Diluar Nalar

10 1 0
                                    

Saya, mahasiswa semester akhir, ada disini karena dipaksa seorang teman, untuk menulis kan kisah "lucu" saya denganya.

Jadi begini.
Malam itu, sekitar pukul 19:15 tak biasanya saya sudah tertidur. Ya benar saja, tak nyenyak, saya terbangun, setengah sadar saya menggenggam ponsel untuk mengabari dia (gebetan), mengapa chat kita terhenti sampai disitu.

Tapi, sekumpulan angka-angka asing terlihat pada shaf percakapan whatsapp saya. Sontak saja saya penasaran, siapa ya? Kutanya, dia menjawab kalau dia adalah teman sekelasku di kampus, sebut saja mawar. Eh jangan deh, dia terlalu cantik buat jadi pedagang bakso tikus. Uhuukk.
Panggil saja dia nona w.a. Yap. Nona watsap.

Awalnya saya tidak percaya kalau itu dia,
wajar, di kampus saya dengannya selalu jadi bahan candaan kawan-kawan, dibilang cocoklah karena sama-sama cuek, inilah, itulah, dan jujur itu membuat saya jadi semakin canggung, semakin kaku dengannya, namun yaa kita coba sikapi biasa saja, biarlah kawan berpendapat, kita sih iyain aja biar cepet, toh bikin temen senang dapat pahala juga, kan lumayan, hehe.
Lanjut, otomatis saya kira tadi nya kawan saya mau mengerjai saya via whatsapp, tapi dia berusaha untuk meyakinkan saya kalau itu memang dia, lalu dia mem-videocall saya, hmmm mem-videocall, apa yah diksi yang enak dibaca? Ah ya sudalah tulisan pertama, tak enak dibaca juga tak apa-apa hehe.

Lanjut, videocall nya tidak saya angkat, baru bangun tidur, kusut, jelek, haha.
Tapi entah kenapa saya langsung yakin tiba-tiba kalau itu memang dia, akhirnya disitu percakapan pertama kita terjadi, biasa lah di awal basa-basi, ini itu di bahas, sampai-sampai watercloset pedesaan kita obrolin, ya aneh memang, percakapan pertama tapi seakan-akan sudah akrab saja, (ini perasaan saya sih, gak tau kalau dia), dan, entah dia dapat keberanian dari mana, tiba-tiba dia mengatakan kalau dia menyukai saya.

Ya, aneh, membingungkan, secara tiba-tiba ada wanita cantik seberani itu menyatakan perasaanya, sangat jarang sekali ada, dan dia bilang sudah sedari semester 3 dia mulai suka saya, nahloh muka saya ganteng juga nggak, kok bisa? 😂
Percakapan berlanjut, disini saya kurang begitu ingat percakapan tentang apa alasan dia menyatakan itu kepada saya saat itu, intinya kalau dia suka, ya suka saja, gak neko neko.
Dari situ mungkin sekarang saya percaya sama hal-hal yang tidak pernah terduga-duga, macam reality-reality show uang kaget atau yang lainya, exceptly rumah uya.

Bingung, karena keadaan hati saya saat itu juga belum sepenuhnya pulih, ya, maklumlah, beberapa waktu sebelumnya, kekasih hati yang 5 tahun saya pacari, meninggalkan saya untuk menikah dengan pria lain yang tak lain tetangga, teman nongkrong, bahkan bisa dibilang masih saudara, bayangkan bagaimana terpukulnya, terpuruknya, hancurnya saya saat itu, terdengar sedikit jahat memang, tetapi ada hal yang memang harus membuat kita mengikhlaskan satu sama lain, sudah kehendak allah, jalani saja, tetap bersyukur karena masih banyak orang lain yang tertimpa cobaan lebih berat dari yang saya alami.

Lanjut, namun sayangnya, ketika nona w.a menyatakan kalau ia menyukai saya, hati saya sudah tak kosong lagi, saya tidak bisa meninggalkan dia (gebetan) begitu saja, saya enggan menyakiti wanita, karena ibu saya juga seorang wanita, tapi lepas dari itu semua, saya juga seorang manusia biasa, sakit menyakiti mungkin ada tanpa disadari.
Baik, kembali ke dia (nona w.a), yaa dengan berat hati dan masih dalam keadaan bingung, tentu saja saya tidak mungkin bisa bersamanya saat itu, dia ini lucu, meskipun cuek, haha.
Dia bilang pada saya kalau dia ditolak saat itu, dia akan menggunting pendek rambutnya, katanya sih agar seperti orang korea, kalau patah hati, pendekin rambut.
Tapi saya tidak tau dilakukan nya atau tidak, sepertinya sih iya, haha. Lagian saya minder banget kalo bisa pacaran sama dia, gak tau kenapa, gak pede aja.

Lama tak bercakap via whatsapp, kemarin, tiba-tiba dia berkirim pesan kembali pada saya, dia menemukan sebuah tweet, yang isinya tentang phobia kepada gadis cantik, sontak dia teringat pada saya, entahlah kenapa harus teringat pada saya, dia berasumsi mungkin kalau pada waktu itu saya menolaknya karena saya phobia terhadap wanita cantik, tentu saja saya tertawa dan menjelaskan kembali kenapa saya tidak bisa bersamanya saat itu, dan dia juga mengerti akan hal itu.

Kemudian dia bilang setelah sekian lama baru menyadari, tentang kenapa dia bisa menyukai saya, katanya karena ada kesamaan antara saya dengannya, dalam hal apa? Tanya saya. Sifat sok tahu kita sama, jawabnya.
Mungkin bukan hanya saya yang heran, anda juga pasti heran (kalau ada yang baca ini, hehe), bagaimana bisa dari semester 3 dia mulai menyukai saya, dan kemarin dia menyadari memberikan alasan yang sangat-sangat sederhana bisa menyukai saya, padahal kurun waktu itu banyak sekali pria yang suka padanya (ini dia sendiri yang bilang), dalam hati saya bertanya-tanya, memangnya tidak ada pria yang bersifat sama juga dengan nya? Kalau dia bisa menyukai saya dengan alasan sesederhana itu, harusnya ia juga bisa menyukai pria lain yang notabane nya lebih oke di berbagai aspek ketimbang saya, tapi entahlah, saya bingung, hanya dia dan tuhan saja yang benar-benar tahu isi hatinya.

Ini ditulis berdasarkan apa yang saya alami dan dia katakan, dan dari sinilah tercetus sebuah ide, dia menantang saya menjadikan ini sebuah tulisan, entahlah, sepertinya hanya sebuah curhatan, kemudian berubah menjadi sebuah cerpen yang amburadul mungkin, tapi karena ini permintaan nya, ya saya buatkan, biarlah dia yang julid tulisan ini nanti, hehe.

Peluk cium, Sekian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Diluar NalarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang