Prolog
Untuk saat ini tidak ada pemandangan yang lebih menarik daripada sebuah papan tulis putih yang terpasang di depan kelas. Mataku sampai terasa perih saking aku tak mau melewatkan satu detik pun sesuatu yang berada di sana. Ah, bukan! Bukan papan tulisnya, tetapi ‘dia’. Si jangkung berkulit putih—pemilik senyum manis—yang sedang menulis jawaban panjang x lebar, soal matematika dari Pak Bekti. Setiap angka dan penjelasan lembut dari bibirnya membuatku terhipnotis.Nando Pratama, itu namanya.
Bagiku dia adalah milikku dan dia adalah duniaku. Semua hal yang berhubungan dengannya, aku tahu. Mulai dari warna, makanan, hobi, hingga apa pun yang menjadi favoritnya aku tahu. Aku bukan pacarnya, bukan pula teman akrabnya. Aku hanya seorang pengagum yang tak berani menyatakan kekagumanku terhadapnya. Bisaku hanya mengamatinya dari sudut kelas.
"Elo enggak takut minus lo tambah parah, ngeliatin dia terus?" Aku memutar pandanganku, menoleh pada Bagas—teman sebangkuku, dia terkekeh. “Bercanda, Tar.”
“Berisik kamu, Gas.” Aku membuang tatapan jemu, tapi dalam hati membenarkan apa yang dikatakannya. Semakin sering aku memperhatikan Nando ukuran minus kacamataku semakin bertambah saja. Parah! Bahkan kaca saja tidak sanggup menahan pesona cowok itu. Senyumnya yang khas benar-benar membuatku mabuk. Sampai-sampai aku menaruh fotonya di wallpaper handphone, memajang fotonya pada dinding kamar, meja belajar dan di samping tempat tidurku.
"Gue ingetin sekali lagi, Tar, biar lo enggak lupa. Jangan terlalu berharap sama Nando." Entah sudah peringatan ke berapa yang Bagas berikan padaku untuk tidak berharap pada Nando. Jelasnya, Bagas tak pernah absen mengingatkanku akan hal itu.
Aku dan Bagas bersahabat sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Setiap hari aku berangkat sekolah bersamanya, naik motor bebek tua peninggalan almarhum kakeknya. Rumah kami pun berdekatan, hanya berjarak dua buah rumah. Jika orang tuaku pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan, aku pasti akan menginap di rumahnya. Kedua orang tuanya sangat baik, dan mereka menganggapku seperti anak perempuan mereka sendiri.
Kembali aku menoleh ke depan kelas. Saat berpaling mata kami saling bertemu, ia bertanya ‘apa ada yang kurang jelas dari penjelasan saya?’ dan geernya aku merasa seperti dia sedang bertanya kepadaku. Ya Tuhan, aku hampir tidak bisa bernapas karenanya.
Sadar, Tari! Penghuni kelas bukan hanya kamu sendiri.
Ada 34 siswa dan mustahil jika Nando hanya memperhatikanku. Memangnya aku siapa? Aku hanya gadis cupu yang mengambil posisi duduk di pojok kelas—tidak punya prestasi apa pun yang membuatku menjadi siswa terkenal sepertinya. Nando—dia itu pangeran kelas yang digilai banyak wanita. Termasuk di antaranya Adelia, gadis yang saat ini menjabat sebagai kekasihnya. Gadis manis dari kelas sebelah, yang punya pesona jauh lebih menarik ketimbang diriku. Gadis berkacamata dengan rambut yang selalu dikepang dua. Cupu.
“Pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Kita lanjutkan minggu depan dan jangan lupa mengerjakan tugas halaman 36.”
Pak Bekti keluar setelah kami bersalaman dengannya. Aku merapikan buku-bukuku, bersiap menuju perpustakaan— Nando menyukai tempat itu. Kulirik dari ujung mataku, kulihat dia sedang bermain dengan ponselnya, mengetikkan sesuatu di sana. Matanya beberapa kali melihat ke arah pintu, seperti ada yang ia tunggu.
Benar saja, tidak lama Adel datang membawa sebuah kotak bekal berwarna biru. Warna kesukaan Nando yang juga menjadi warna kesukaanku. Atau lebih tepatnya, aku menyukai semua yang menjadi kesukaannya.
"Maaf ya, aku lama. Tadi itu kantin penuh banget."
Gadis bernama Adel itu benar-benar sosok yang perhatian. Hampir setiap hari aku melihatnya datang ke kelas menghampiri Nando, membawa bekal nasi goreng yang ia beli di kantin. Mereka mengobrol banyak hal yang bisa kudengar cukup jelas dari pojok kelas. Tidak munafik. Kuakui mereka berdua tampak sangat serasi. Nando siswa berprestasi dan Adel seorang model sekaligus ketua team cherleader yang beberapa kali membawa nama baik sekolah di ajang bergengsi tingkat nasional.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia dan Ilusiku [Completed✔]
Teen Fiction[ Selesai ditulis 17 juni 2019 ] ================================== Note : Follow terlebih dahulu sebelum membaca. ================================== •Attention : Cerita mengandung unsur ketagihan. Baca 1 part dan kalian akan kecanduan sampai endin...