lima : tugas luar kota

2.5K 516 33
                                    

Hilman POV

Sebulan menikah dengan Rere gua mulai mengurangi kelasakan gua. Setiap malam Rere membangun benteng boneka diantara kita. Padahal kan gua mulai terbiasa meluk dia. Demi memeluk dia gua berusaha mengendalikan diri. Belum ada konflik karena kita masih menikmati pacaran halal ala ala kita. Setiap pulang kantor juga Rere selalu ada di rumah menyambut gua.

"Baru pulang say. Capek ya?" Tanya Rere.

"Aku robot dong kalau ga ngerasa capek." Jawab gua.

"Ditanya manis malah salty." Timpal Rere.

"Jangan ngambek dong Re. Seharian ini kemana aja?" Tanya gua.

"Aku nyoba - nyoba masak sih sama ajakin Kayla main. Belum ada orderan gambar lagi." Jawab Rere.

"Pantesan bete bu arsitek. Eh iya masak apa? Aku mau nyoba dong." Timpal gua.

"Nyobain bikin nasi hainan sama fillet ayam gitu. Tapi ga tau enak atau ngga." Ujar Rere.

"Sini mana aku coba." Kata gua.

Makan malam kali ini spesial banget pertama kalinya gua masak makanan Rere yang ga gagal. Biasanya kan kalau ga keasinan, kemanisan, gosong, atau belum matang. Usaha dia memang luar biasa sih kalau pengen mencapai sesuatu. Mungkin kalau dia masih SMA bakalan dikatain ambis.

"Re, aku ada tugas luar kota lusa." Kata gua setelah makan.

"Kemana? Berapa lama?" Tanya dia.

"Ke Medan, lima hari." Jawab gua.

"Ah iya, nanti aku siapin keperluan aku ya." Timpal Rere.

Rere POV

Hilman tugas luar kota, gua yang repot siapin bawaan dia. Sekoper penuh buat Hilman seminggu disana. Ga lupa gua bekelein cemilan karena dia suka nyemil.  Ga lupa gua selipin moisturizer karena disana panas. Hilman kan kurang care soal perawatan kulitnya. Makanya gua sebagai istri berperan besar soal itu. Kalau suami ganteng kan sebagai istri keliatan bener ngurusnya.

"Re banyak amat bawaan aku." Katanya protes.

"Semua kebutuhan kamu selama disana lengkap. Aku tulisin juga di notes semua barang yang harus ada pas pulang. Sama udah aku urut baju yang kamu pake selama disana." Timpal gua.

"Ga salah emang Renata jodoh gua. Tau banget kan Hilman males packing anaknya." Katanya.

Selama Hilman pergi gua bolak - balik rumah Bunda sama Ibu. Sepi juga tidur sendirian. Biasanya sibuk bagi area sama Hilman. Padahal ini baru dua hari, gua udah kesepian.  Mau ajak Aira main, dia sibuk anak MDP. Mau ngajak Nino jalan dia lagi sibuk kejar deadline. Gua doang kayaknya yang senggang. Karena emang cuma gua yang nganggur ga nganggur. Kadang gua ingin kerja juga kaya yang lain. Cuma Hilman bilang kerja aku sekarang cocok buat istri. Ga sibuk banget sesekali  meeting doang.

"Re,nginep kan?" Tanya Kak Januar.

"Iya kak, sepi ya tidur sendiri." Jawab gua.

"Gimana gua coba yang dua tahun ditemenin guling doang. Baru dua hari juga lebay Re." Timpalnya.

"Malah bilang lebay lagi. Kak, ada proyek yang butuh arsitek ga?" Tanya gua.

"Re gua kan kerja di perusahaan makanan, farmasi, sama kosmetik." Jawab kak Januar.

"Gua bete kak. Order lagi sepi. Rasanya pengen coba kerja kantoran." Curhat gua.

"Ya kalau kata laki lo jangan ya jangan. Wajarlah lo arsitek ga selalu ada order. Nah kalau lo jualan pecel lele baru ordernya lancar." Timpalnya.

Tanya Takdir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang