(7) Awal

993 204 11
                                    

Lagi-lagi Yerin terlambat bangun tidur, semalam dia begadang sampai jam tiga untuk skripsinya. Pergerakannya terkesan buru-buru, setelah selesai dengan persiapannya barulah ia menuruni anak tangga.

"Astaghfirullah!" ucap Yerin terkejut dengan sosok yang sedang tertidur di sofa.

"Astaghfirullah!" ucap Yerin terkejut dengan sosok yang sedang tertidur di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas..bangun mas, pindah ke kamar sana." Yerin menggoyangkan tubuh Hanbin perlahan.

"Mm, udah siap-siapnya?" tanya Hanbin.

"Maksudnya?"

"Saya nungguin kamu siap-siap."

Hanbin mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja lalu menghampiri mobil yang sudah terparkir di luar gerbang.

Yerin menutup gerbang lalu berdiri di depan gerbang, tepat disebelah mobil. Kaca mobil mulai turun, "Cepet masuk katanya telat."

Gadis itu memasuki mobil dengan ekspresi keheranan, "Tumben mau anter."

"Kamu itu istri saya, tanggungjawab saya."

"Kenapa baru sadar kalo aku itu tanggungjawab mas? Dari kemarin kemana aja?"

"Ada."

Tidak ada duapuluh menit untuk sampai di kampus Yerin, gadis itu mau membuka pintu mobil.

"Gak akan salam gitu?" tanya Hanbin dengan pandangan ke arah setir.

"Mau?"

"Boleh."

Yerin mencium tangan Hanbin sesaat, baru membuka pintu mobil lalu berlari ke dalam gedung dimana kelasnya berada.

Sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di sekitar Yerin, Dosen yang harusnya masuk kelas memberi kabar bahwa tidak masuk karena menghadiri pemakaman salah satu dosen dari fakultas lain.

Yerin dan Joy meninggalkan kelas karena tidak ada mata kuliah lain yang harus diikuti. Kedua gadis cantik itu duduk di atas rumput di sebuah taman dalam kampus.

"Gue dianter Mas Hanbin tadi."

"ASLI? Lo maksa dia atau ngancem atau gimana?" Pertanyaan bertubi-tubi itu datang dari mulut Joy.

"Mana ada-lah gue kaya gitu, dia mau sendiri. Heran gue juga,"

"Mulai suka kali ke lo, Yer."

"Nggak mungkin, eh btw lo ada waktu luang gak?" tanya Yerin.

"Ngga, gue sibuk!"

"Lo masih punya janji anter gue ke toko buku!!"

"Gue mules, Yer. Gue ke kost-an Hayoung yaa, dah Yeriiiin!"

Kalau saja saat itu Yerin membawa pacul, sudah dia bajak itu taman saking kesalnya sama Joy.

"Yerin?!" Gadis itu menoleh ketika Mingyu memanggil namanya. Yang memanggil segera berlari menghampiri.

"Lo kuliah disini?" tanya Yerin dengan begitu penasaran.

"Iya, gue ikut design arsitektur."

Bibir Yerin membulat, rasa kagumnya kepada Mingyu bertambah. Menurut Yerin, mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan itu sangat baik, tidak memberatkan orangtua.

"Sendirian, Yer?"

"Tadinya sama temen tapi dia pergi padahal udah janji mau anter ke toko buku, emang sih dia gitu orangnya tapi sekarang gue bener-bener gak habis pikir sama diri gue sendiri yang masih mau temenan sama dia."

"Udah ngomongnya? Napas dulu coba," kata Mingyu sambil tertawa karena tingkah Yerin.

Memberikan jeda, Yerin menuruti apa kata Mingyu, bernapas terlebih dahulu. Yerin itu memang cerewet tapi itulah keunikannya.

"Udah napas nih," kata Yerin lalu tersenyum.

"Sini gue anter."

"Kemana?"

"Katanya mau ke toko buku,"

"Gak ngerepotin?"

"Nggak, itung-itung pdkt."

"Hah?!"

-Imagination-

Yerin dan Mingyu sampai di toko buku beberapa menit yang lalu. Yerin masih mencari buku yang ia mau yaitu buku sastra dari penulis yang sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sedangkan Mingyu sudah memegang buku bertemakan arsitektur.

"Udah dapet?" tanya Mingyu.

"Belum, kayanya ngga ada. Pulang aja deh,"

"Yaudah lain kali gue anter lo lagi."

"Makan dulu, mau gak?"

"Oke, gue bayar ini dulu." ucap Mingyu menunjuk bukunya.

Restoran Jepang kini menjadi latar tempat yang dikunjungi, Yerin sudah memesan makanan begitu juga dengan Mingyu.

"Dek?"

Yerin menoleh, melihat sang kakak yang sedang menggendong anaknya.

"WIDIIIH SHALOM!" Yerin mengulurkan tangannya untuk menggendong Shalom-anak Taehyung.

"Bapaknya nggak akan disapa ini teh?" sindir Taehyung.

"Ngga usah, Masnya gak penting."

"Bangtae?" mata Mingyu menyelidik.

"Mingyu?!"

Tahun lalu, Taehyung mendapatkan sebuah proyek pembangunan museum di Tiongkok dan Mingyu-lah partnernya.

Posisi sekarang, Yerin menggendong Shalom lalu di sebelahnya Mingyu dan di hadapannya Taehyung. Orang-orang mungkin salah paham dengan situasi ini begitu juga dengan Hanbin yang baru saja datang.

"Yer?" mata milik Hanbin melirik ke arah Mingyu, Taehyung dan Shalom secara bergantian.

-

Maaf lama tidak update:(

Imagination - Hanbin Yerin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang