Disuatu desa yang berada di Samarinda, ada Anak perempuan yang amat riang. Nama nya Prilly Latuconsina
"Assalamualaikum Bu,"
Tak ada jawaban
"Bu, Prilly sudah tumbuh besar, illy bahagia bisa berada di salah satu orang orang yang sayang illy, dia ada paman Agus dan bibi Mei. Mereka sayang banget sama illy, anaknya pun baik sama illy, nama dia Dimas." Cerita Prilly ke batu nisan yang bertuliskan nama sang ibunya
"Bu tetapi illy pingin deh kaya Dimas dia tumbuh besar dengan kasih sayang orang tuanya, sedang kan illy hmm tetapi illy gak mau menyalahkan takdir." Tak terasa air mata Prilly pun jatuh ke makam sang ibu
Prilly ditinggalkan ayah nya di saat ibunya mau melahirkan dia di Rumah Sakit, selang kepergiaan ayah nya yang entah kemana ibunya stress dan tak lama meninggal. Ayahnya pun sampai sekarang tidak tau berada dimana
"Assalamualaikum Bu ,illy pulang dulu takut di cari sama paman dan bibi. Kapan kapan illy berkunjung lagi dan bercerita yang tenang di sana bu."
❣️❣️❣️❣️
"Assalamualaikum Bunda." Teriak anak laki laki yang baru saja selesai latihan Basket
"Ya Allah punya anak gini amat, Ali Bunda bilang jangan teriak teriak, Bunda gak tuli kali." Tegur Bunda Lily terhadap anaknya yang mempunyai kuping tapi jarang di pakai kesel sendiri
"Jawab dulu Bun salam aku."
"Ya Allah waalaikumsalam sayang." Bundanya pun menampilkan senyum yang sulit di artikan
"Hehe yaudah Bun Ali mau ke kamar dulu mandi gerah." Pamit Ali lalu pergi
"Ali nanti habis mandi ke ruang tamu ada yang mau Papa dan Bunda bicarakan sama kamu dan kakak kamu." Teriak Bunda Lily
"Lah dia sendiri teriak ." Batin Ali
Fix Ali jadi anak durhaka❣️❣️❣️❣️
"Mau bicarakan apa Pa, Bun ." Tanya Willy kakak Ali
"Gini sayang kita akan pindah Rumah ke Samarinda disana ada desa dan Papa akan bekerja disana, karena disana lagi membutuhkan dokter lagi." Jelas Papa Rizal
"Hah,Ali gak setuju ! Anak kota ke desa gak level Papa. Bagaimana nasib karir dan sekolah Ali ." Melas Ali
"Papa dan Bunda gak menerima penolakan Ali , kakak kamu setuju tuh ya kan kak. Lagian pahala loh Li nolongin orang sakit." Jelas Lily memberi pengertian
"Iya Bun kakak setuju."
"Tap..." Belum selesai perkataan Ali sudah di potong oleh papanya
"Yasudah kalau kamu tidak ikut tinggal disini sendiri, tapi semua fasilitas kamu papa cabut." Ancam Rizal
"Gini ni mainannya cabut cabutan." Batin Ali
"Yasudah lah, kalau Ali nolak juga sama aja ." Lalu Ali berlalu ke kamar kesayangannya
"Besok kita berangkat ." Teriak Rizal
❣️❣️❣️❣️
Kini keluarga Ali sedang menuju ketempat dimana Ayahnya akan berkerja, disana Ayah Ali akan menyewa Villa yang akan di sewa beberapa bulan
"Akhirnya nyampe juga bang."
"Adem ya Li ." Tanya Willy
"Hmm, biasa aja."
"Yaudah ayok kita pada masuk istirahat." Ajak papa Ali
Mereka pun berjalan menuju gerbang, disana mereka sudah di tunggu oleh Pak Agus dia adalah penjaga Villa disitu