#masih

4 0 0
                                    

aku hanya bisa menghela nafas berat mendengarkan semua pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka

"apa kekuarangannya sampai kamu pergi meninggalkannya?"

apa?

aku tak lagi ingin menjawab pertanyaan yang sudah beribu kali kudengar dan kujawab

memang kenapa kalau aku pergi darinya?

teriakku dalam hati yang tidakku tunjukkan diraut wajahku

kutatap langit biru yang terlihat jelas dibalik jendela

mengingat dirinya yang luar biasa indahnya

dia yang bagaikan bidadari hari itu, pakaiannya yang dominan putih dan terpaan sinar mentari yang berkilauan mengelilinginya membuat dia terlihat seperti turun dari khayangan

ayunan kakinya yang indah, suara high heels yang menapaki lantai bergema merdu

semua kaum adam melirik padanya yang memang seperti karya seni berjalan

aku?

aku ada disana melihatnya melangkah menuju ruang kelas

berdiri sendiri dengan gaya culun dan tubuhku yang tambun

aku hanya suka menatapnya

mendapatkannya mungkin hanya mimpi

pikirku mulanya.

sampai suatu hari keajaiban terjadi

sang bidadari turun dan menyapaku yang duduk sendiri dikelas.

"hai.. Yogi" aku tak pernah menyangka sang bidadari mengenalku

---

"Hoi. Yog kamu ni kok suka banget ngelamun... Masih mikirin si Amanda ya"

Qalam melihatku dan mengeleng. Emang aku sering melamun semenjak berpisah dengan Amanda karena memikirkan apa alasan Amanda pergi meninggalkanku. Heran?

Ya karena sejujurnya Amanda lah yang pergi dariku bukan aku yang meninggalkannya seperti yang kukatakan pada orang-orang.

Qalam adalah sahabatku dari sd dan dia yang paling mengerti aku, dia juga yang mengetahui kebenaran antara aku dan Amanda. "Dah lah jangan melamun lagi. Yuk pergi nemenin si Arka"

"Kenapa dengan si Arka?" tanyaku heran. Ya dong si Arka juga sahabatku tapi dia adalah orang yang sangat alim jadi jaranglah ada hal yang mendesak dan jaranglah ia pergi-pergi bareng kami.

"Dia bakal nraktir kita. Ah.. Udahlah jangan banyak nanya"

"Hai Yogi..Qalam" sapa Arka yang melihat kami. Aku membalas itu dengan senyum dan mengangguk kecil. Kulihat temenku yang berpakaian rapi berwajah tampan dengan senyuman menyejukkan tertempel diwajahnya.

"Dah cut the crap. Ayo pergi makan"

Arka hanya tersenyum melihat Qalam, aku udah menggeleng aja melihat temenku yang satu ini.

"gimana kabarmu Yog?" tanya Arka santai tapi membuatku merinding. Arka memang tenang tapi pertanyaannya itu dan tatapannya yang tajam itu seperti menembus sanubariku

"aku baik.." kataku. Arka hanya tersenyum

Kami berjalan santai ke sebuah resto n cafe yang berjarak cukup dekat dengan perumahan.

"Wes enak nih.. Jarang2 kita main kesini, jarang juga icip2 makanan disini. Dan mumpung di traktir aku pesan banyak ya.."

Aku ternganga melihat sikap Qalam yang langsung duduk dan memesan banyak jenis makanan, Arka dan aku hanya duduk tanpa memesan makanan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stories (Short Storieso)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang