Mobil Veranda memasuki perkarangan rumah. Dia keluar dari mobil dan berjalan dengan anggunnya. Meski cara Veranda berjalan biasa saja menurutnya namun tetaplah luar biasa bagi mata yang memandang.
Veranda memasuki rumah mewahnya dan langsung di sambut hangat oleh kedua orangtuanya yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga.
Malam ini memang cocok untuk bersantai.
"Malam ma" sapa Veranda lalu mencium pipi kiri dan kanan milik Treesye
"Malam juga sayang" sambut Treesye
"Malam pa" sapa Veranda bergantian pada Tanumihardja.
"Hmmm" Tanumihardja hanya bergumam. "Baru pulang kamu atau mampir dulu?"
"Langsung pulang kok pa" jawab Veranda lalu mendudukkan pantatnya pada sofa. Dia menyandarkan bahunya di sana.
"Capek?" Treesye melihat guratan lelah pada wajah Veranda.
"Banget" jawab Veranda dengan merentangkan otot-ototnya.
"Jangan terlalu di posir Ve . Jaga kesehatan kamu. Kalo bisa jadwalnya di kurangi, banyakin waktu dirumah. Sepi tau, ngga ada kalian. Ngga kamu ngga Shani sama aja. Ngalahin papa aja sibuknya" eluh Tanumihardja.
"Mau bagaimana lagi pa. Jadwal aku tu padat banget akhir-akhir ini. Mana syuting nya berpindah-pindah tempat, belom lagi ada photoshoot, belum lagi syuting iklan terbaru. Jadi Ve ngga bisa deh buat ngurangin jadwal, kan semuanya udah ada kontraknya bisa-bisa Ve kena pelanggaran lagi"
"Yaudah kalo gitu, kasih kita cucu aja biar ngga kesepian. Kamu ngga kasihan apa sama mama mainnya cuma sama teman arisan aja. Mama tu pengen tau punya cucu biar mama punya mainan. Malah ya teman-teman arisan mama udah pada punya cucu semua. Di pamerin lagi sama mama, kan mama jadinya pengen."
'haaaaaaaah' Veranda menghela nafas.
'bahas ini lagi ini lagi' kesal Veranda dalam benak.
Tanumihardja memperhatikan putri sulungnya.
"Mama, papa nyampenya jam berapa? Kok ngga ngabarin Ve kalau pulang hari ini" Veranda mengalihkan pertanyaan.
"Ish kamu ini. Bisanya ngalihin pembicaraan" kesal Treesye.
"Habisnya bicara tentang itu mulu!"
"Turutin aja udah. Mudah kan tinggal nikah, bikin anak terus lahiran deh. Kan gampang" Treesye berbicara dengan entengnya
Veranda menatap tak percaya pada ibunya.
Treesye pun menatap sengit balik pada Veranda.
"Udah udah udah" lerai Tanumihardja karena melihat aura tidak mengenakkan dari keduanya. "Ve, sebaiknya kamu keatas. bersih-bersih terus istirahat" perintah Tanumihardja "pasti capek" lanjutnya lagi
"Udah ma" kini gantian Tanumihardja menenangkan istrinya. Treesye memalingkan pandangan.
Veranda mendengus dan mulai beranjak dari duduknya.
"Oh ya Shani mana? Dari tadi kok ngga keliatan?" Tanya Tanumihardja ketika Veranda akan menaiki tangga yang berada di dalam ruang keluarga.
"Beberapa hari ini dia ngga pulang pa, Dia di apartemen. katanya dia malas pulang. Yaudah deh aku ijinin aja"
Tanumihardja mengangguk. Veranda melihat itu kembali melanjutkan langkah yang tertunda.
"Sabar ya ma. Semuanya akan indah pada waktunya hahahaha" Tanumihardja menggoda istrinya.
Treesye makin di buat kesal dengan godaan dari suaminya.
"Asa ngga bakalan di dapet jika hanya berdiam pa, papa usaha dong kayak mama. Yakinkan kek? Atau apa kek. Mama pengen banget tau Veranda cepat nikah terus kasih cucu buat kita malah belain Veranda lagi huh!"