15.Cemburu

19.7K 614 3
                                    


Happy reading

***

Anjani kembali ke ruangannya, di sana sudah ada Susi yang menantinya.

"Gimana?" tanya Susi.

"Apanya?" sahut Anjani cuek.

"Tadi dapet senyum nggak?"

Anjani menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi yang ia duduki.
Anjani menerawang ke atas, seolah-olah sedang membayangkan dan menikmati.
"Lebiiihhh dari sekedar senyuman," sahut Anjani dengan nada yang mantap.

Mendengar jawaban dari temannya itu, Susi langsung memasang muka kecut.
"Ngimpi!!" Seru Susi sambil menonyor pipi Anjani.

Anjani yang diperlakukan demikian malah tertawa terbahak-bahak.

"Sssttttt ... diem, masih jam kerja ini." Susi melotot sambil mengarahkan jari telunjuknya ke bibir.

"Salah sendiri nggak percaya," sahut Anjani. "Sini deh, aku kasih tahu rahasia."

Susi mendekat ke arah Anjani, "apa'an?" sahut Susi kepo.

"Calon istrinya Dion ini." Sahut Anjani sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya deh percaya, istrinya bos ...."

Anjani tersenyum sambil mengacungkan kedua ibu jarinya, "pinter ... pinter ...."

Susi memutar bola matanya malas, "kalau nggak di iya'in ntar kamu gila lagi. Jadi?"

"Apanya?"

"Traktirannya ...."

"Ooo siap!" seru Anjani mantap.

Susi terkekeh, "heheee ... lumayan, tanggal tua."

Susi kembali ke mejanya mengerjakan perkerjaannya yang sempat tertunda.

***

Jam makan siang pun tiba, Susi dengan semangatnya menghampiri Anjani.

"Cepetan," ajak Susi yang sudah tidak sabar menikmati makan siang gratis.

"Iya, bawel," sahut Anjani.

Anjani meraih dompet dan ponselnya, sambil berjalan keluar dari ruangan, Anjani mengirim pesan kepada Dion.

Anjani

Mas, aku makan siang di luar sama Susi.

Tanpa menunggu jawaban dari Dion, Anjani bergegas keluar.

Sampai di depan pintu, Anjani enggan melangkahkan kakinya keluar gedung.

"Sus ... panas banget, nggak jadi aja ya. Traktir makan siangnya besok-besok aja nunggu mendung, pas musim hujan. Yaa?" Anjani memasang muka melasnya di depan Susi.

Susi tak terpengaruh sedikit pun, "cari tebengan yuk."

"Mana? nggak ada yang lewat," sahut Anjani.

"Eehh Jefri ... mau ke mana?" Tanya Susi saat melihat Jefri yang juga akan keluar gedung.

"Mau makan siang, kenapa?" sahut Jefri yang kemudian berbalik bertanya.

"Nebeng dong!" seru Susi antusias.

"Kalian mau ke mana?"

"Kita juga mau makan siang," sahut Susi.

"Ya udah ayo," ajak Jefri.

"Ayo, An," Susi mengajak Anjani.

Mereka akhirnya pergi bertiga menuju restoran terdekat.

Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang