Pukul sebelas malam sudah cukup larut untuk disebut sebagai waktu makan malam. Umumnya jam itu adalah waktu dimana manusia-manusia lelah sudah berada di alam bawah sadar. Beralaskan ranjang yang empuk dan berbalut bed cover hangat.
Tapi tidak berlaku untuk Min Yoongi. Jam sebelas malam adalah jam makan malamnya.
Jam-jam dimana sang ayah dan wanita yang enggan dipanggilnya ibu sudah terlelap. Sehingga Yoongi tidak perlu repot bertemu mereka, mendengar rentetan sumpah serapah sang ayah karena tidak menghormati si wanita dan berakhir dengan si wanita mencari muka. Dengan begitu Yoongi bisa leluasa makan tanpa ada rasa terkekang atau jijik.
Yoongi melahap makan malam tanpa sisa. Meneguk satu gelas susu coklat dingin dalam hitungan detik. Pria bertubuh tidak terlalu tinggi ini kini beranjak menuju surga dunianya. Sebuah ruangan berukuran lima kali enam meter biasa disebut kamar. Dimana ia bebas melakukan apa saja tanpa ada aturan yang mengekang.
Yoongi menyandarkan tubuh pada kursi empuk favoritnya. Iris tajam fokus pada layar komputer yang menyala dari sepulang sekolah siang tadi. Sesekali Yoongi mengklik mouse di genggaman tangan kanan dan tak sedikit menekan Ctrl+z pada keyboard didepannya. Acap kali ia mengumpat disela aktivitasnya. Ya, Yoongi tengah menelurkan sebuah karya. Ia sedang membuat sebuah lagu. Lagu yang hanya disimpan untuk dirinya sendiri. Kapan bisa di patenkan, ia tidak tahu.
Rintikan hujan secara perlahan mulai menyentuh tiap atap sekitar kompleks rumah Yoongi. Menciptakan suara berisik namun menenangkan. Menyegarkan bumi dari kegersangan musim panas.
"Sial"
Yoongi berdecih. Ia kehilangan fokus ketika suara hujan menyentuh rungunya. Yoongi berhenti sesaat dari aktivitas lalu menutup seluruh kemungkinan suara berisik itu agar tidak masuk. Tetap saja, suara hujan masih terdengar walau tidak sekeras sebelumnya.
Yoongi kembali tenggelam dalam aktivitasnya. Namun tidak bisa pungkiri, ia sudah kehilangan fokus. Hujan menghancurkan semua imajinasinya. Yoongi menyerah, lalu menggapai sebuah kotak berisi rokok di atas CPU. mengapit ujung benda panjang tersebut di antara bibir tipis manisnya dan hendak membakar dari ujung yang berbeda.
Sayup alunan gitar berirama menembus gendang telinga Min Yoongi. Membuat atensinya merokok terhenti. Petikan gitar yang bukan berasal dari benda apapun kamarnya. Lantas dari mana suara itu? Yoongi mencari tahu dengan segudang panasaran menggelitik nurani.
Yoongi mengintip malas dari balik tirai. Menemukan hal menarik perhatian di luar sana. Sesuatu yang tidak pernah dilihat Yoongi sebelumnya.
Netra Yoongi menangkap sesosok manusia dihalaman tetangga. Seorang gadis bermain gitar ditengah guyuran hujan tengah malam. Yoongi tidak bisa mengenali gadis itu. Sebab ia duduk membelakangi rumah menghadap ke tembok pagar belakang.
Yoongi tidak habis kenapa perempuan itu bermain gitar tengah malam, seolah tidak punya waktu untuk memainkan lagi. Ia tampak seperti hantu dengan surai terurai. Hantu lumayan keren. Menurutnya.
Berawal Yoongi tidak mau tahu, namun rasa penasaran terus menerus mendorong dirinya mencari tahu. Ia ingat ketika Yoongi menguping ucapan Shin Hyesung -ibu tirinya siang tadi, kalau sudah ada mengisi rumah tetangga yang sudah lama kosong beberapa tahun silam. Dan gadis itu salah satu adalah penghuninya.
Yoongi membuka sedikit jendela. Mematahkan kebencian akan hujan demi memenuhi hasrat penasaran untuk memperdalam indra pendengaran. Untuk kali ini saja.
Yoongi tak hanya menangkap petikan gitar. Sang gadis juga bernyanyi. Suara halus milik si gadis mengikuti ritme dan tempo dari petikan gitar putihnya terdengar sinkron di telinga Yoongi. Jika hanya mendengar sekilas. Nyanyian si gadis terdengar seperti semililir angin berhembus di tengah hujan.
Siapa gadis itu?
Sosok gadis itu menghipnotis Min Yoongi dengan memberikan berjuta rasa keingin tahuan. Pemuda yang bahkan tidak peduli bulan kapan ia lahir kini malah memiliki hasrat ingin tahu terhadap perempuan itu. Gitar milik gadis itu adalah alat penghipnotis. Gitar memiliki magis. Magis yang sangat kuat.
Yoongi tersadar ketika ia terjungkal, kepala tempat tidur yang ia duduki kini menyerah menopang pantat Yoongi terlalu lama. Kepala Yoongi membentur ujung nakas, meninggalkan bengkak layaknya bukit teletubbies mini di ubun-ubunnya. Yoongi meringgis. Cepat-cepat ia menutup jendela agar tidak menimbulkan kecurigaan. Lalu Yoongi menghempas ke tempat tidur. Membiarkan komputernya tetap menyala, karena Yoongi tahu. sebuah komputer memiliki kemampuan tidur sendiri layaknya seorang manusia.
"Gadis aneh"
Yoongi menggulum senyum bersamaan dengan kelopak mata yang mengatup.
-tbc
JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ethereal || Min Yoongi
FanficHujan adalah hal yang paling di benci oleh seorang Min Yoongi. Dimana hujan adalah tempat semua penderitaan masa lalu kembali menghantuinya. Namun kebenciannya pada hujan perlahan pudar semenjak seorang gadis bergitar muncul di setiap hujan turun. M...