PERTAMA
1|GAK PERLUKetika kata saling tak terucap, maukah hati saling mengerti?
Put & Gash
-Movedable-
Gadis itu duduk di bangku miliknya, sendiri. Sejak satu semester lalu ia hanya duduk sendiri. Terbiasa? Mungkin.
Ia membuka laptop miliknya, mulai berkutat dengan dunia miliknya. Dunia dimana ia mendapatkan hal yang tak didapatkannya di dunia ini.
-Movedable-
Sore itu mendung, tak seperti sebelumnya. Mungkin musim hujan akan datang. Hujan pertama setelah beberapa minggu tidak turun sama sekali. Membuat angin sejuk bertiup malu-malu.Bersamaan dengan itu, seorang Gadis ikut membuka payung nya malu-malu. Merekahkannya lalu memayungi dirinya, bersama beberapa buku yang masih tersegel plastik.
"Kak Uti! Hari ini ke rumah kan?" suara diseberang telepon membuat Putri tersenyum samar.
"Di lihat nanti ya Pangeran..." Putri menjawab seadanya. Malas berurusan dengan apapun yang berhubungan dengan masa lalu miliknya.
"Yaaaahhhh... Kak utiiiii, Adek mau kasih lihat Kakak piala tinggiiiiiiii" suara diseberang, Pangeran masih tak mau mematikan telepon.
"Iya Kakak usahain. Nanti lagi ya pangeran, Kakak lagi dijalan nih" Putri mencoba menghentikan sambungan telepon secara halus.
"Oke kak, nanti ke rumah ya! Bye bye kak!"
Telepon ditutup sepihak oleh Putri. Gadis itu menghela nafas panjang. Ia menatap layar ponsel yang sedikit terkena air. Lalu sedikit mengeringkannya dengan ujung jaket yang ia kenakan.
Pantulan dirinya terpampang samar di sana. Masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Mata bulat ditambah bibir yang sedikit berisi juga hidung yang tetap sama menjulang. Tapi jelas ada yang berbeda dari sini. Bibir itu, tak pernah lagi melengkung. Tersenyum, benar mungkin ia lupa caranya.
Gadis itu menoleh ke kanan, lalu ke kiri. Memastikan kendaraan berhenti saat ia menyebrang. Dengan langkah hati-hati, ia melewati satu persatu kendaraan hingga sampai ditrotoar sebrang jalan.
BYUR
Percikan, ah bukan lebih besar. Mungkin ia sekarang lebih seperti disiram dengan air kotor. Rok abu-abunya kini tlah berubah warna. Begitu juga dengan jaket maroon yang digunakan gadis itu.
"Eh sorry-sorry gue gak sengaja" lebih seperti teriakan dari pada permintaan, walaupun volume itu diredam suara hujan.
Nafasnya terlihat terengah-engah. Bahkan mungkin air hujan diwajahnya kini telah bercampur bersama keringat. Tubuh tegapnya basah, seolah mengintimidasi. Rahangnya kokoh, juga rambut kecoklatannya. Hidungnya tak kalah mancung, berbanding terbalik dengan bibir tipis kemerahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Movedable
Novela JuvenilKetika meninggalkan atau ditinggalkan adalah cara cerita agar kita tidak lagi bersama. Dan untuk kamu, yang tetap bertahan padahal jelas dilakukan hanya menambah derita saat cerita ini berakhir. Putri itu sebenarnya lugu, masih saja melihat kebaik...