Cewek itu berjalan mengitari Ferza, seorang cowok yang menjadi musuh selama setahun terakhir ini, "masuk suka terlambat, penampilan? Ah gue benci penampilan anak berandalan, kek yang ga disekolahin" ucapnya sinis
Mungkin bagi semua orang, cowok berpakaian berantakan seperti celana sekolah yang sengaja di cutbray cutbrayin, terus baju dikeluarin, ga pake dasi, sepatu ga sesuai aturan sekolah, dan rambut yang agak panjang itu sudah biasa. Palingan pada ngomong "namanya juga anak SMA".
Tapi menurut gadis itu? "Lu mau sekolah apa mau ngejeger?!" Yaah, kira kira gitu lah pemikirannya, yang kayak gitu tuh ga pantes ke sekolah
Pandangan Ferza tak lepas dari cewek yang sudah berdiri dihadapannya dengan melipat kedua tangannya dia dada, "siapa lo ngatur ngatur hidup gue?" Ucapnya dingin, itu jurus andalan seorang Ferza
Bahkan, kadang kadang kata katanya pun bagaikan anak panah, TAJEM BANGET BEUH!!
"Ck, siapa gue?" Cewek itu tersenyum meremehkan, "bentar, gue tanya dulu siapa gue" ucapnya dan menunjuk salah satu siswa lelaki yang berdiri tepat disamping Ferza
"Lo kenal siapa gue?" Tanya nya, Cowok yang ditunjuknya tadi itu tersenyum, "Anggit Kheyra, Anak dari direktur Sekolah Galtrias yang menjabat sebagai wakil ketua osis" lantangnya yang membuat Anggit ---Cewek itu tersenyum bangga dan menepuk nepuk pundak cowok itu, "lo emang adik kelas yang baek, tingkatkan!"
"Cih, sombong banget hidup lu" sinis Ferza yang seketika membuat senyum Anggit langsung hilang sirna bagai chattan doi yang berakhir dengan hehe wkwk
"Hah? Siapa yang sombong?" Tanya Anggit dengan nada mengejek, "gue? Hahaha. Yang ada elu tuh yang sombong, ngaca makanya" cerocosnya di depan muka Ferza
"Baru jadi waketos 2bulan aja udah belagu banget idup lu"
FERZA BENER BENER YA_-
Anggit yang mendengar itu langsung tersenyum kecut, "ck, seengganya gue ga kayak lo ya, badboy kampungan yang norak ewh" Sahut Anggit tak mau kalah
Mereka berdua memang tidak pernah akur sekali pun, Ferza yang sering membuat Anggit emosi dan Anggit yang selalu tak mau kalah
Sampai sekarang pun mereka masih beradu omongan, entah apa yang mereka ributkan saat ini, yang jelas kurleb 15 murid yang terlambat sekarang sedang menonton debat yang secara tidak langsung sedang berlangsung
Sherly, teman dekatnya Anggit sekaligus teman sekelasnya Ferza memandang gelisah mereka berdua.
Mereka takkan berhenti sampai salah satu dari mereka ada yang mengalah, tapi itu sangat mustahil buat saat ini"Emang sekolah ini milik bapak lo apa? Disini udah jelas ada peraturan yang WAJIB dituruti oleh semua murid disekolah ini! Makanya otak tuh dipake"
Ferza tersenyum menantang, "susah ya kalo udah berurusan sama cewek yang suka ngatur ngatur gajelas hidup orang, mana bisa yang kek gini dijadiin waketos"
Anggit membelalakan matanya kaget dengan ucapan Ferza tadi, tapi belum sempat dia membalas ucapannya, Serly datang dihadapan mereka dan dengan cepat dia menarik tangan Anggit agar menjauh dari Ferza
"Anak anak ini biar gue urus, mending sekarang lo ke lapangan bantuin si Reza yang lagi sibuk ngerazia anak anak. Bentar lagi upacara beres, gih sana bantuin"
Anggit menghembuskan napasnya, "yaudah deh, kesel juga gue kalo terus berhubungan sama MAKHLUK ASTRAL CUCUNYA ALIEN kek gini" kata kata itu sengaja dia keraskan agar Ferza mendengarnya
Ferza mendengarnya, dia tersenyum kecut kepada Anggit, "saae lu karet nasi kuning"
mau lempar sepatu, tapi sayang gue pake sepatu tali, ribet juga kalo harus ngebuka, yaudah terpaksa masuk kedalem sambil mengacungkan jari tengah diudara -Anggit hari senin jam 8pagi
»«»«
"Kak, tolong dong kak kembaliin"
Anggit menghiraukan rengekan cewek yang tengah mengikutinya di belakang, dia terus memohon kepada Anggit agar barang yang Anggit ambil dikembalikan
"Suruh siapa bawa make up ke sekolah?" Sinisnya dan terus berjalan dikoridor, menghiraukan tatapan tatapan adik kelas yang seakan akan megucapkan, "pasti si teteh ieu ngerazia lagi"
"Kak tolong dong kak, saya janji gaakan bawa itu lagi ke sekolah, kak tolong dong plisss balikinnn" cewek itu mengepalkan tangannya dihadapan Anggit yang otomatis membuat Anggit menghentikan langkahnya, Cewek itu memohon agar Anggit memberinya belas kasihan kepadanya
Anggit menghembuskan napasnya kesal, "denger ya... Siapa nama lo?" Tanya Anggit yang memang dia tidak tau siapa nama cewek itu, dengan cepat cewek itu menjawab "Zeni kak"
"Hmm, oke. Gini ya Zeni, lo tau kan aturan disekolah ini yang GAK NGEBOLEHIN SISWA BAWA MAKE UP KE SEKOLAH. sekarang gue tanya, lo bawa make up sebanyak gini buat apa? Mau jadi tante?" Anggit mengangkat wadah kosmetik yang dipegangnya di hadapan Zeni, cewek itu menunduk malu.
Sebuah tangan kekar tibatiba merampas wadah kosmetik dari tangan Anggit, membuat Anggit sedikit tersentak.
"Nih gue kembaliin, sekarang kembali ke kelas sana"
Tanpa basa basi, Zeni--- yang empunya sekantong make up itu langsung mengambilnya ,"makasih kak, makasih banget" ucapnya dan pergi berlari disamping lapangan meninggalkan Anggit yang kini sedang memandang tajam seorang cowok dihadapannya.
"Heh! Maksud lo apa hah?!" Bentak Anggit kepada cowok itu, FERZA!
Ferza menatap Anggit dengan wajah tanpa dosanya, "gue hanya mengembalikan barang yang seharusnya dikembalikan" jawabnya enteng, "lagian, dia beli barang itu juga bukan pake duit lo, kenapa lo yang ribet"
"Ish! Bener bener lo yah! Gue ngerazia barang dia juga karna ada alesannya! stop bikin gue emosi!"
"Siapa lagih yang bikin lo emosi, yang ada lo tuh yang emosian!" Sahut Ferza
Yaah, untuk ke seribu kalinya mereka berdebat dihadapan semua orang. Tidak tau apa yang mereka pikirkan, tapi semua orang kini memperhatikan mereka berdua. Tak sedikit dari mereka yang berkomentar..
"Pantes the jek sama bobotoh ga pernah akur, orang kak Anggit sama Ferza berantem mulu" -tipe anak bola
"Gimana indonesia mau maju kalo kak Anggit sama kak Ferza selalu ribut di Indonesia" -tipe anak berfikir kritis
"Menurut gue, kali ini kak Ferza yang ngalah, kalo gue bener jajanin gue cilor selama sebulan" -tipe anak yang memanfaatkan keadaan
"..." -Tipe anak yang bodoamat
"Wah, Rame euy, mereka gelud lagi" -tipe anak pecinta keributan
"Siapapun, tolong hentikan mereka, ku sudah tak kuat" -tipe anak cinta damai
"Apa sih, caper mulu mereka berdua, mau nya apa sih" tipe anak Julyd
"Hay gays! Coba liat siapa mereka yang lagi berdiri disisi lapangan? Yap! Bener! Itu kak Anggit sama kak Ferza! Lagi ngapain hayoo? Coba komen di dm! Yang bener gue kasih hadiah! Sertakan alasan kenapa mereka ada disana ya, jangan lupaaa~~" tipe yang suka ngevlog di Sg
"Sudah cukup sudah, cukup sampai disini saja, daripada batin terluka~~" -anak saipul jamal
"Hmm, gue nyium bau bau keributan disekitar lapangan" -tipe anak karmalovers
*Lambain tangan kearah kamera -tipe anak dunia lain
"Hmm, terimaksih sudah mau membaca cerita ini, jangan lupa vote komen dan ikuti terus ceritanya" -author receh yang cantik ngalahin lucinta maya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN
Teen Fiction"Ibarat tembok Labirin, ingin rasanya aku masuk ke dalam, bermain?mencari sesuatu? Apapun yang membuatku nyaman tinggal disana akan ku lakukan.. Tanpa ku sadar, aku akan terjebak di dalam sana, sulit untukku mencari jalan keluar, dan aku akan terus...