pertemuan pertama

9.6K 49 0
                                    

Aku sedang bersemangat untuk urusan karier,  dan cukup lelah dalam urusan cinta yang pasti selalu gagal. Mungkin karena aku terlalu cuek dan tidak suka terlalu berlebihan dalam menjalin hubungan dengan seorang pria atau karena aku gampang baper jadi gampang juga buat ditinggalin? .
Aku sama dengan wanita milinials saat ini,  menemukan pasangan lalu berbagi kebahagiaan dengan caption di Instagram dan selalu menjadi sorotan netijen saat apa yang kita lakukan membuat iri netijen,  inginku begitu tapi memang itu ternyata bukan tipe ku.

Handphone berdering
"tih dimana sekarang kamu?  Aku ada kerjaan buat dua bulan,  mau gak bantu aku? " tanya imam padaku saat itu.

"gimana mas?  Kerjaan dua bulan itu apa?  Aku sih mau aja asalkan bukan kantoran aja,  aku bosen kerja dikantoran.  Ini event yaa??" jawabku dengan kebiasaanku semua itu harus jelas.

Lalu percakapan itu tidak lama dan aku bertemu dengan imam disuatu coffee shop.
Obsesiku ingin memiliki suami yang tajir,  biar aku nggak usah kerja keras lagi dan bisa duduk dirumah ngurusin anak atau membuat video tutorial masak hahaha...

Sore ini di sebuah coffee shop,  aku kira imam sendirian,  ternyata dia bersama seorang temannya taufan.  Oh yaaa jelas dia bersama taufan,  4 jam sebelum aku bertemu taufan dan imam.  Aku diberitahu oleh imam,  nanti aku akan dikenalkan oleh taufan yang memiliki pekerjaan  ini selama dua bulan,  dan yang membuat aku sedikit terkejut adalah imam menambahkan di kata kata terakhir sebelum mengakhiri telepon ku,  "kamu hati-hati ya sama taufan,  pokoknya jangan gampang tergoda,  dia yang punya kerjaan ini dan ngajakin aku, nanti aku kenalin".

Ya,  kata "hati-hati" itu jadi membuat kesan pertama ku bertemu dengan taufan cukup berhati-hati. 
Banyak pria selalu salah mengartikan sikap ku yang cukup humble ini.  Aku selalu berusaha ketika bertemu orang baru,  untuk selalu memulai obrolan terlebih dulu dan seseru mungkin agar orang itu merasa nyaman.
Dua jam membahas pekerjaan yang ingin dilakukan. Taufan menurutku tidak semengerikan itu yang aku harus berhati-hati banget sama dia.  Kurasa juga aku bukan tipe nya,  dan dia juga bukan tipe ku. Aku memang menghindari sebuah hubungan dalam pekerjaan,  karena itu sangat tidak profesional,  paham ku. 

teman kerjaku adalah teman tidurkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang