One

452 71 4
                                    

untitled.



.tanpa kamu sadari, dunia itu sangat sempit.







Drap drap drap drap drap




Suara langkah lari terdengar dari pintu belakang fakultas bahasa. Lelaki lumayan tinggi langsung berbelok ke kanan tanpa mengalihkan pandangannya.






"Ah sial, kenapa sih fakultas seni lama harus gabung sama fakultas bahasa!" umpatnya sambil terus berlari.







Sesekali ia melirik jam tangannya, waktu terus bergulir.








"Ah sial, kenapa anak seni ga boleh naik lift, sih!" umpatnya lagi.







Hingga ia sampai di lantai 4 ruang musik.







"Lo ga bakalan mati, Hwan," ucapnya menenangkan diri.






Ia menggenggam pintu ruang musik dengan jantung berdebar, menekannya kebawah sebelum menariknya ke belakang, ia menghela napas panjang.






"Maaf saya ter--"







Matanya membola begitu melihat ruangannya yang kosong. Ia melirik jam tangannya.





"Hah!? Benar kok! Kelas jam 7 kan? Ini jam setengah 8 harusnya sih belom selesai,"







Lalu mengecek ponsel dan chat yang tidak ia buka semalaman karena sibuk bermain game.





"Anj--Arghhhh!!!!"







.
.
.





"Hahahahahahahahahaha! Apes banget dah, Hwan,"








"Gara-gara elo!" Jaehwan menunjuk Daniel yang sedang tertawa terbahak-bahak.







"Lah? Yang setuju main game siapa? Elu kan?" Tanya Daniel tak terima tapi masih menertawakan nasib temnnya itu.








"Ah, kesel gue! Hyun, bagi jus lo," ujar Jaehwan dan langsung mengambil jus punya Jonghyun.







Kling kling.










Jaehwan menatap pintu kantin fakultas yang berbunyi, matanya tertuju pada seorang lelaki berhidung mancung yang datang bersama teman-temannya.







"Ehem," Jaehwan berdeham pelan setelah meminum beberapa teguk jus punya Jonghyun.








"Eh, jus gue sisa setengah!"







Plak!







Jaehwan mendapat pukulan manis yang apesnya, diliatin cowo mancung tadi.









.
.
.





"Hyung, kamu ada kelas?" Tanya Minhyun ketika menemukan Jisung di selasar prodi.








"Ada nanti siang, Hyun. Ini cuma mau ngasih surat izin ke prodi buat acara dua bulan lagi," ujar Jisung setelah menutup rapat tasnya.









"Loh? Ga sama Jonghyun aja?" Tanya Minhyun.








"Udah kok. Aku sekalian ngobrol aja sama Bu Boa jadi lebih lama di sini,"








Minhyun mengangguk paham, "mau ke fakultas seni ga? Sungwoon Hyung ngajak sarapan,"








"Kuy!"









.
.
.






"Laaamaaaa!! Jisung, Minhyun laaamaaaa!!" Sungwoon mencak-mencak ketika sudah melihat batang hidung Jisung dan Minhyun di depan kantin fakultas seni.









Jisung hanya tertawa. Yah, Sungwoon memang tidak sabaran, padahal mereka hanya berjalan lima menit karena jarak fakultas yang sangat dekat.









"Yaudah ayo,"










Kling kling.







Suara bel masuk pintu kantin terdengar jelas karena masih pagi. Jisung memutar pandangan di sekitar, berharap menemukan seseorang yang membuatnya tertarik setahun belakangan.








"Eh, jus gue sisa setengah!"








Plak!








Jisung, Minhyun, dan Sungwoon menoleh sebab suara yang sangat nyaring terdengar.







Ternyata itu adalah orang yang Jisung cari. Sungwoon tertawa melihat pemandangan di depannya.









"Jaehwan komuk lo!" ucap Sungwoon dengan heboh sambil tertawa terbahak-bahak.








Jisung menoleh kepada Sungwoon dengan tatapan setengah terkejut.









"Jaehwan?" Tanpa sadar Jisung menyuarakan pikirannya.







"Oh, iya ini Jaehwan adik tingkat aku," ujar Sungwoon kepada Jisung.









"Loh? Jisung Hyung? Minhyun?"






Jaehwan menoleh ke arah Jonghyun yang menatap Jisung dan Minhyun bergantian.










"Jisung? Minhyun?"







"Oh, ini Jisung Hyung kakak tingkat gue. Ini Minhyun, sekelas sama gue,"











Tanpa disengaja hari itu, mereka telah mengetahui nama satu sama lain.








untitled.

[✔️] untitled. (Kim Jaehwan x Yoon Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang