Ini semua gara-gara Je!
Jika saja pria itu mau mengantarkan Tania, pasti ia tak dipermalukan seperti kemarin. Yah, Tania tak berharap lebih sih, seperti; Je menyemprot tiga laki-laki itu, karena Je tidak akan mengeluarkan energi tambahan jika itu mengenai Tania.
Kecuali jika tujuan utamanya adalah membuat Tania sebal, marah dan menangis. Karena Je akan semangat jika melihat Tania mengomel sambil menangis.
Ini semua gara-gara Je!
Pintu kamar Je terbuka lebar dengan sosok yang berkerudung selimut warna biru dongker. Tania mengaduk mi-nya sambil mengawasi abangnya yang mengaduk-aduk kotak obat. Sesekali Je berhenti karena bersin yang tiba-tiba. Sesekali lagi Je berhenti karena mengelap air liurnya yang tak sengaja muncrat.
Pencarian Je ternyata berakhir nihil mengingat Je yang selalu membabat habis persediaan obat flu. Kemudian ia bersin lagi.
"Kumat bengeknya," komentar Tania.
Je mendengus, tapi dengusannya mengeluarkan sesuatu dari lubang hidungnya yang bebas tanpa sumbatan.
"JEEEEEEE!"
Cos-Ple
"Tan," panggil ayah dari depan. "Udah ditungguin Mas Robby tuh."
Sial, apa lagi ini? Tania mengakhiri siksaannya pada Je lalu berbisik, "anterin gue, plis."
Je mengelusi bekas-bekas cubitan Tania, "ogah. Gue bengek gini."
"Plis, Bang. Gue beliin kitkat deh."
"Sorry, gue anti rasuah."
Cos-Ple
"Turun!" pekik Je dengan sebal.
"Iye-iye. Entar jemput gue, yak?"
"Emangnya gue babu lo?"
Tania bersedekap, "ingat, Kitkat, kebab sama Chupacups lo kan masih di gue."
"Pemerasan."
"Gue nggak minta duit ke elo, kan? Ini bukan pemerasan, Je. Ini simbiosis mutualisme."
Sebentar-Tania menelan ludah mengingat kejadian kemarin. Yang mana juga memiliki dialog yang kurang lebih sama. Sial, sekarang Tania terlihat seperti laki-laki kemarin.Je berdecak. "Cukup sehari ini aja, Setan."
"Minus satu Chupacups."
"What-lo nggak bisa gitu dong!" pekik Je.
Sekarang mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang berdebat dan 'masa bodooooo' dengan keadaan sekitar yang mulai memperhatikan mereka. Beberapa bahkan tak segan mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen."Satu makian, minus satu sogokan."
"Lo perhitungan banget sama abang lo."
"Pret. Kalo gini aja lo ngaku abang."
Beberapa siswa berbisik-bisik, "oh, abangnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cosplay Couple
Teen FictionTania, si pecinta buku yang menderita Prosopagnosia, atau buta wajah, terpaksa menuruti syarat dari laki-laki jutek yang menahan STNK-nya, Taka, untuk menjadi partner cosplaynya selama empat event. Empat?! Tunggu- padahal Tania kan nggak suka dengan...