03. Sweeter Than Sugar

4.1K 442 43
                                    

.

Disclaimer : BTS – Big Hit Entertainment

Catatan : AU. Min Yoongi, dokter gigi anti makanan bergula, yang terpaksa menghadapi kenyataan jika kekasihnya adalah penggemar nomor satu jajanan manis dan minuman bersoda.

.

.

.


"Aku tidak mengerti kenapa harus selalu aku yang menemanimu belanja. Ini hari kerja, bukan akhir minggu. Dan kenapa bahan makanan di lemari dapur cepat sekali habis? Memangnya makhluk-makhluk itu membabi di kamarmu atau bagaimana? Mereka menggosok gigi sesudah makan, tidak? Pasti minumnya sejenis sirup dan soda. Kuingatkan, kadar gula berlebih tidak baik untuk badan dan membuatmu cepat lelah. Apalagi sehabis olahraga, lebih baik minum air atau isotonik. Vitamin C juga. Kau dengar?"

Yoongi mengarahkan mobil menuju jajaran kendaraan lain di pelataran gedung, Jimin duduk bergeming dan memilih menelusuri permainan di ponselnya selama pria tampan itu mengomel. Tak biasanya. Mungkin akibat seharian harus melayani begitu banyak pasien bergigi bolong dan Yoongi jadi uring-uringan. Pulang terlambat dari tempat praktek, dia terpaksa mengabaikan urusan perut dan memilih untuk langsung menapak menuju apartemen kekasihnya dengan raut masam. Yang sialnya, tepat ketika yang bersangkutan tengah mengadakan pesta camilan bersama sejumlah junior kampus sembari selonjor menonton televisi. Jimin bahkan harus menenangkan Yoongi supaya tak kelepasan mencabut gigi geraham Jungkook yang membuka pintu sambil mengunyah donat tanpa dosa.

Mobil sudah terparkir sempurna dan Yoongi pun mengetuk-ngetukkan jari di kemudi. Matanya berputar ke samping untuk mendapati Jimin yang memiringkan kepala dengan heran.

"Hyung tidak ikut masuk?"

Yoongi tak lekas merespon dan turun tanpa banyak komentar. Bunyi riuh rendah bersahutan menyerbu dari beberapa konter, pengunjung hilir mudik dengan kereta dorong dan keranjang masing-masing. Jimin menyambut riang sapaan seorang pegawai supermarket yang memberinya selebaran promosi untuk hari itu, juga menatap Yoongi yang tampak sangat tersinggung saat ditanya—"Dengan anaknya?" hingga dahi pria itu terlipat-lipat tak suka dan hendak berkilah ketus, namun Jimin terlanjur menyambar pergelangan tangannya menghindar sambil mendorong kereta belanja. Tak sopan sore-sore memulai keributan, di tempat umum pula.

"Kesini dulu," Jimin mengarahkan langkah menuju area makanan manis. Mata berbinar kala ujung jari-jarinya menelusuri pinggiran etalase yang sejuk sambil memandangi wujud kue-kue lucu di bagian dalam, terutama yang dihias irisan buah berlapis jeli. Promosi hari ini, sesuai yang dibacanya di kolom selebaran, adalah roti daging, pai persik, pai apel, serta berbagai bolu gulung. Wanita yang melayani mereka dengan senang hati menyodorkan sepotong kecil pai untuk dicicipi Jimin. Pemuda itu cekatan membuka mulutnya dan Yoongi spontan mengerenyit.

"MANIS!" Jimin meringis seraya menjilati tepi bibirnya yang dipenuhi gelatin, "Aku mau dua potong pai apel dan empat potong pai persik. Oh, bolunya juga. Tiga."

"Kenapa banyak sekali?" Yoongi menyela usai mereka menjauh, Jimin bersenandung.

"Karena aku suka makanan manis."

"Tapi bukan berarti kau boleh membeli banyak makanan manis."

"Jungkook minta dibelikan yang manis-manis."

"Kenapa dia minta dibelikan yang manis-manis?"

"Karena aku bilang mau membelikan dia makanan manis."

"Kenapa kau bilang mau membelikannya makanan manis?"

"Karena Jungkook suka makanan manis."

"Kenapa dia suka makanan manis?" tanya Yoongi lagi. Jimin pun menyepak kakinya sambil mendorong punggung pria itu untuk menepi ke jajaran makanan instan. Diraihnya kotak sereal jagung dan gandum, sekotak susu vanila dan susu rendah kalori. Selanjutnya dia memutar arah ke samping, diambilnya kemasan gula batu, kopi susu, kopi moka, pasta cokelat, cokelat bubuk, dan selai cokelat. Begitu banyak gula dan sakarin, kulit Yoongi langsung gatal-gatal kala menerima kemasannya.

MEILI | BEAUTIFUL (YoonMin)Where stories live. Discover now