Perkuliahan telah selesai. Seokjin dan kekasihnya bergegas menuju kantin, memberi makan si cacing di perut mereka.
Sesampainya di kantin, tidak ada tempat duduk yang kosong, semua terisi penuh dengan mahasiswa baik dari jurusannya maupun berbeda.
Seokjin dan kekasihnya memindai satu persatu kursi, berharap ada yang kosong dan bisa mereka tempati sambil menunggu yang duluan duduk untuk selesai makan. Sayang, semua kursi benar-benar penuh adapun yang duduk berhimpit. Akhirnya, ia memutuskan berdiri menunggu beberapa yang hampir selesai makan.
Tak lama, penghuni tempat duduk di sudut kantin mulai beranjak. Segera Seokjin menghampiri sambil menarik tangan sang kekasih lalu duduk dan menyimpan tasnya di samping tubuhnya.
"Joonie, kau ingin pesan apa?" Tanya Seokjin pada kekasihnya yg duduk berhadapan dengannya.
"Biar aku yang pergi memesan. Mau pesan apa, sayang?" Jawab Namjoon sambil tersenyum.
"Baiklah. Aku mau ayam goreng sambal rica dan es teh."
"Siap." Namjoon beranjak dari duduknya kemudian mengacak rambut Seokjin lembut lalu pergi mengantri memesan makanan mereka.
Seokjin tersipu mendapat perlakuan lembut dari Namjoon, pipinya memerah samar. Tiba-tiba, ponsel di saku celananya bergetar, menyadarkannya dari lamunan indah. Di ambil ponselnya kemudian membaca pesan masuk.
Joonie💕
Jinnie, ayamnya sudah habis. Bagaimana kalau nasi goreng pedas dan es teh saja?
Seokjin berpikir sejenak, kemudian mulai mengetik balasannya.
Joonie💕
Jinnie, ayamnya sudah habis. Bagaimana kalau nasi goreng dan es teh saja?
Baik, itu saja.
5 menit berlalu, Namjoon datang dengan dua nampan yang masing-masing berisi nasi goreng bertabur telur dadar dan es teh. Namjoon dahulu meletakkan milik Seokjin, kemudian miliknya lalu duduk berhadapan Seokjin.
Seokjin segera menyambar sendok dan garpu yang ada di piring kemudian menyuap nasi gorengnya dengan lahap.
Namjoon tertawa lembut lalu mencubit salah satu pipi kekasihnya dengan gemas,"Pelan-pelan, sayang, nanti tersedak. Tidak ada yang mau mengambil nasi gorengmu."
Kegiatan mengunyah Seokjin terhenti sebentar kemudian senyum malu-malu terukir di bibirnya dan tatapannya seolah berkata Hehe-maaf-aku-lapar-sekali. Namjoon menggeleng sambil tersenyum lembut lalu mulai menyantap nasi gorengnya.
Terhitung baru tiga suapan, seekor kucing tiba-tiba melompat ke meja Seokjin dan membuatnya tersedak potongan telur dadar yang baru ia masukkan ke mulutnya. Beberapa pasang mata memperhatikan Seokjin.
Namjoon yang juga terkejut dengan kehadiran si kucing, menghentikan kegiatan makannya lalu menyerahkan es tehnya pada Seokjin yang tengah terbatuk keras akibat tersedak.
Dadanya terasa nyeri karena menelan potongan telur yang masih utuh. Napasnya sesak seiring batuknya yang keras. Saat dilihatnya es teh yang diberikan Namjoon, langsung dirampas kemudian meneguknya hingga habis.
Kucing hitam tadi melompat turun ke bawah setelah berhasil mencuri telur dadar yang diincarnya. Seokjin mengatur napasnya lalu menegakkan tubuhnya.
Setelah dirasa napasnya mulai teratur, matanya yang terpejam sebelumnya tiba-tiba membuka dengan sorot mata kosong dan menyeramkan. Kemudian mencari keberadaan kucing hitam tadi dan menatap nyalang si kucing. Dilemparnya gelas kosong yang tadinya berisi es teh ke si kucing hitam. Gelas tersebut mengenai tubuh si kucing lalu pecah saat bersentuhan lantai. Suasana kantin seketika hening.
Kucing hitam yang dilempar gelas, sudah melesat entah kemana, makanannya masih tersisa sedikit di lantai. Seokjin berdiri dari duduknya, mengambil bagian besar pecahan gelas di dekat sepatunya dan digenggam erat, lalu menatap nyalang orang yang melempar kucing hitam tadi ke meja makannya dan Namjoon.
Segera dilempar dan tepat mengenai si pelempar kucing hingga darah merembes keluar dari pelipisnya yang robek. Semua yang berada di kantin menjerit histeris dan berlari menjauhi kantin.
Namjoon sama sekali tidak terkejut, ia malah mendekat ke Seokjin. Berdiri di hadapannya lalu mengecup singkat sang kekasih. Tangannya yang tadi menangkup pipi sang kekasih, langsung berpindah ke bahunya. Setelah itu Seokjin pingsan. Ia sudah tahu hal tersebut akan terjadi.
Dengan sigap ia membopong tubuh Seokjin yang tak sadarkan diri, membawanya menjauh dari kantin menuju tempat pemulihan, yaitu apartemen mereka.
#EAT👀
28.11.18