💖 13. Gladys 💖

1.7K 199 46
                                    


Di kantor Pagi ini Saga tiba seperti biasanya, sang CEO memang terkenal dingin dan judes juga tak banyak bicara. Pembicaraan rapat tempo hari adalah memilih siapa brand ambassador. Siska melaporkan kalau sudah ada yang cocok untuk jadi brand ambassador mereka.

"Pak, ini hasil pemilihan brand ambassador buat produk kita," ucap Siska menyerahkan berkas kepada Saga sambil berjalan di samping Saga. Tadi, Siska melihat Saga yang baru turun dari mobilnya. Kemudian, gadis itu melihat tampilannya di kaca dan segera saja menghampiri bos pujaan hatinya. Tidak peduli, bosnya itu sudah punya istri Dan anak. Sedikit centil berharap dapat pemasukan lain untuk dirinya

Saga mengambil dokumen itu. Siska masih mengikuti Saga sampai akhirnya mereka masuk ke dalam ruangan.

"Hmmm ... jadi dia yang bakal jadi BA nya?" tanya Saga sambil duduk. Siska masih berdiri melihat penampilan Saga yang selalu memukau.

"Iya, Pak. Dia sangat cocok untuk produk kita Dan sudah diadakan pemilahan juga."

"Oke siapin semuanya saya mau adakan rapat, sama bagian branding juga kreatif" ucap Saga kepada Siska.

"Emm, baik, Pak. Itu dokumennya?"

"Saya masih mau lihat, jadi kamu siapkan saja biar saya yang bawa nanti."

"Oh gitu baik, Pak," ucap Siska lalu segera menyiapkan ruangan rapat Dan pemberitahuan kepada karyawan lain.

Sementara Saga masih menatap dokumen lalu menatap ke depan tak fokus. Beberapa saat kemudian. Siska mengetuk pintunya untuk memberitahukan kalau semuanya sudah siap. .

"Pak, semuanya sudah siap," ucap Siska kepada Saga.

"Ya terimakasih. Kamu tunggu di sana saja. Nanti saya yang ke sana," ucap Saga.

"Baik, Pak." Siska pun lantas mengangguk Dan segera untuk ke ruangan rapat.

Sebelum ke ruang rapat dia membuka ponselnya. Ada pesan masuk Dari istrinya membuatnya tersenyum.

(Semangat kerjanya Bee. Jangan lupa makan siang. Maafin aku hari ini karena udah bikin Kamu sebel.)

Sederhana tapi mampu membuat Saga semangat meskipun mereka sempat bertengkar, Tapi sang istri sudah meminta maaf.

(Terimakasih, love. Kamu juga jangan capek-capek di rumah. Maafin aku juga karena udah keras kepala tapi itu buat kebaikan kalian ya?)

Setelah membalas itu Saga langsung saja menuju ke ruang rapat Dan memasukan ponselnya di saku. Saga masuk ke ruang rapat. Di dalam sudah ada beberapa orang yang hadir. Ada kreatif Dan karyawan lainnya.

"Selamat pagi," sapa Saga.

"Pagi, Pak." Rapat pun kemudian dimulai untuk membahas pemilihan BA. Setelah ada masukan Dari kreatif membuat Saga sebenarnya tidak terima. Dia sudah mewanti-wanti untuk tidak dipilih nama itu. Tapi, kreatif tetap kekeh memilih nama itu.

"Jadi, BA kita yang cocok adalah Gladys, Pak. Semua yang kita butuhkan semua mengarah ke Gladys." Salah seorang karyawan mengatakan pendapat yang menjadi suara bulat semua tim.

"Itu 'kan ada yang lain kenapa harus Gladys. Saya enggak setuju," ucap Saga. Mereka semua bingung kenapa tiba-tiba Saga tidak terima. Padahal, mereka tahu Saga orang yang perfectionist seharusnya pilihan Gladys adalah yang tepat.

"Loh, kenapa, Pak? Gladys ini yang saat ini sesuai dengan kritera yang kita butuhkan. Gladys juga sedang naik daun, followersnya banyak akan membuat produk kita pun naik drastis kalau pakai BA Gladys. Dan itu salah satu pertimbangan kami," komen salah satu kreatif. Karna selama ini dia sudah melihat perkembangan Gladys.

Memang betul semua yang dibutuhkan masuk kepada kriteria Gladys. Tapi, dia tidak punya alasan spesifik agar tidak Gladys yang dipilih.

"Kali ini saya setuju dengan Reno, Pak. Gladys itu pintar, cantik dia juga lagi populer dalam melakonkan setiap sinetronnya. Bahkan sedang digandrungi oleh fansnya," ucap karyawannya yang lain membela Reno kreatif yang memilih Gladys.

"Gladys menjadi pilihan yang paling tepat karena Gadis itu memiliki konsen khusus terhadap kesehatan terlihat dari sosial medianya yang seringkali mengajak masyarakat dan pengikutnya untuk ikut melakukan makan sehat dan juga berolahraga," ucap Reno lagi. Saga kali ini tidak bisa berkutik. Semua sudah setuju kalau Gladys yang jadi Brand Ambasador mau tidak mau dia pun akhirnya menyetujuinya.

"Yasudah kalau menurut kalian dia yang terbaik. Tapi, kalau ada masalah atau tidak sesuai kalian yang akan bertanggung jawab Dan berhadapan dengan saya," ucap Saga. Walaupun, dia tidak yakin karna memang kerjanya Gladys pun Bagus Dan professional.

"Bapak keberatan kalau kita memilih Gladys?" tanya mereka lagi.

"Tidak. Sudah kita ambil Gladys untuk jadi, BA. Dan rapat kita cukupkan sampai di sini. Kalian bertanggung jawab kepada tugasnya masing-masing. Saya enggak mau ada kesalahan sedikitpun," ucap Saga lagi. Lalu, dia bangkit dari duduknya meninggalkan ruang rapat dengan para karyawan yang bingung dengan sikap bosnya.

"Pak Saga kenapa? Tumben banget beliau rapat tapi kelihatan kesel gitu," ucap mereka setelah Saga ke luar dari ruangan.

"Iya ya, kayak enggak suka gitu sama Gladys kenapa ya?"

"Jangan-jangan Pak Saga kenal sama Gladys terus ada sesuatu kali." Salah satu tebakan mereka. Siska yang mendengar itu jadi curiga ada apa dengan bosnya.

"Udah-udah. Kalian kenapa malah gibah! Kembali ke kerjaan kalian masing-masing saya juga mau kembali ke kerjaan." Siska harus mencari tahu kenapa Saga terlihat tidak suka setelah Gladys yang dipilih menjadi BA.

Saga tidak setuju dengan Gladys yang dipilih karna perempuan itu adalah masa lalunya. Dia juga teman Reres saat ajang pemilihan kecantikan beberapa waktu lalu. Bagaimana, kalau Gladys akan jadi BA pertemuan mereka akan semakin sering.

"Permisi, Pak. Ada Gladys BA kita yang datang untuk menemui, bapak," ucap Siska yang masuk.

"Untuk apa ke sini sekarang?" tanya Saga. Orang itu adalah orang yang ingin dia hindari lebih dulu tapi kenapa malah datang ke sini.

"Saya tidak tahu. Hanya bilang ingin bertemu dengan bapak," ucap Siska. Saga tadinya ingin menolak tapi takut Siska malah berfikiran yang aneh-aneh jadi lebih baik dia suruh masuk aja gadis itu.

"Yasudah suruh dia masuk," ucap Saga dengan malas.

"Baik, Pak. Silahkan, Mbak," ucap Siska yang menyuruh Gladys masuk. Gladys sudah berada di belakang Siska membuat Gladys pun langsung muncul di hadapan Saga.

"Selamat pagi, Pak Saga," ucap Gladys dengan senyumnya.

"Ya, pagi. Ada keperluan apa?" tanya Saga to the point dengan nada dinginnya. Siska masih ada di sana.

"Saya dengar saya terpilih jadi BA produk milih Bapak saya hanya ingin mengucapkan terimakasih sudah memilih saya."

"Bukan saya yang milih kamu. Tapi, Tim kreatif," ucap Saga lagi. Gladys dengan senyumnya tiba-tiba jadi hilang. Siska yang melihatnya pun tersenyum. Dia merasa Gladys ini akan menjadi saingannya mendapatkan bosnya. Dan Siska tidak mau itu terjadi.

"Ehmm ... ya intinya saya mau terimakasih saja. Senang bisa akan bekerjasama bersama, Kamu Ga," ucap Gladys lagi berusaha untuk tidak tersulut kekesalan kepada Saga. Orang yang pernah menjadi mantannya.

Saga hanya anggukan kepalanya. "Yasudah, kalau tidak ada keperluan apa-apa lagi. Kamu silahkan ke luar. Siska bawa ke luar saya masih ada urusan kerjaan lain," ucap Saga menyuruh mereka ke luar.

"Tapi, Pak-"

"Maaf, Mbak. Mari saya antar ke luar karna Pak Saga sedang sibuk kerjaan lain," ucap Siska sedikit menarik Gladys. Gladys pun dengan kesal menghempaskan tangan Siska Dan dua berlalu sendiri. Siska menunduk sejenak lalu menutup pintu untuk ke luar dari ruangan.

Cinta 100 Kg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang