2. Peringatan dari Vena

57 14 5
                                    

"Baju dikeluarin, rambut acak-acakan, mau jadi apa kamu itu?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baju dikeluarin, rambut acak-acakan, mau jadi apa kamu itu?!"

Delta hanya diam, Kepalanya menunduk, kedua tangannya di masukan kedalam saku celana sekolahnya. Delta membiarkan berbagai omelan pak Rahmat menghantam telinganya, lagi pula Delta sudah biasa. Biarkan saja, nanti juga capek sendiri. Begitu pikir Delta.

"Kamu ini ya Delta, gak ada kapok-kapoknya" Pak Rahmat mengamati Delta dari ujung kaki sampai ujung kepala, kemudian guru Agama itu membuang napas kasar "Kapan sih kamu itu gak bandel?!"

"Kapan-kapan" Delta menjawab sangat pelan serupa bisikan, dengan kepalanya yang masih menunduk.

"Sekarang masukin itu baju sekolah kamu!"

Delta dengan patuh menurut, cowok itu langsung memasukan baju sekolahnya. Delta menurut bukan karena merasa takut, tapi karena Delta sangat menghormati pak Rahmat. Delta memang bandel dan susah diberitahu. Delta akui dirinya adalah tipikal siswa berandalan yang senang membuat masalah, tapi bedanya Delta bukan murid bodoh dengan nilai rendah di sekolah. Sebaliknya, Delta adalah siswa dengan banyak prestasi yang patut di perhitungkan. Delta beberapa kali memenangkan olimpiade fisika tingkat provinsi, Delta juga aktif sebagai ketua tim basket di sekolahnya.

"Udah pak, boleh ke kelas?" Delta bertanya kalem dengan senyum polos tanpa beban.

Pak Rahmat menghela napas, kemudian menganggukan kepalanya. "Iya, sana ke kelas" katanya.

Begitulah pak Rahmat, beliau sangat tegas terhadap kedisiplinan siswa-siswinya. Tapi pak Rahmat tetaplah pak Rahmat, pak Rahmat yang selalu akan mudah luluh dan tersenyum.

Delta berjalan kearah kelasnya, cowok itu berhenti sebentar di depan kelas untuk mengeluarkan kembali bajunya yang sebelumnya sudah ia masukan. "Untung gak ada jadwal Agama pagi ini" gumamnya geli.

Begitu melangkahkan kaki memasuki kelas, Delta di sambut oleh teriakan Yoga "Delt sini dah!"

"Apaan?" Tanya Delta dingin begitu menghampiri Yoga yang tengah asik berkutat dengan Laptopnya.

"Nih lo liat" Yoga mengarahkan layar laptopnya pada Delta dengan wajah bangga.

"Anjirlah gue minta!" Ekspresi dingin di wajah Delta seketika berganti cerah, secerah sinar matahari pagi ini. Apa pun itu, sesuatu yang ada di laptop Yoga patut dicurigai, karena mampu membuat wajah Delta yang semula sedatar tempok menjadi berseri hanya dengan kurun waktu tidak sampai dua detik.

"Dih enak aja minta! Rokok kek sebungkus!"

"Apaan sih nyet?" Egar tiba-tiba muncul dari belakang bahu Delta dengan wajah penasaran yang kentara. Tentu saja cowok bernama Egar itu merasa penasaran, sesuatu yang membuat senyum sumringah tertarik dari kedua sudut bibir Delta dan Yoga tentu bukan sesuatu yang bisa disebut biasa.

"Nih liat aja sendiri" Delta menunjukan layar laptop Yoga pada Egar.

"Mantep ga! Suka nih gue!" Seru Egar heboh begitu melihat layar laptop milik temannya itu. Tangan Egar menepuk-nepuk bahu Yoga "Kirim nyet ke gue!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELTLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang