12. Ikhlas

1.4K 57 2
                                    

"Yakinlah ketika kita mengikhlaskan sesuatu karna Alloh.swt. Kelak akan alloh.swt kirimkan pengganti yang langsung dipilihkan oleh-Nya"

♥️♥️♥️


Yasna berjalan pelan dengan mulutnya yang tak berhenti berdo'a. Berbagi ekspetasi buruk telah membayang-bayangi fikirannya saat ini. Ia menyadari satu hal, bahwa kemungkinan terburuk yang selama ini menjadi ketakutannya bisa saja terjadi. Pasrah. Hanya itu yang bisa ia lakukan. Hening. Dengan suasana dingin dini hari ini. Hanya dentingan jam dan gemercik sisa rintik hujan tadi malam yang nyaring terdengar.

"Tenang Yasna.. bismillah"

"Duduk" Ucap papa singkat tanpa menengok sedikitpun ke arah gadis yang tubuhnya bergetar saat ini.

"Papa, Yasna Kangen" Gadis itu memberanikan diri untuk memulai percakapan Dan berusaha mencairkan suasana.  Apa yang ia katakatan adalah benar. Ia benar merindukan papanya. Bagaimana tidak, selama satu bulan sang papa tidak ada dirumah. Dan, hari ini adalah hari pertama papa pulang kerumah setelah sebulan sebelumnya dinas diluar kota. Belum sempat melepas rindu, sudah dihadapkan dengan perang dingin seperti ini. Guratan senyum di wajah yang sudah tak muda lagi tersamarkan kembali dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Simpan dulu ucapanmu, kamu hanya perlu menjawab pertanyaan papa" Ujar Ardi serius. Gadis itu tertunduk menatap lantai dengan terus mengucapkan do'a. Rupanya, berita tentang kejadian satu bulan yang lalu ketika David menyatakan cinta kepada Yasna telah sampai kepada Ardi.

Romansa kisah SMA adalah masa yang paling indah, seribu puisi pun takkan cukup untuk menceritakan kisahnya. Hal ini cukup merepotkan bagi orang tua, mereka harus ekstra mengawasi dan mendidik anak-anak yang sedang berada pada fase remaja menuju dewasa ini. Sepasang ayah dan anak berada dalam satu ruangan. Dengan kesunyian yang menyelimutinya.

"Siapa David?" Pertanyaan pertama papa sukses membuat gadis itu Mati kutu.

Ya Allah, rasanya aku ingin jantungku berhenti berdetak detik ini saja. -batin Yasna-

Apa yang selama ini menjadi ketakutannya benar-benar menjadi kenyataan.
"Jawab!" Tegas papa, dengan suara yang rendah namun menusuk.
Gadis itu benar-benar bungkam, hanya air mata yang semakin deras turun dari pelupuk matanya.

"Te..man" Jawab Yasna terbata-bata.
Mendengar jawaban Yasna. Papa tersenyum kecut.

"Siapa yang mengajarkan kamu untuk berbohong?"

Jleb.

Ya alloh ampuni Aku -batin Yasna-

"Ampuni Yasna Pa" Tangisnya semakin menjadi.

"Apa kamu tidak ingat nasihat yang selama ini papa berikan?" Papa bertanya dengan nada kecewa.

"Maaf" Ucap Yasna lirih.

"Jelasin sama papa, apa mau kamu sebenernya? Hal apa membuat kamu bahagia? Apa kasih sayang mama Dan papa selama ini tidak cukup?"
Mendengar pertanyaan itu. Emosi gadis remaja yang masih labil itu meledak.

Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang