"Da.. Mian."
Ayuni mendorong bahu Damian sekuat tenaga. Tapi ia tidak bisa, kekuatannya tidak ada apa-apanya dibanding kekuatan Damian.
"Kau sudah menggodaku, Ayuni. Dan kau harus bertanggung jawab."
Ayuni bagai kehilangan udara. Napasnya tersenggal-senggal saat Damian memisahkan bibir mereka yang baru saja bercumbu panas. Ia menatap Damian, dan gairahnya muncul.
Ia merasakan sesuatu mengalir di pahanya hanya dengan melihat pria itu. Yang gadis itu tahu, ia membutuhkan Damian. Ia butuh Damian untuk menyembuhkan nyeri yang menjalar di pangkal pahanya.
"Damian.."
Damian menyibak rambut gadis itu, menaruh di belakang telinganya. Tubuh gadis itu yang bergeser ia dekatkan kembali pada tubuhnya hingga terasa semakin erat. Dalam kondisi masih memakai celana pun, Damian dapat merasakan bagaimana basahnya gadis itu di atas pangkuannya.
"Biarkan aku menciummu di bawah sana."
Gadis itu tidak mengerti, seberapa besar pengaruh tubuhnya pada Damian. Tapi, hanya Damian yang mampu membuat dia bergairah. Walau hanya tatapan matanya, ia selalu ingin menyerahkan tubuhnya pada Damian. Karena setiap pertemuan dengan Damian selalu membuat kepemilikannya terasa sakit di bawah sana.
"Jangan bermimpi, Damian. Kita tidak akan melakukannya sebelum kamu dan aku menikah."
Menikah? Oh.. Damian hampir lupa. Gadis kecil kurang ajar yang selalu menggodanya untuk meminta sentuhan itu sangat ingin menikah dengannya. Tapi, Damian tidak mau menikah. Tidak sebelum luka lamanya terobati.
Ayuni melingkarkan tangannya di leher Damian. Hidungnya mengendus-endus di sana hingga ia mampu merasakan tubuh Damian membeku. Seharusnya, setelah ini Damian menyerah dan segera menikahinya.
"Tidurlah, Ayuni."
Damian membalikkan tubuh, menjatuhkan gadis itu dari pangkuannya ke tempat tidur. Gadis itu telanjang dan Damian baru menyadari betapa brengseknya ia sebagai guru. Jelas-jelas ia menelanjangi muridnya sendiri dan membuatnya jadi bergairah. Damian bisa melihat kilauan cairan itu yang terkena cahanya lampu. Dan Damian, masih berpakaian utuh.
Hari itu mereka sedang ada prom night di SMA Merpati. Selain sebagai cucu dari pemilik yayasan yang memiliki 50 sekolah yang tersebar di Indonesia, Damian ikut andil di dalam sekolah itu untuk menjadi guru. Ada kecurangan yang terjadi di dua tahun lalu. Namun siapa sangka, Damian justru betah dan menjadi guru di sana.
"Aku.. Aku tidak bisa tidur dalam kondisi seperti ini, Damian!"
"Aku tidak akan melakukannya."
"Melakukan apa?"
"Menikahi gadis sepertimu. Kau pikir dengan kau menyerahkan tubuh itu padaku, aku akan tertarik?" Damian tertawa sinis, "Aku bisa mendapatkan wanita mana saja tanpa harus menikahi mereka, Ayuni. Aku bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih cantik dan lebih menggairahkan dari pada Ayuni. Membuang Ayuni tidaklah penting. Kamu sama saja dengan mereka yang datang padaku menawarkan tubuh. Murahan."
Murahan.. Murahan..
Ayuni mencerna baik-baik kalimat itu. Dan ketika sadar apa yang diucapkan oleh Damian begitu keterlaluan, ia mencoba bangkit. Namum sepertinya terlambat karena ada dua orang teman sekolahnya tiba-tiba masuk ke dalam ruang UKS.
"Hay, cewek! Ngapain sih sama bangkotan tua itu? Mending sama kita-kita aja!"
Ayuni menggeleng, tangannya memeluk selimut di sana dan ia berjalan mundur. Melihat dua pria tadi menyeringai membuat Ayuni ketakutan, "Tolong!!"
Ayuni berteriak kuat tidak peduli dua orang tersebut. Ia ketakutan, ia tidak menyangka Damian tega padanya. Mungkin di mata Damian ia hanya seorang jalang murahan, tapi hatinya benar-benar hanya milik Damian.
Andai kau tahu itu, Damian..
Brak!!!
"Ayuni!"
Entah ia harus senang atau sedih. Tapi, lagi-lagi Dalton yang menyelamatkannya.
*
Sementara itu, di tengah pesta dansa Damian sedang tersenyum menatap seorang gadis. Ia memujanya, benar-benar memuja. Apalagi ketika gadis itu pernah mengobati lukanya.
Tapi, Damian adalah Damian. Ia tidak pernah mengejar, meski ia sedang jatuh cinta. Apalagi gadis itu memiliki seorang kekasih. Damian tidak ingin menghancurkan tawa dan kebahagiaannya. Damian tidak bisa egois. Dan ia akan menunggu, sampai suatu ketika nanti gadis itu benar-benar berpisah dengan kekasihnya. Entah kapan.
Damian mendongakkan pandangan ke atas langit, ia melihat betapa bintang berkelap-kelip ikut merayakan kelulusan siswa-siswi SMA Merpati. Ia tersenyum, seharusnya ia juga bisa ikut merasakannya.
Lalu, ia melihat bayangan Ayuni yang melintas di koridor sekolah bersama pria. Pria itu jelas-jelas melindungi Ayuni seolah gadis itu bisa rapuh kapan saja. Damian sudah menduga, gadis itu memiliki pahlawannya. Namun kenapa gadis itu mengejarnya? Bukankah dicintai jauh lebih menyenangkan dari pada mencintai.
Dan tunggu, kenapa Damian merasa sakit Ayuni dipeluk begitu hangat oleh pria itu? Cemburu? Tidak! Damian pasti hanya tidak terima karena tadi Ayuni menggodanya lalu sekarang justru berpelukan mesra dengan pria lain.
Damian mendesis, "Benar-benar murahan."
Tapi..
Damian tetap tidak bisa melupakannya.
Damian iseng-iseng membuka blog pribadi muridnya. Hitung-hitung hiburan karena sejak tadi sibuk berkutat pada tugas siswa yang harus dicocokkan.
Ia menemukan judul 'You Are My Bright in The Dark'. Mata Damian menyusuri dan ternyata, isi tersebut adalah surat cinta Ayuni yang ditujukan padanya.
Damian membacanya, kata-kata itu terlalu menyentuh ulu hatinya hingga ia mencetak sendiri dan menyimpannya. Ayuni salah jika Damian membencinya, ia tertarik pada gadis itu. Tapi, Damian tidak bisa. Luka di hatinya belum siap berlabuh untuk merasakan luka baru yang sama.
VOTE PLEASE
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Husband 18+
Romance"Kamu cantik, Ayuni." Damian mencium bibir gadis itu dengan lembut. Namun semakin lama ciumannya semakin menuntut. Gadis itu hanya menurut, dan hal itu membuat gairah Damian tidak bisa surut. "Biarkan aku melakukannya, aku akan membuatmu merasakan...