Sementara itu di rumah sakit Lucas masih koma. Keadaanya masih sama.Terbaring tak bergerak. Bernafas namun tak hidup.
Sudah tiga minggu dia koma.
Namun belum ada tanda dia akan siuman. Para tenaga medis silih berganti masuk ke ruangannya. Memeriksa dan melihat perkembangannya. Yang meskipun itu tak ada.Kedua orang tua Lucas masih selalu menemaninya . Dan terkadang ada beberapa sanak keluarga pula yang menjenguknya. Beberapa hari yang lalu rekan kerjanya di kantorpun datang dengan karangan bunga besar berisi ucapan agar lekas sembuh untuk Lucas. Mereka sangat prihatin melihat kondisi Lucas. Mereka juga prihatin dengan keadaannya sekarang. Dia koma sedangkan Istrinya tak berada disampingnya. Bagaimana mungkin Istrinya mau berada di sampingnya setelah semua itu. Bahkan jika Lucas matipun mungkin Rose takkan mau melawatnya. Sebenarnya para karyawan kantorpun sudah mendengar desas desus tentang Lucas. Tentang skandalnya dengan sekertaris baru yang bernama Hera itu. Banyak yang percaya namun tak sedikit pula yang meragukannya.
"Rasanya pak Lucas tidak mungkin berbuat seperti itu apalagi dia sangat mencintai Istrinya." Ucap salah satu karyawan kala itu.
"Aku rasa juga begitu" Sahut karyawan yang lainnya.
"Alah,jangan mau di bodohi sama lelaki. Depannya aja keliatan baik belakangnya ya sama busuk." Umpat salah seorang Wanita yang tak jauh dari tempat mereka berdua berbincang. Wanita itulah yang memberitahu Rose tentang Perselingkuhan Hera dan Lucas.
"Ah enggaklah kalau pak Lucas mbak. Yang saya lihat tuh malah si Hera yang berusaha nempel dia terus."
"Jadi wanita itu jangan bodoh amatlah,Lelaki manapun kalau dikasih daun muda kayak si Hera pasti enggak nolak di suruh ngesotpun juga mau!" Bantah wanita tadi geram. Namanya Ana. Janda tapi belum punya anak. Suaminya main gila dan kabur dengan daun muda. Meninggalkan dia sendirian. Dan mungkin karena itu dia sangat sensi akan hal-hal yang berbau perselingkuhan. Seperti pada dugaan perselingkuhan Lucas dan Hera.
Namun seisi kantor waktu itu tidak terlalu heboh dengan kabar burung itu. Karena memang itu terlihat mustahil. Selain Lucas yang terkenal sangat mencintai Istrinya. Memang pernah nampak mereka berdua sesekali itupun karena Hera yang memaksa. Belum ada yang tahu kebenarannya seperti apa. Sampai saat Lucas Koma seperti sekarang.
Kini keadaan Lucas seperti seonggok daging. Matanya yang tertutup enggan untuk terbuka. Dia tidur dan tak bangun-bangun. Entah dimana nyawanya sekarang.Lucas layaknya mayat hidup.
"Kita hanya bisa berharap masa komanya tidak lebih dari satu bulan." Ucap dokter yang menangani Lucas cemas.
"Apa yang terjadi jika anak saya koma lebih dari satu bulan Dok?" Sahut Bu Iwan getir.
"Kemungkinan harapan untuk hidupnya sangat kecil."
Mendengar hal itu kedua orang tua Lucas lemah. Jika tak ada harapan untuk Lucas tentu saja itu membuat mereka kehilangan anak mereka satu-satunya.
Lucas putranya yang malang.
Hari itu sama seperti biasanya. Dokter masuk ke ruangan tersebut. Namun tak seperti biasanya waktunya berkunjung lebih awal. Biasanya dia selalu ditemani suster namun hari ini dia hanya sendirian .
Dokter hari ini beda dengan biasanya Dia memakai masker dan berkacamata. Wajahnya tertutup rapat tak dapat dikenali dan juga tak berkata sepatah katapun. Padahal biasanya Dokter selalu menyapa setiap kali masuk keruangan itu. Kesan dokter hari itu dingin. Meski kedua orang tua Lucas merasa asing akan dokter tersebut namun mereka enggan untuk bertanya. Dokter itu hanya menyuntikkan sesuatu ke dalam infus Lucas. kemudian berlalu pergi.Merasa ada yang aneh Bu Iwan menghentikan dokter tersebut.
"Tunggu dok." Ucap bu Iwan yang membuat Dokter tadi menghentikan langkahnya.
"Suntikan apa yang anda berikan tadi,bukannya suntikan selanjutnya masih satu jam lagi?" Lanjut Bu Iwan penasaran.
"Obat untuk meningkatkan kesadaran pasien." Jawab Dokter itu yang terlihat sangat kaku.
Kini Pak Iwan pun ikut Curiga dan ikut bertanya."Obat apa dok? Sebelumnya tidak ada pemberitahuan kalau mau di tambah obat lagi?"
