19

9.3K 310 3
                                    

"yuna maafin gue baru dateng sekarang" kata dira saat aku menjemputnya di lobby rumah sakit.

"gapapa kok ra. Lagian juga ini baru beberapa hari lalu bokap gue operasi. Belom dibolehin jenguk juga kan kemarin" kataku sambil mengantar dira keruang kamar bapak.

"tapi nyokap sehat kan? Lo juga ? Ini kenapa jadi kempot gini pipi lo. Pasti lo jarang makan ya?"

Sepanjang perjalanan aku terus saja tertawa mendengar ocehan dira yang tidak ada hentinya. Disaat aku mengalami begitu banyak cobaan aku beruntung memiliki dira sebagai sahabat didalam hidupku.

"ooh ada mas arlan" kata dira saat kami sudah berada didepan pintu ruang kamar bapak. Dira masuk lebih dulu. Sedangkan aku tetap berdiri mematung melihat arlan tertawa bersama bapak dan ibuku.

"assalamualaikum om tante" sapa dira saat mendekati kedua orang tua ku.

"loh yuna nya mana?" tanya ibu.

Dira menunjuk ke arahku. Aku tersenyum, masih belum beranjak dari tempatku berdiri.

"kalau begitu saya pamit dulu yaa pak bu" kata arlan sambil tersenyum simpul.

Dia kemudian berbalik. Menatapku sekilas dan berlalu pergi.

"jadi hubungan lo sama arlan tuh gimana sih?" tanya dira saat menyantap makan siang di kantin rumah sakit.

Aku mengedikkan bahu "entahlah"

Dira berdecak. Menggeleng kuat-kuat "itu maksudnya entahlah apa? Lo yang digantungin arlan atau arlan yang digantungin lo?"

Ini anak apaan sih? Emang jemuran apa digantung-gantung. Geramku dalam hati.

"nih ya na. Orangtuanya arlan itu masih ngarep banget lo jadi menantunya, buktinya aja dulu waktu lo nolak perjodohan itu, mereka gak terima kan? Dan sekarang mereka rela bantuin bokap lo di rumah sakit ini, om andy sendiri yang operasi, trus mereka ngasih fasilitas vip sampe biaya administrasinya aja digratiskan. Kurang baik apa mereka sama lo na"

Ucapan dira sepenuhnya benar. Keluarga arlan sudah terlalu banyak membantu kami. Kebaikan hati mereka sudah tidak terhitung lagi. Tapi apa yang sudah aku berikan untuk mereka? Aku hanya bisa menggantung harapan mereka untuk menjadikanku menantu nya. Aku sebenarnya bingung, mengapa mereka begitu menginginkanku berjodoh dengan arlan? Seharusnya mereka bisa mencarikan jodoh yang lain untuk arlan. Contohnya saja chelsea ?

"gue gak mau mikirin ini ra. Sekarang fokus gue pengen ke bapak sama ibu aja. Lagian juga kan gue masih muda. Gue masih belum mau mikirin pernikahan" tegasku sambil menyesap minuman.

"iya sekarang anggap aja lo mau fokus ngebahagiain keluarga lo. Tapi coba deh lo pikirin dari sisi orang tua lo. Apa mereka bahagia liat anaknya sampe detik ini belum punya pasangan. Punya pacar aja enggak gimana mau nikah" dira menyindirku secara halus.

Aku tidak tersinggung. Karena apa yang dikatakannya sekarang ini tentang semuanya itu sepenuhnya benar. Dan aku masih tidak bisa memikirkan bagaimana kedepannya nanti.



          
                             🍁🍁🍁




Sebenarnya beberapa hari belakangan ini aku merasa ada yang aneh pada sikap arlan. Lebih tepatnya semenjak bapak masuk rumah sakit.
Aku sering melihatnya datang mengunjungi bapak dan ibu di ruang kamar. Sesekali mereka tertawa membicarakan hal-hal yang tidak ku ketahui. Tapi setiap kali aku datang menghampiri mereka arlan langsung bergegas pergi. Bukan sekali dua kali terjadi. Bahkan saat aku ada dikamar menunggu bapak, arlan tidak jadi masuk menemui. Aku merasa dia seperti menghindari ku.

Saat ini aku sedang menuju ruangan om andy untuk menanyakan keadaan bapak.

"permisi saya mau ketemu dokter andy, apa dokter andy nya sudah pulang ?" tanyaku kepada salah satu perawat yang berjaga.

"dokter andy nya sedang rapat di ruangannya. Ada yang bisa saya bantu?" kata perawat itu.

Aku melirik kearah perawat-perawat lain yang sedang berada di ruangannya, tepat di depanku. Mereka berbisik-bisik dan memandangiku dengan tatapan tajam.
Aku mengerutkan dahi. Heran melihat apa yang sedang mereka lakukan.

"saya tunggu disini saja" kataku pada perawat itu dan duduk di kursi tunggu.

Samar-samar aku mendengar para perawat itu berbisik dan aku bisa mendengar sedikit yang mereka katakan "itu calon istrinya dokter arlan" kata salah satu perawat disitu

"kamu tau darimana?" kata perawat yang lainnya.

"dokter arlan pernah menemaninya sarapan di kantin pegawai dan aku bisa menebak dari tatapan dokter arlan ke cewek itu. Sangat lembut. Lagipula banyak yang bilang kalau orangtuanya dirawat di rumah sakit ini dengan fasilitas special "

"masa sih? Bukannya dokter arlan itu pacaran dengan dokter chelsea?" sambung perawat yang tadi berbicara denganku.

Aku terbatuk. Bisa-bisanya para perawat ini bergosip ditengah tugas jaga. Kalau aku beritahu om andy pasti mereka akan tahu rasa.

"om andy" desis ku pelan saat melihat om andy keluar dari ruangannya bersama beberapa dokter lainnya, juga arlan dan chelsea.

Aku berdiri melihat mereka dari kejauhan. Rasanya kaki berat untuk melangkah saat aku melihat mereka sedang asyik bercengkrama. Kenapa wajah arlan merona? Apa yang sedang mereka bicarakan sampai-sampai raut wajah arlan nampak bahagia. Kenapa aku tidak menyukainya?

"yuna" panggil om andy saat aku berbalik untuk pergi.

Aku kemudian menoleh dan tersenyum getir menghampiri mereka.

"kamu ada apa kesini?" tanya om andy

"aku mau tanya tentang keadaan bapak om" jawab ku canggung.

"oh ya kita ngobrol didalam aja" ajak om andy meninggalkan arlan dan chelsea diluar.

Aku melirik sekilas arlan yang sedang menatapku sebelum aku masuk keruangan om andy.

"bapak kamu keadaannya sudah mulai membaik pasca operasi. memang bekas-bekas jahitannya belum kering, tapi setelah diberi obat akan membaik" kata om andy

Aku mengangguk. Berusaha paham dengan apa yang dijelaskan om andy.

"lalu om kapan bapak bisa segera pulang?"

"mungkin besok lusa eros sudah bisa pulang. Kamu jangan khawatir lagi. Bapak akan bisa hidup sampai kamu menikah dan memberikan cucu untuknya" ujar om andy sambil tertawa.

Aku tersenyum simpul. Kemudian mengungkapkan keresahan yang terganjal di hatiku.

"om andy terimakasih. Om dan tante anin sangat amat baik pada kami. Bagaimana cara aku membalas budi kalian..." aku menangis didepan om andy.

Dia mengusap air mata ku dan membelai rambutku dengan lembut
"kamu mau tahu cara membalas budi kami?" tanya om andy yang ku jawab dengan anggukan

"tetaplah berada disisi kami"

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang