Seorang gelandang sendiri
Di hujung jalan
Baju kering
Celana lusuh
Sekeping kotak leper
Seutas senyuman
Dia lena bersama kata-kata yang tidak pernah terucap
Sebuah buku sendiri
Di hujung almari
Debunya wajah
Tubuhnya mengigil
Selantang suara
Dia rindu bersama kata-kata yang tidak lagi terucap
Apakah kita masih bisa
mendengar kata-kata itu?

YOU ARE READING
Sejarah Dari Mata Pengalah
PoetryKumpulan puisi dan prosa tulisan M. Firdaus Kamaluddin.