24

9K 301 6
                                    

"assalamualaikum pak, ibu yuna pulang"

"kamu dari mana?" tanya seseorang yang sedang duduk diruang tamu.

Aku terlonjak kaget melihat arlan sedang menatap ku tajam.

"aku tanya kamu darimana jam segini baru pulang?" tanya nya lagi sambil berdiri menghampiri ku.

Aku melangkah mundur "abis ketemu dira" jawabku pelan.

"kenapa mundur-mundur gitu? Nanti nabrak pintu kamar kamu" katanya sambil menarik tangan ku.

Aku tersentak. Tubuhku menabrak dada nya dan membuat jantung ku berdebar tidak keruan.

"i ini masih jam delapan" kataku gugup.

Arlan tertawa pelan.

Astagaaa tawa renyah nya saja sudah membuat jantungku terasa mau copot.

"bapak sama ibu kemana?" tanya ku mengalihkan pandangan ke sekeliling ruangan.

"mereka masih di toko. Tadi aku kesana ramai banget. Eh aku disuruh tunggu di rumah" kata nya menjelaskan.

Aku hanya mengangguk dan berbalik meninggalkan nya.

"eh mau kemana?" tanya arlan menahan pintu kamar ku.

Aku berbalik menghadapnya dan memukul badannya "kamu apaan sih aku mau masuk" jawabku kesal.

"trus kamu mau ninggalin aku diluar?"

Aku menghentakkan kaki kesal "trus kamu mau masuk kamar aku gitu?"

Dia tersenyum sinis "kalo dibolehin gapapa aku mau" ledeknya

Aku sontak menginjak kaki nya dan membuatnya mengerang kesakitan.

"kamu tuh ya songong sama yang tua" katanya sambil mengusap-usap kaki nya.

Aku ingin tertawa kencang rasanya. Akhirnya dia sadar juga sudah tua. Dia bahkan sudah sangat layak jadi orang tua.

"aku mau ganti baju"

"gak usah kelamaan. Aku mau ngajak kamu makan diluar" dia langsung menarik tangan ku keluar rumah.

"tunggu mas, pintu nya belum di kunci" kata ku sambil menutup pintu rumah.

Dia melepaskan pegangannya. Lalu mencengkram ku lagi. Aku mengerang sambil mengimbangi langkah kaki nya yang lebar.

"masuk" katanya membukakan pintu mobil untukku.

Aku memelototinya sebelum akhirnya masuk kedalam mobil.

"kamu gak perlu khawatir. Aku udah minta izin bapak sama ibu kamu buat ngajak kamu keluar" katanya sambil menatap ku.

Aku membuang muka. Malas mendengarkan alasannya.

Seperti biasanya ketika kami berada di dalam mobil. Hening. Tidak ada satupun yang berbicara. Hanya terdengar suara radio yang dinyalakan arlan. Itupun dengan volume kecil.

Aku berdeham sesekali melirik arlan yang tetap fokus mengemudi.
Ini arlan mau bawa ku kemana?

"kamu tahu gak na. Seharian ini aku melakukan operasi sampai dua belas jam" kata arlan membuka percakapan.

Tumben dia membahas pekerjaan. Gumam ku dalam hati.

Arlan mendesah pelan "kadang aku frustasi sih kalau lihat jadwal kerja aku yang padat. Aku berpikir kapan coba gue punya waktu buat berkencan" dia tertawa setelah mengatakan hal itu.

Aku melihat sorot mata nya. Ada keresahan didalam nya. Ternyata seorang arlan yang nampak sempurna diluar memiliki keresahan juga di dalam hati nya.

Kini aku bisa memahami, seperti yang dikatakan tante anin dulu arlan hanya memikirkan kerja,kerja dan kerja. Memikirkan bagaimana cara dia menyembuhkan pasien-pasiennya tanpa pernah memikirkan dirinya sendiri. Tapi setelah dia mengatakan keresahan nya. Itu artinya dia masih memikirkan hidupnya.

Arlan menatapku ketika melihat aku menatapnya. Tatapan kami bertemu. Biasanya aku langsung menghindarinya tapi entah magnet apa yang membuatku tidak bisa berpaling menatapnya.

"aku mau ngerasain kencan sama orang yang aku sayang" kata nya sambil menatapku dalam-dalam.

Aku tidak tahu maksud ucapannya itu untuk aku? Atau yang lain?
Tapi aku merasa seperti dia membuat pengakuan padaku. Rasanya berbunga-bunga saat dia mengucapkan kata sayang.

Oh astaga yuna sadar. Jangan terlalu percaya diri. Jangan tersipu malu didepan nya. Belum tentu dia mengucapkan kalimat itu untuk ku.

Arlan menerima telepon saat ponselnya berdering.

"halo? Iyaa aku kesana chels"

Chelsea?

Arlan menutup telepon dari chelsea dan membelokkan kemudi nya dengan terburu-buru.



🍁🍁🍁



Jadi ini yang dimaksudnya dengan kencan bersama seseorang yang dia sayang?
Pergi ke rumah orang yang dia sayang bersama wanita yang mengenaskan seperti aku.

Yaa mengenaskan..
Karena setelah dia mendapat telepon dari chelsea dan mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat-membuatku mual- dan berlari seperti orang dikejar setan-yang membuatku lelah mengejarnya- untuk cepat sampai kedalam rumah chelsea.

Memangnya ada apa sih dengan chelsea? Apa yang membuat arlan begitu khawatir padanya?

"arlan" chelsea memeluk arlan erat ketika arlan tiba didalam kamarnya.

Aku mengikuti arlan masuk dan melihat pemandangan didepan ku ini. Tiba-tiba saja jantungku terasa sesak. Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada chelsea sampai-sampai arlan mengabaikan keberadaan ku disini.
Aku berbalik meninggalkan mereka.

Untuk apa juga aku disini? Aku hanya akan menyaksikan pemandangan sepasang kekasih yang saling berpelukan erat. Menjadikan ku hanya butiran debu di depan mereka.

Aku keluar dari rumah chelsea dengan perasaan campur aduk. Setelah dipikir-pikir aku seperti orang bodoh. Aku langsung senang ketika arlan mulai bersikap baik padaku. Aku berusaha membuka hati untuk bisa menerima nya.Tapi nyata nya apa sekarang. Aku merasa semua kata-kata manis yang sudah keluar dari mulutnya adalah kebohongan.

"yuna tunggu yuna kamu mau kemana?" tanya arlan sambil mengejar ku keluar jalanan.

"aku mau pulang" jawab ku pelan.

"yaudah ayok kita pulang" kata arlan sambil memegang lengan ku menuju parkiran rumah chelsea.

Aku berontak dan melepaskan tangan arlan dengan kasar.

"aku bisa pulang sendiri mas" bentak ku kesal.

Arlan berkacak pinggang melihat ku "kamu kenapa sih? Aku bikin kesalahan apa lagi sampe bikin kamu kesal kayak gini?"

Oh Tuhan mengapa ada manusia yang tidak memiliki kepekaan seperti dia. Apa aku harus berteriak-teriak dan mengatakan kalau dia memang salah. Ini semua memang salah dia. Dia salah sudah mempermainkan hati ku.

"lebih baik kamu masuk. Siapa tahu mbak chelsea masih membutuhkan kamu" kataku sambil berlalu pergi dari hadapannya.

Kali ini arlan tidak mengejar ku. Dan sekarang aku benar-benar tidak tahu harus kemana.

🙋Halo?

Dira menjawab telepon ku ketika aku menghubunginya.

🙆 Halo yuna lo kenapa? Jawab gue

Tiba-tiba saja aku terisak saat mendengar suara dira

"dira tolong gue" kata ku lirih.

🙆 Ya iya gue pasti tolongin lo tapi jawab dulu pertanyaan gue lo kenapa?

Belum sempat aku menjawab, tetesan air membasahi tubuhku. Tiba-tiba saja hujan lebat turun tanpa permisi.

Tangisku semakin kencang. Aku menangisi semua yang terjadi hari ini, kemarin, dan lalu. Sejak aku bertemu dengan arlan. Dia selalu saja membuat hidupku susah.

My Ahjussi (Complete) TAHAP REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang