Prolog

215 31 10
                                    

Di dalam ruangan yang di penuhi banyak buku di rak, disana terlihat sosok pria yang tengah duduk di sofa sembari mengutak-atik leptop di atas pangkuan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam ruangan yang di penuhi banyak buku di rak, disana terlihat sosok pria yang tengah duduk di sofa sembari mengutak-atik leptop di atas pangkuan nya. Kelihatan nya ia sedang mengerjakan sesuatu entah itu apa. Di satu sisi terlihat wanita yang mengenakan piyama yang juga sedang sibuk mengerjakan PR matematika nya. Wanita itu sangat fokus sampai tak sadar ada sepasang mata memperhatikan nya sedaritadi.

Hampir setiap hari sepasang suami istri pulang tengah malam sebab mereka sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga nya. Karena itulah juga mengapa rumah itu begitu sangat sepi, namun hanya ada beberapa pekerjaan seperti satu satpam, dua art, dan satu anak pria dan satu anak perempuan.

"Kau lagi mengerjakan apa?" Tanya seorang pria yang tengah duduk di sofa single.

"Pr matematika" Sahut seorang wanita seraya tetapan nya tidak beranjak dari buku.

"Mau aku bantu?"

"Bukan nya kakak juga punya tugas"

"Sebentar lagi selesai"

"Hmm tidak usah, aku tidak butuh bantuan, aku ingin menyelesaikan pr ku dengan pikiran ku sendiri" Ucap sang wanita serius.

"Cihh dasar keras kepal!" Ketusnya, kemudian melemparkan coklat ke hadapan nya dengan keras sehingga wanita itu kaget dan menoleh menatap nya.

"Makan coklat itu biar kamu tidak ngantuk"

"Iya" Ucapnya singkat dan menunduk, ia menuruti ucapan dari pria itu dan segera memakan coklat nya.

"Kardel!" Panggil nya dengan nada sedikit tinggi.

Yah nama dari wanita itu adalah Kardel Albertine Clarinta yang usia nya sama dengan anak remaja yang lain yaitu 17 tahun ia masih duduk di bangku SMK kelas 11 yang sebentar lagi akan naik kelas 12.

"Ah iya" Sahutnya dengan sedikit terkejut.

"Tolong ambilkan aku susu di kulkas"

"Baik" Tanpa berlama-lama Kerdel langsung berdiri dan cepat menuruti perkataan nya dengan mengambilkan susu dingin di kulkas.

Tidak lama setelah itu Kardel pun datang dari dapur dengan membawa baki dan sebuah susu vanila beserta gelas bening.

Kardel menempatkan baki itu di atas meja dan mulai menumpahkan susu ke dalam gelas. Pria itu pun melirik Kardel di hadapannya, ia menatap Kardel dari ujung rambut hingga ke bitisnya.

Terlihat piyama yang di kenakan Kardel sudah kekecilan sehingga lekuk badan nya terpampang dengan jelas dan tubuh nya pun sangat langsing. Pria itu sangat menyukai bentuk badan dari Kardel jadi tak heran jika ia sering memperhatikan nya secara diam-diam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

No One Can Touch YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang