r o s e
hari ini mata kuliah gue selese jam 9, dan bakal ada kelas lagi nanti siang, jam 1. jadi setelah gue kelas pertama selesai, gue mutusin buat langsung menuju ke tempat favorit gue, yaitu rooftop gedung fakultas gue.
iya, gue mau menyendiri.
karena kadang gue butuh sendiri, untuk memikirkan apa saja yang udah gue lalui belakangan.
gue punya temen si, satu cewe brisik yang udah temenan sama gue dari jaman smp. tapi sekarang risa lagi gada kelas dan dia pasti masih asik molor di kos-kosan.
sampe di rooftop, gue langsung duduk di pinggiran yang menghadap gedung samping fakultas gue yang juga memiliki rooftop.
"ada juga ya cewe gabut yang nyempetin diri ke rooftop," kata seorang lelaki, sesaat setelah dia sampai di rooftop yang terletak di hadapan gue.
gue diam, memperhatikan dia yang mulai berjalan lalu duduk berhadapan dengan gue.
"lo cewe yang kemarin kan?"
"bukan," gue menjawab dengan terlalu cepat.
dia ketawa, dan harus gue akui ketawanya terdengar sangat enak di telinga gue.
"lo jelas cewe yang kemarin. nama lo rose kan?"
"bukan," seharusnya gue pergi, tapi gatau kenapa, gue merasa harus diam disana, bukannya pergi ninggalin dia.
dan dia ketawa lagi.
"cewe tuh emang susah dimengerti ya?"
"engga juga. lo belum ketemu aja sama cewe yang gampang dimengerti," jawab gue masih di posisi semula, masih menghadap kak chanyeol yang duduk di seberang gue.
"ah, iya juga. dan gue mau tanya sesuatu sama lo," kata dia, gue diam.
"kenapa lo sebel sama gue?"
ketawa, adalah respon pertama gue.
"kenapa gue harus sebel sama lo?"
"gue tanya sama lo,"
"gue ga merasa harus menjawab,"
"lo harus,"
"kenap—"
"gue paling gasuka dibenci. apalagi dibenci karena sesuatu yang gak gue tau alesannya." dia memotong, untuk kemudian menatap gue dengan serius.
"gue sebel karena lo membuat gue harus bangun terlalu pagi saat ospek cuma buat menguncir rambut gue." jawab gue, dan respon yang gue dapet adalah ketawa dia lagi.
"kenapa lo malah ketawa?" gue jelas kesal. mana ada sih orang waras yang malah ketawa saat tau penyebab orang lain membenci dia?
"lo adalah cewe terlucu yang pernah ada,"
"gue tau gue cantik, lucu, tapi lo gaperlu memuji karena gue udah tau." jawab gue cuek.
"gue pikir lo marah karena gue tabrak kemarin,"
"gue gamungkin marah cuma gara-gara tertabrak,"
"tapi lo marah karena gue komdis dan memerintah maba mengincir rambut sesuai tanggal kelahiran?"
"karena lo yang memberi ide supaya maba dikuncir."
"sayangnya bukan gue yang punya ide."
"lo jelas tau gue ga mungkin percaya sama orang yang gue benci."
"itu ide linang, pacar gue."
gue diam.
"entah darimana lo berpikir kalo itu ide gue, tapi bukan. bukan gue yang mengusulkan itu tapi linang. linang mahrunisa, pacar gue. dan gue meminta maaf atas itu."
gue masih diam.
"terserah lo mau percaya apa engga, tapi itu faktanya. dan makasih udah jawab pertanyaan gue karena gue gasuka kalo ada orang yang benci sama gue."
lalu dia berdiri lalu melihat sekilas ke arah jam tangannya.
"gue duluan, ada kelas." dia berbalik dan gue masih diam.
"gue gak gampang mengubah mindset gue tentang seseorang. meskipun lo udah kasih tau kebenarannya, gue masih punya rasa benci ke lo." gue akhirnya bersuara dan itu otomatis bikin dia berhenti berjalan.
"gapapa lo benci gue, tapi jangan lama-lama, karena katanya benci beda tipis sama cinta. gue dah punya pacar dan kalo sampe lo jatuh cinta sama gue, urusannya bisa ribet." dia bicara, tanpa natap ke arah gue.
"gue gaminat jatuh cinta sama lo."
"oke," dia kembali berjalan dan gue memilih untuk menoleh ke samping gue, ke bagian depan gedung fakultas gue.
"ah iya, rose," suaranya kembali terdengar, padahal gue kira dia udah pergi daritadi.
gue memutuskan diam, ga berniat menanggapi dia lagi.
"udaranya dingin dan pasti bentar lagi bakal ujan. jauh lebih baik kalo lo juga turun sekarang. gue gasuka kalo sampe lo sakit gara-gara keujanan."
gitu aja, lalu dia benar-benar pergi.
meninggalkan gue dengan dada yang menghangat karena omongan kak chanyeol.
".. gue gasuka kalo sampe lo sakit gara-gara keujanan."
yang gue mau, jangan sampe gue jatuh karena dia.
karena gue tau betul, omongan dia tentang benci yang beda tipis sama cinta mengandung kebenaran yang mutlak.
gue langsung berdiri, mengambil tas gue dan berjalan meninggalkan rooftop.
gak lama kemudian hujan turun dengan sangat deras.
✨
KAMU SEDANG MEMBACA
fuckin hate you | chanyeol-rose
Fanfictionaku membencimu. membenci kamu yang membuatku jatuh sedalam ini.