Jasmin’s POV
“The party is…… start!” teriak Louis mulai menyantap makanan-makanan di atas meja. Yang lain pun sangat gila menyantap masakanku, Danielle, dan Eleanor. Jujur saja, aku merasa perutku seperti dikocok-kocok melihat kelakuan dan candaan mereka semua. Many thumbs for Eleanor and Danielle… Mereka bisa sanggup menghadapi sekumpulan laki-laki gila seperti mereka itu.
“Jasmin, eat this!” ucap Eleanor memberikanku sepiring cheesecake.
“Um, th-thank you,” jawabku mulai menjauh dari benda yang dibawanya. Seketika semuanya terhenti makan dan melihat ke arahku.
“What happen, Jasmin? It’s delicious!” seru Niall dengan keadaan mulut penuh makanan.
“You don’t like it?” tanya Liam kembali menyuap cheesecake tersebut dengan sebuah pisau perak.
“I-I’m–“
“Oh, don’t like?” tanya Zayn sepertinya mulai bersikap aneh.
“Guys, are you know what must we do?” lanjut Harry berdiri dari posisi duduknya.
“Ready?” seru Louis mengaba-abakan yang kurasa suatu hal tidak baik untukku.
“Go!” teriaknya kembali dan membuat yang lainnya berlari mengejarku sambil membawa cheesecake ukurang besar itu. Pertama mereka hanya melempariku sendiri dan you know bagaimana tampangku saat ini. Tapi akhirnya ini benar-benar menjadi perang cheesecake sungguhan. Semuanya terkena cream (menjijikkan) yang berbau benda kuning nan aneh itu.
Pesta siang ini membuat kami semua benar-benar kapok. Tertawaan yang tak pernah berhenti sama sekali selama beberapa jam. Waktu telah menunjukkan pukul 9 malam. Sebagai penutup pesta kali ini, kami memilih untuk berapi unggun di halaman. Dresscode malam ini adalah piyama. Semuanya diwajibkan memakai piyama tanpa dibalut penghangat lainnya. Tapi yah, kurasa karena mereka semua tahu keadaanku, mereka memaksaku menggunakan setidaknya selapis jaket.
“Oh babe, you look so cute with that pajama,” ucap Danielle yang mengagetkanku ketika aku keluar dari kamar kosong tempatku, Eleanor, dan Danielle.
“You’re more, Dani,” jawabku tersenyum padanya.
“Hey, come on. Ele and the boys are already at the backyard,” lanjutnya dan menggandeng tanganku. Liam dan Louis sangatlah beruntung pikirku. Mereka bisa menemukan gadis-gadis cantik dan sangat baik seperti Dani dan Ele.
“You are late, girls!” teriak Louis yang sudah duduk rapi di sebelah Eleanor. Danielle mengajakku untuk duduk di sebelahnya dan sebelah kananku adalah Niall. Oh.
“Hahaha, sorry, boy,” jawab Danielle.
“Wanna play truth or dare?” seru Harry yang selalu girang untuk bermain permainan penjebakan ini. Semuanya pun sangat setuju dengan usulan Harry tersebut. Dia mengambil sebuah botol dari belakang tubuhnya dan mulai memutar si botol.
“Zayn, truth or dare?” tanya Liam ketika botol berhenti di Zayn.
“Dare,”
“Swimming on the swimming pool now,”
“Are you crazy?! Now?! Oh God, you can’t fell the weather? It’s so cold…” seru Zayn yang enggan masuk ke dalam kolam renang.
“Ok, it’s cancelled. So, eat this,” lanjut Louis memberikan seekor cacing yang masih bergerak-gerak pada Zayn. Semua langsung terdiam melihat apa yang dipegang Louis, “come one my baby Zayn. Eat this,” akhirnya Zayn mengambil cacing tersebut dari genggaman Louis. Semuanya kembali tidak dapat berkata apa-apa ketika cacing tersebut masuk ke dalam mulut Zayn.
YOU ARE READING
When Asphodel Start to Bloom
ФанфикJasmin Aline Lareina, seorang gadis yang sangat menyukai One Direction. Menjadi seorang gadis biasa adalah kesehariannya. Tapi apa yang akan terjadi ketika laki-laki pujaan hatinya, Niall Horan, bertemu dengannya dan semakin lama sebuah perasaan 'an...