"Maaf Pak mungkin suster lupa menyampaikannya.permisi saya masih harus merawat pasien yang lain." Sahut sang Dokter cepat-cepat bergegas meninggalkan ruangan.
Perasaan aneh menghinggapi Orang tua Lucas. Dokter hari ini bertingkah sangat aneh. Selain wajahnya yang tak terlihat sikapnya juga jauh berbeda dari biasanya. Tak ramah dengan sapaannya saat masuk dan ketika keluar meninggalkan ruangan. Juga tingkahnya yang aneh dan terkesan dingin.
Namun perasaan aneh itu tak lama di rasakan mereka. Karena beberapa saat kemudian keadaan Lucas mengejutkan mereka. Tiba-tiba tubuh Lucas kejang-kejang. Kejang yang cukup hebat. Pak Iwan dan Bu Iwan panik. Dan dengan cepatnya Pak Iwan segera berlari berteriak meminta tolong.
Dokter dengan beberapa suster bergegas berlari memasuki Ruangan. Pak Iwan dan Bu Iwan di haruskan menunggu di luar. Keadaan didalam terlihat mencekam. Dokter kewalahan dan juga kebingungan atas keadaan Lucas yang tiba-tiba memburuk. Bahkan sangat buruk.
"Pa apa yang terjadi pada anak kita?
Tangis Bu Iwan pecah merangkul suaminya."Sabar ma. Pasti Lucas akan baik-baik saja." Pak Iwan mencoba menenangkan Istrinya itu. Meskipun dia sendiripun sangat ketakutan.
Setelah sekian lama akhirnya Dokter keluar. Pak Iwan dan Bu Iwan segera berhambur menghampiri Dokter.
"Ada apa dok! Ada apa!" Pekik Bu Iwan panik penuh kecemasan.
"Keadaannya menurun drastis.
Obat Asing masuk kedalam tubuh saudara Lucas. Jenis obat ini sangat berbahaya dan sangat mengancam nyawanya. Jika kami telat sedikit saja kami tidak akan bisa membantu menyelamatkannya" Jelas dokter terlihat kelelahan. Keringat membasahi dahinya. Wajahnya juga terlihat tegang."Apa karena Obat Baru yang di berikan sebelumnya itu dok?!" sergah Pak Iwan cemas.
"Obat apa? Bahkan kami belum masuk keruangan saudara Lucas pak, bagaimana mungkin kami memberikan obat." Sahut Dokter heran.
"Tidak Dok! Sebelum ini ada seorang dokter yang masuk keruangan memberikan suntikan obat pada Lucas." Tepis pak Iwan kembali.
Terjadi sedikit perdebatan diantara mereka.
"Tapi ini belum jadwalnya saudara Lucas diberi suntikan Pak. Kami sangat tau itu. Kami hanya memberi suntikan sesuai jadwal yang sudah ada karena itu sudah takarannya ."
" Dokter itu bilang obat tambahan jadi belum sempat memberitahukan kepada kami." Sela Bu Iwan menengahi perdebatan Pak Iwan dan Dokter.
"Kami tidak pernah memberikan obat tambahan apapun.Siapa nama dokter itu ?"
"Dokter tadi tidak memakai id card."
"Lalu bagaimana dengan wajahnya? Apakah anda masih ingat biar kami bisa memberikan sanksi."
"Wajahnya tertutup masker dan memakai kacamata. Kami tidak bisa mengenalinya dok."
"Tidak mungkin." Bantah Dokter tersebut tak percaya.
"Sudah berapa lama?!"
"Baru saja dok." Tegas Pak Iwan.
Mata Dokter itu memerah wajahnya berubah penuh amarah."Masih ada waktu kita bisa mengejar dan menangkapnya." Ucap Dokter itu tegas.
Dia memanggil petugas keamanan di Rumah sakit tersebut. Memblokade pintu keluar masuk Rumah Sakit dan tentunya memeriksa setiap CCTV untuk menangkap Dokter palsu itu.
"Kita harus segera menghubungi polisi. Jelas itu Dokter gadungan yang ingin mencelakai saudara Lucas. Dilihat dari dosis yang dia berikan tidak main-main." Imbuhnya
"Lalu bagaimana keadaanya sekarang dok?!" Tanya Ibu Lucas sangat khawatir.
"Jangan khawatir.Kami sudah memberinya obat pada saudara Lucas dan mengganti Infusnya dengan yang baru . Semoga keadaanya kembali stabil."
Dokter gadungan untuk mencelakai Lucas. Tapi untuk apa dan Kenapa?
Tanda tanya baru lagi muncul.Jika Dokter gadungan itu berhasil tertangkap maka misteri lainnya siap untuk di pecahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMBULAN TAK SELAMANYA MURAM/TEROR (TAMAT)
General FictionRumah tangga Rose dan Lucas di hancurkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Semua ini sudah di rencanakan oleh seseorang yang memang sengaja ingin merusak biduk rumah tangga mereka. Bahkan mungkin setiap sendi kehidupan mereka berdua. Berawal dari...