warning: non-consensual kiss
⠀
⠀
⠀
"Smile, Hyunjin."
Hyunjin tidak segera menuruti apa kata sang ibu, ia menghela napas berat, berdecak kesal dan tetap cemberut.
"Ini hari yang penting, sayang."
Masih tidak memberi respon, Hyunjin tetap membiarkan sang ibu dan beberapa staf yang nampak sibuk itu melakukan sesuatu padanya—memperindah penampilannya.
Well, Hyunjin sudah terlihat indah. Ia kini mengenakan pakaian super resmi yang modelnya membuat ia sulit untuk bergerak banyak. Bahannya lembut dan dingin, tapi di luar kan panas, jadi percuma saja, huh!
"Seandainya Jinyoung-hyung di sini." Hyunjin tanpa sadar menyuarakan pikirannya. Oh, ia bahkan menyebut-nyebut nama yang cukup sensitif untuk dibicarakan.
Sang ibu yang sedari tadi menata helaian rambut Hyunjin pun menghentikan aksinya seketika, diikuti para staf yang ada di sekitarnya. Mereka semua seolah membeku mendengar nama itu disebut oleh Hyunjin, namun kemudian perlahan para pekerja itu kembali menyibukkan diri mereka karena atmosfer yang canggung.
Ibu Hyunjin meletakkan kembali sisirnya ke atas meja rias, tangannya pindah ke bahu putranya, meremasnya pelan. Ia dan Hyunjin saling bertatapan melalui cermin untuk beberapa saat cukup intens, sebelum kemudian membisikkan, "Just smile, Hyunjin." Lalu mengecup pelipis putranya, dan menghilang keluar ruangan.
Alunan lagu klasik menggema, sedikit teredam oleh pintunya yang ditutup rapat.
"Jeonginnie ...," Hyunjin memanggil salah satu pekerja di rumahnya, seorang pekerja yang paling muda di sini. Anak lelaki itu menyudutkan diri, berpura-pura sedang mengelompokkan pakaian Hyunjin sesuai warna. "Aku tidak usah masuk universitas mana pun. Haruskah aku kabur juga?"
"No!" Jawab Jeongin dan staf lainnya sontak bersamaan, mengejutkan Hyunjin.
Hyunjin menunduk sedikit, takut akan diteriaki lagi, makin cemberut. Ia memainkan kain lengan pakaiannya. "Hanya ... bercanda ...."
"Hyung, sekarang kan situasinya sedang—uh, bukan main-main pokoknya." Jeongin bangkit dari posisinya, mendekati Hyunjin. Anak lelaki itu berpakaian hampir sama resminya dengan Hyunjin. "Semuanya berkabung, ibumu makin sedih kalau kau bersikap seperti ini, hyung."
Hyunjin menarik napas panjang, mengingat bagaimana seluruh penghuni rumah ini bereaksi pada kematian Jinyoung alias yang harusnya menjadi pewaris takhta pertama, membuat Hyunjin ingin kembali tidur saja, berharap mungkin ini hanyalah mimpi buruk. "Hmm."
"Maaf aku tidak bisa membantu apa pun," Jeongin kini sudah berdiri di samping Hyunjin, "dan ini harus terjadi padamu, hyung."
Mungkin Hyunjin harusnya menjawab it's fine, semuanya akan baik-baik saja, namun ia malah bergeming. Hyunjin menatap bayangan dirinya sendiri melalui cermin, ia rasanya ingin menangis lagi meski menangis tidak akan mengubah apa pun.
"Okay," Hyunjin mengalihkan pandangannya pada jemarinya yang bebas dari perhiasan. Eh, sebentar lagi ini akan "sepertinya aku sudah siap."
⠀
⠀
⠀
"Jonginnie, nooo! Aku tidak mau! Biarkan aku di kamar lima menit saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ Awkwardly Married ❞ ━ changjin
RomansMasih muda dan canggung, Hyunjin dan Changbin malah harus menikah. Huh! 🌸 soft hyunjin [uke/sub hyunjin whatever you call it] ━ changjin, chanjin ━ arranged "marriage" ━ more pairings to be added