinggap.

Ya, Kinal mencoba untuk melepaskan. Melepaskan wanitanya untuk bebas, bebas dari perasaan Kinal padanya.

Kinal berjalan. Kakinya melangkah sedikit cepat guna menggapai wanitanya. Rasa nyeri sangat kentara.

"Shan" panggil Kinal ketika telah menggapai tangan wanita yang di cinta namun tak di cinta.

Perempuan itu berhenti dan menoleh.

Pandangan mereka bertemu dan keduanya membisu namun hati tak menentu. Kinal dengan rasa sakitnya sedangkan wanita itu dengan rasa berkecamuk nya.

"Bisa bicara sebentar?" Tanya Kinal dengan hati-hati karena tak mau membuat wanitanya risih.

Wanita itu terdiam tak tahu harus menjawab apa bahkan hanya untuk bergumam.

"Sebentar saja" Jedah Kinal wanita itu menatap pada pergelangan tangannya yang di pegang Kinal. "ini yang terakhir" lanjut Kinal lalu melepas pautan tangan mereka.

"Maaf" ucapnya kembali.

____

Pukul 20.55 WIB Kinal tiba pada cafe milik boby setelah urusan menenangkan hatinya yang sedang di landa kegalauan.

Ya, siang tadi Kinal melepaskan wanitanya. Meski tak ada ikatan, meski hanya dialah yang mengejar, meski dialah yang mencinta tetap saja dia akan bicara dan melepaskan wanitanya seutuhnya. Dia tidak akan menggangu atau bahkan mengusik kehidupan wanitanya lagi. Meski berat untuknya namun tetap harus dia lakukan. Melihat reaksi wanitanya selama ini membuat nya sangat yakin kalau usahanya tak berarti

S E K A TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang