Ketukan terdengar nyaring. Atensinya tak beralih. Memandang remeh pada kertas yang ada di hadapannya. Membaca kata demi kata. Dia yakin, semua yang dia pikirkan 'tidak salah'.
Tubuh itu bangkit dengan tergesa. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang berkerumun di hadapannya. Kemarahan memburu di otaknya. Tangan itu terkepal kuat. Mata yang menyiratkan beribu kebencian. Hingga akhirnya, mulut itu berujar.
"Perkiraanku tidak pernah salah. Aku tahu guru baru itu adalah dalang dibalik semuanya."
Napas itu memburu. Mata yang meyakinkan manusia lain bahwa apa yang baru saja ia katakan adalah fakta. Kaki mungilnya mulai melangkah. Mengumpulkan semua barang pribadi, kemudian berlalu pergi.
"Aku akan menyelidiki semuanya. Kalian hanya perlu menunggu bukti yang aku bawa." Tubuh itu berbalik. Memandang tajam pada semua manusia yang ada di sana "Dan kita, akan menguaknya".
••
4 hours before;
"Baiklah. Sebelum pelajaran kali ini berakhir, apa ada yang ingin kalian tanyakan?"
Satu tangan terangkat. Muka memerah dan wajah yang sedikit menunduk namun tetap nampak senyuman dari sana. Matanya dibumbui siratan malu yang amat terlihat.
"Ya Yeri?" Ucap lelaki muda itu sambil mendekati Yeri.
"Ehmm.. apa aku, boleh mengatakannya pada semua orang?"
