3. Rumpi Ciwi-ciwi

21 1 0
                                    

Selamat membaca readers 😁

🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫
Masih di hari yang sama, masih waktu istirahat sampai jam 14.00 siang nanti.
Jena meratapi perutnya yang masih lapar, uang jajan gak ada apa boleh buat.

*Oh perut….jangan serakah…di luar sana masih banyak yang kelaparan bahkan ada yang gak makan sama sekali. Miris mengingat banyak rakyat yang kesusahan mencari sesuap makan, jangankan mikirin cita-cita mau jadi apa, mikirin mau beli apa, mikirin cinta-cintaan yang gak ada faedahnya, kebahagiaan? apalagi mikirin mau nambah kekayaan???!….Maaf ya gak ada waktu….mikirin hari ini masih bisa makan untuk hidup atau gaknya aja udah cukup. Mereka hanya mau hidup sejahtera aja, bisa makan punya tempat tinggal layak..ya…pokoknya kebutuhan pokok alias sandang pangan dan papan yang terpenuhi. Bukannya malas kerja atau gimana ya?? HELOOOW!! Mudah kali ya bilang malas atau kerja dong?! Hari gini dunia kerja banyak syaratnya tamatan ini itu lah, pengalaman ini itu lah, dan masih banyak lainnya. Nah, bagi mereka yang gak punya kesempatan mengenyam pendidikan gimana? Gak punya kesempatan kerja?…Kebon? Sawah? Buruh? Bisnis?!!! Jaman sekarang yang kaya makin subur dan yang miskin makin kering! Contohnya, buka matamu lebar-lebar! Lihat!  Banyak yang tidur dijalanan nomaden, yang makan bekas sisa makanan mungut dari sampah?…Apa kabar pemerintah? Yang berkoar-koar milih ini itu? Pencitraan sana sini dan bukti nyatanya?…Maaf sekali, bukannya menyalahkan pemerintah, kan gak mau juga tiap bukti nyata kerja harus di umbar dan di tampilkan di depan seluruh rakyatnya biar tau kerjanya apa. Pemerintah juga tau sulitnya menjadi pemimpin bagaimana caranya agar bisa mensejahterakan seluruh rakyatnya, apalagi dengan jumlah penduduk yang sebesar 260 lebih jiwa belum lagi penduduk yang tidak terdata...ya pemerintah belum bisa menjangkau seluruhnya, belum lagi urusan kenegaraan dan lain-lainnya. Oke! Urusannya sama aku apa? Ya belajar! Sebagai manusia yang hidup harus berjalan untuk menuntut ilmu, kemudian menjadikannya manfaat luas di dunia dan masyarakat…EA…..super sekali heheh…kok pikiran aku bisa nyampai sini sih?*
Jena yang bergelung dan berpendapat dalam pikirannya hampir setenagh jam, lupa mengapa pikirannya sudah sampai sejauh itu.

Teman-temannya yang tak lain rombongan ciwi-ciwi Karina mulai memasuki kelas.

"JENONG! Lo tadi ngapain di kantin? Sama pangeran dan sultan lagi…lo ada apanya sama mereka?", tanya Givi penasaran.

"Pangeran? Sultan?", Jena bingung.

"Itu….yang tadi sama kamu di Kantin…Dimash sama Dirga", terang Ami.

"Terus pangeran dan sultan yang Ami maksud itu apanya?", Jena masih bingung.

"O iya, Jena mungkin gak kenal kali, soalnyakan dia gak hadir pas MOS, terus jarang sekolah juga gara-gara kejadian biawak kemaren. Gini Jena, Dirga itu di kenal dengan gelar sultan di sekolah ini, terus Dimash itu pangerannya, gelar itu mereka dapatkan setelah acara pensi (pentas seni) penutupan hari akhir MOS mengadakan drama kolosal kisah perlawanan Putra mahkota Arung Palakka dengan Sultan Hasanuddin gitu…pas banget yang memerankan Sultan itu si Dirga, terus si Dimash jadi Arung Palakka, dan karena penampilan mereka yang amazing tak tanggung-tanggung kerennya sampai-sampai pihak sekolah juga memberikan apresiasi besar pada mereka ntah dalam bentuk apa aku juga kurang tau kabarnya. Nah, terus tau-taunya udah nempel gitu aja gelar mereka berdua se sekolahan. kabarnya jomblo pula sehingga banyak tu cewek-cewek yang ngedeketin mereka berdua namun ditolak semua sampai timbul juga isu yang katanya fakta bahwa si Dirga gak minat sama cewek, sedangkan Dimash gak tau kenapa semua cewek yang pernah dekatin dia menyerah semua, cewek-cewek itu pas ditanya selalu menunjukkan ekspresi yang berbeda-beda tapi intinya ogah-ogahan. Mereka kan deketan terus nih, sampai ada isu-isu kalo mereka penyuka sesama jenis gitu…ehemmm", jelas panjang lebar dari Karina.

"Karina, ludah kamu gak berbusa ngomong panjang kebar kayak gitu?, Jena nanya dengan polos namun nada ngeledek.

"Gak kok, cuma kering keriting aja", balas Karina.

"Ye…kalau udah nyangkut tentang berita hits sekolah sih Karina nomor the bestnya", Ami menambahkan.

"Bener gak sih ya? Kalo dilihat-lihat emang mencurigakan melihat kedekatan Dirga sama Dimash kalo aja si Hito gak ikutan gabung sama mereka berdua", Givi berpendapat.

"Bukannya si Dirga itu bodyguardnya Dimash ya?", Tanya Jena polos atau dianya hobi ngelawak?

"ASDFGHJKL…..MANA ADA SIH!!? Ganteng halillintar bembahana kayak gitu, aku sih kalo bisa Dirga yang jadi pangeran beneran, mana gantengan Dirga lagi dari Dimash?", Karina mulai nyeleneh dan berbicara yang aneh.

"Gue bingung juga misalkan disuruh milih yang mana, Dirga gantengnya kayak oppa-oppa korea gitu mana bentuk muka glabella gitu lagi, terus Dimash dengan wajah gak tau gimana mencontohkannya kayak wajah lokal atau bukan sih tapi aura kharismanya gak surut-surut malah berserakkan dimana-mana", suara pendapat panjang Givi.

"Aku sih suka dua-duanya", sela Ami dengan wajah tanpa dosa.

"Aku tetap milih husbando", ucap Jena dengan wajah datar tak dimengerti teman-temannya.

"Husbando lo siapa?", Tanya Ami yang mengerti arah pembicaraan Jena

"Ada deh, kalo aku bilang ntar kamu naksir lagi…"

"Eleh…eleh….dua dimensi mana mau eke bok, masih mau sama yang nyata.", Gayanya Ami ala-ala bencong jadi-jadian.

"Husbando yang ini juga jadi nyata", sergah Jena tak mau kalah.

"15 menit lagi nih man teman…pelajaran berikutnya di lab komputer", ingat Karina pada teman-temannya dan benar sekarang siswa-siswi lainnya yang tadi masih istirahat berdatangan ke kelas untuk mengambil buku paket panduan yang akan digunakan di pelajaran komputer nanti.

"Eleh…eleh..tau-tau udah belajar aja nih…ngacir cus..!!", Ucap Givi spontan menirukan gaya Ami sebelumnya dan mengikuti arah perjalanan mereka menuju lab komputer yang berada di lantai 3. Ho oh, gedung kelas ini memiliki 3 tingkatan lantai dan kelas Jena berada pada lantai pertama, sedangkan lantai ke-dua merupakan lantai untuk kelas XI.

Bunyi suara musik tanda pelajaran ke-3 di mulai

🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫🌫

Eyes On MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang