(2). Titahnya Ibu Ratu

4.4K 397 13
                                    

David makan dengan santai meskipun dia tahu sang ibu menatapnya sedari tadi. Berpura-pura tak tahu adalah jalan terbaik menurutnya, karena ibunya bisa menjadi seperti singa kelaparan jika dia salah bicara.

David, lelaki yang memiliki sifat keras, dan ibunya pun demikian. Jadi David, selalu mengalah kepada ibunya tanda baktinya kepada wanita yang telah melahirkannya di dunia ini.

"Jadi, David. Minggu besok, kamu harus bertemu dengan Arin. Dia perempuan dari keluarga terhormat." tipe perempuan pilihan ibu David adalah cerdas, cantik, dari keluarga terpandang, dan tentu saja seiman dengan mereka. Berbeda sekali dengan keluarga Marvel, ibu David lebih suka dengan perempuan yang sederajat dengan mereka jika memilih seorang menantu.

Meskipun wanita itu pernah mengatakan jika dia bersedia menikahkan David dengan perempuan biasa, tetapi kalau perempuan tersebut seperti Shanika, istri dari Marvel. Tapi tentu saja, itu sedikit sulit meskipun mungkin saja terjadi.

"Hari minggu aku ada acara lain, Ma." kali ini David menatap sang ibu yang tentu saja dihadiahi tatapan datar perempuan tersebut.

"Mama sudah buat janji dengan mereka, jadi kamu harus datang." setelah mengatakan itu, ibu David pergi meninggalkan ruang makan dan menyisakan David dengan perasaan sebal yang begitu luar biasa.

Entah sampai kapan ibunya akan berhenti mendiktenya. Dia tak membantah karena dia tak ingin menjadi anak yang memiliki label anak durhaka. Tapi ibunya seolah tak mengerti jika dirinya sudah lebih dari dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya.

Menyenderkan punggungnya di senderan kursi, David memejamkan matanya rapat-rapat untuk meredam emosi yang bercokol di kepalanya.

Berdiri, lelaki itu berjalan dan pergi dari rumah orang tuanya untuk pulang ke apartemennya. Sudah lama sekali ketika dia sudah tak tinggal lagi bersama orang tuanya. Meskipun awalnya medapatkan penolakan keras, tapi dengan sabar dia meminta persetujuan sang ibu. Dan ibunya dengan sangat berat hati mengizinkannya.

Itu pertama kalinya dia memohon kepada sang ibu. Karena setelah itu, David selalu menjadi lelaki penurut dan tak pernah membantah ibunya.

David membelokkan rencananya untuk segera pulang dan malah berhenti di salah satu taman tak jauh dari rumah orang tuanya. Dia tidak terlalu memikirkan apa yang ibunya perintahkan kepadanya sebetulnya, tapi dia hanya tak tahu bagaimana dia akan membuat alasan untuk menolak perempuan tersebut nantinya.

David tentu saja ingin seperti laki-laki pada umumnya. Menikah dengan perempuan yang dicintainya. Meskipun dia tahu tak semua perjodohan akan berakhir buruk, tapi dia ingin menjalani proses menemukan seorang perempuan yang cocok dengannya dengan caranya sendiri. Tidak ada campur tangan ibunya.

Kiev dan Sydney, misalnya. Mereka menikah karena hasil perjodohan, tapi mereka bisa menjadi keluarga bahagia sekarang.

David menghela napas panjang. Meneguk minuman kaleng yang dibawanya dan menatap depan dengan wajah datarnya. Lagi-lagi otaknya berpikir jika dia pasti akan melakukan perintah ibunya dan menemui perempuan tersebut.

"Kamu pikir aku takut sama kamu?" suara itu tiba-tiba masuk ke dalam gendang telinga David. Mencari-cari sumber suara, David menemukan dua lelaki dan satu perempuan sedang berhadapan.

"O, lo nantang gue?"

"Pergi kamu, ketek kamu itu buat aku mual." David berdiri untuk mendekati mereka dan melihat apa yang terjadi.

Yang bisa David tangkap dari 'adegan' yang dilihatnya, perempuan tersebut sedang mencoba berani menghadapi preman seorang diri. David hanya geleng-geleng kepala saja melihat itu, tentu saja masih dengan memantau keadaan yang tak jauh darinya itu.

Denting CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang