Teman Sejati

20 3 0
                                    

"Ra, kamu kenapa?" Tanya Lika.

"Uh ... nggak tau, Lik ... sakit ... uhuk!" Sara terbatuk.

"Ke UKS saja, Ra. Ayo, kuantar," Tawar Lika.

"Uhuk! Yah ..." Ujar Sara lemas.

Lika kemudian mengantar Sara ke UKS,

Lalu mengobati Sara. "Maaf, Ra ... tapi, kamu harus di rumah ... istirahat, badanmu demam, sakit flu, pusing, kan?"

"Hm ..."

"Oke, aku ke kantor buat izin ke Bu Farah, buat antar kamu ke rumah, oke?" Tanya Lika yang mendapat anggukan dari Sara.

Lika pun segera berjalan menuju intu UKS dan menutupnya perlahan.

"Permisi Bu ... Sara sakit, harus pulang, sementara Sara tidak kuat jika pulang sendiri ... dan, sekarang semua guru sedang sibuk. Saya izin untuk mengantar Sara ke rumah," Ucap Lika saat tidak sengaja bertemu dengan bu Farah.

"Eh? Sara? Anak dari Almarhum Berryn dan Almarhumah Retta?"

"Iya, Bu ..."

"Oke, saya izinkan untuk mengantar Sara pulang, tapi nanti kamu kemari lagi, ya,"

"Tapi, nanti Sara ada yang menemanikan, Bu?"

"Ya, Ibu akan menelpon kakaknya, Berlyn, kan?"

"Ya, Bu ...
Terimakasih ...
Saya permisi ..." Lika pamit.

Bu Farah hanya mengangguk.

***

"Ra, ayo, aku antar" Ujar Lika saat sampai di UKS, tepatnya di samping Sara.

"Uh ... oke" ucap Sara lemah.

***

"Terimakasih, Lik. Udah mengantarku sampai rumah"

"Ya, itulah gunanya teman," Sahut Lika sambil memandang wajah pucat Sara.

"Bukan, Lika bukan teman" Ucap Sara yang membuat Lika heran, "Tapi Lika adalah teman sejati"

Lika tersenyum tulus.

Kumpulan CerPen [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang