Hari Jadi

68 9 4
                                    

Lelaki jangkung yang sedang duduk di kursi kayu itu tengah mengetuk-ngetuk jarinya di meja. Wajahnya menunjukan rasa tidak sabar yang menggunung, seakan bisa meledak jika tidak ia tahan.

Untuk ke sekian kali ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Lalu kembali menatap barang-barang yang tertata rapi di meja hadapannya.

Seorang pelayan menghampiri meja yang di duduki pria jangkung itu.

"Nona Shopie sudah memasuki area parkir." ucap si pelayan pelan.

Romi segera bangkit setelah mendengar itu, lalu berterima kasih pada si Pelayan. Tangannya dengan cekatan merapikan pakaianya yang sudah kusut akibat tidak bisa diam saat menunggu wanita ini.

"Nyalakan lilinnya pak?" tanya pelayan tadi.

Romi mengangguk.

Si pelayan segera mengambil pemantik api dan menyalakan semua lilin yang ada di kue

Setelah semua lilin dinyalakan, Romi segera memangku kue tersebut. Senyumnya menyungging.

Pintu restoran terbuka pelan. Tampaklah seorang perempuan bermantel cokelat di balik pintu itu. Mata perempuan itu mengedar, lalu berhenti saat melihat Romi.

"Happy anniversary sayang," sambut Romi.

Shopie terpaku. Matanya menatap kosong ke arah Romi. Tentu Romi heran dengan reaksi Shopie yang jauh dari bayangannya.

"Ada yang salah?" tanya Romi heran.

Shopie tersenyum. "Tidak, kau sangat manis, super super manis."

Romi menghela napas lega. "Tiup lilinnya sayang,"

Shopie mengangguk, lalu meniup pelan lilin lilin itu sampai padam.

"Kau memotong rambutmu?" tanya Romi.

"Ya, begitulah." jawab Shopie ragu.

"Kau juga sedikit mewarnainya."

Shopie hanya berdeham.

"Duduklah," Romi memapah Shopie ke kursinya. Lalu ia membawa kotak hitam yang tergeletak di meja dan menyodorkannya pada Shopie.

"Ini hadiah untuk perayaan hari jadi kita." ucapnya.

"Lalu ini.." Romi kembali mengambil kotak berwarna merah tua dan menumpuknya di atas kotak hitam. "Ini hadiah atas kelulusanmu."

Romi mengambil lagi kotak terakhir yang berwarna biru. "Ini hadiah untuk persiapanmu masuk universitas."

Lalu perlahan Romi mengecup kening Shopie, "Dan ini hadiah karena kau sudah tampil cantik untukku."

Pipi Shopie memanas. Jantungnya berdegup lebih cepat. Ia segera menarik napas panjang dan menghelanya pelan.

Shopie mengambil sebuah kotak kecil dalam tasnya. "Ini hari jadi kita yang ke tiga tahun," ucap Shopie sambil memberikan bungkusan kado itu pada Romi.

Romi tertawa kecil, "kau tidak memberiku kado alat-alat aneh lagi kan?"

"Kau pikir aku doraemon?" protes Shopie.

"Tidak, hanya saja kado tahun kemarin benar benar membuatku terkejut."

Shopie terdiam sejenak. "Mungkin kali ini kau akan lebih terkejut."

"Sungguh? Kau memberiku apa? Dompet hello kitty?" oceh Romi.

Shopie tertawa kecil, "coba kau buka saja."

"Baiklah." ucapnya sambil melucuti pita yang mengikat kotak itu.

Perlahan ia menarik tutupnya. Lalu tampaklah kertas tipis dan panjang berwarna putih. Dengan bagian tengah menggaris dua buah strip merah muda.

Mata Romi memicing. "Apa maksudnya ini?"

"Aku hamil." jawab Shopie pelan.

Alis Romi berkerut, "Kau serius? Ini hanya candaankan? Bagaimana bi-"

"Bukankah kau sering melakukannya?" potong Shopie.

Romi terdiam sejenak, "aku kira kita selalu bermain aman."

"Hanya perkiraanmu." ucap Shopie. "Kau sudah berumur 25 tahun dan sudah memiliki pekerjaan yang baik, tidak ada salahnya bukan?"

"Masalahnya kau baru saja lulus SMA, usiamu baru delapan belas." keluh Romi, ia memijat pelipisnya pelan.

"Lalu kau ingin aku memundurkan waktu kehamilan ini?" tanya Shopie ketus.

"Apa ibumu sudah tahu?" tanya Romi.

"Ya."

Kepala Romi kembali berdenyut.

"Bagaimana dengan kuliahmu?" tanya Romi kembali.

"Aku bisa kuliah tahun depan."

"Kau gila."

"Ya."

Romi menatap Shopie. Wajah kekasihnya nampak begitu santai, sangat berkebalikan dengan dirinya yang benar-benar shock.

Romi menenggak minumnya sampai habis. Kerongkongannya tiba-tiba terasa begitu kering. Ia menghela napas, lalu tersenyum.

"Baiklah, kita akan menikah."

MelodistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang